PINISI.co.id- Tokoh Literasi Bachtiar Adnan Kusuma, mengecam pernyataan Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Ridwan Bae yang menyoroti kerusakan infrasturuktur jalan di Sulawesi Tenggara, melalu saluran youtube penasultra.id di FB, pada 23 Juli 2022 yang lalu. Ridwan mengomentari pembangunan perpustakaan di Sulawesi Tenggara sesuatu yang tidak prioritas karena masih ada jalan rusak. “ Untuk apa perpustakaan itu? Orang sekarang tinggal buka google,” kata Ridwan Bae melalui link https://fb.watch/eUkNiJWUpc/.
Menurut Tokoh Penerima Penghargaan Tertinggi Nugra Jasadharma Pustaloka Perpustakaan Nasional RI ini, pernyataan Ridwan Bae, sesungguhnya mencinderai Visi Misi dan Renstra pasangan Presiden dan Wakil Presiden Jokowi-Mahruf Amin yang memilih mengutamakan pembangunan sumber daya manusia melalui akselerasi gerakan literasi, gerakan membaca dan gerakan penyediaan perpustakaan yang refresentatif di seluruh Kabupaten Kota dan Provinsi di Indonesia. Selain, pernyataan tersebut,” kata Dekralator Nasional Perkumpulan Penulis Profesional Indonesia Pusat ini, tidak sesuai dengan amanah Undang-Undang Perpustakaan Nomor 43 Tahun 2007 pada Pasal 1 Ayat 1 yaitu” Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi para pemustaka”, juga merendahkan Undang-Undang Perbukuan Nasional Nomor 3 Tahun 2017 Pasal 11 Ayat b yang ”memberikan dukungan terhadap terciptanya masyarakat belajar, masyarakat gemar membaca dan masyarakat gemar menulis”.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki perpustakaan yang refresentatif dan tidak ada bangsa yang besar tanpa perpustakaan,” tegas Penggerak Akademi Literasi Nasional Ika BKPRMI Perpustakaan Nasional ini.“Kami mengecam pernyataan Pak Ridwan Bae, yang menyamaratakan antara pembangunan jalan dengan pembangunan karakter manusia melalui pembangunan peradaban manusia lewat institusi perpustakaan.
Karenanya, BAK meminta Ridwan Bae, menarik pernyataannya dan meminta maaf kepada masyarakat pegiat literasi di seluruh Indonesia, Pustakawan, Profesional Perbukuan, Instistusi Gemar Membaca, Gemar menulis dan Gemar Literasi Indonesia.
“ Atas nama pegiat literasi nasional, saya mengecam dan meminta Pak Ridwan Bae, menarik pernyataannya yang menyebutkan untuk apa perpustakaan diadakan” papar BAK. (Van)