Tolak Politik Uang untuk Pilkada yang Bermartabat!

0
807
- Advertisement -


Kolom M. Shamsi Ali

Pilkada serentak di Indonesia semakin dekat dan tentunya semakin memanas. Kampanye para kandidat juga menjadi kampanye yang tertantang. Selain karena persaingan di antara kandidat, juga suasana Covid 19 menjadi beban tersendiri dalam kampanye kali ini.

Pada sisi lain dengan tragedi Covid 19 dan segala permasalahan yang ditimbulkan, termasuk permasalahan ekonomi dan lapangan kerja, kampanye kali ini juga membuka ruang untuk terjadinya “pelecehan” demokrasi dan Pilkada yang bermartabat.

Betapa tidak, di masa normal saja kerap politik uang begitu ganas. Suara rakyat begitu mudah dibeli. Apalagi memang di masa pandemi ini. Pastinya banyak di antara warga yang memang membutuhkan, bahkan terdesak oleh kebutuhan sehari-hari.

Di sinilah masyarakat akan teruji. Teruji karakter moralitasnya, sekaligus wawasan politik dan kebangsaannya. Artinya dengan godaan uang dan ekonomi di tengah tuntutan akibat pandemi ini, rakyat teruji apakah mampu mempertahankan karakter moral itu? Atau justeru tersungkur ke dalam pelukan “money politic” (politik uang) yang dilancarkan oleh kandidat-kandidat tertentu.

- Advertisement -

Atau apakah masyarakat (pemilih) akan kehilangan akal sehat dan wawasan politik yang sehat dalam memilih karena jebakan uang politik itu? Atau akankah warga tetap barakal sehat dan berwawasan politik yang rasional dalam menentukan pilihannya?

Sebagai putra bangsa yang telah lama di luar negeri, tentu saya sangat ingin melihat bangsa dan negara kita semakin dewasa dan sehat dalam berdemokrasi dan berpolitik. Di negara mana saja ketika uang menjadi “maha kuasa” maka akan terjadi berbagai pelecehan Demokrasi dan politik itu sendiri.

Masyarakat kerapkali tanpa sadar ternina bobokan oleh hiburan sesaat “money politik” yang justeru merusak masa depan daerah dan generasi. Karena ketika politik uang telah merasuki cara pandang warga dalam berdemokrasi dan berpolitik maka akan terjadi “mata rantai” syetan perpolitikan itu sendiri.

Seorang pejabat yang memenangkan pertarungan politiknya dengan uang niscaya memiliki kepentingan besar untuk mengembalikan dana yang telah dikeluarkan. Pada akhirnya kepentingan negara/daerah atau rakyat menjadi pertimbangan kesekian dalam pemerintahannya.

Tentu akhirnya sebagai putra daerah, terkhusus Pilkada Bulukumba, saya sangat berharap agar berjalan lancar, aman, damai, sukses dengan hasil yang terbaik. Tujuannya hanya satu menjadikan Bulukumba maju, kuat, jaya, makmur dan berkeadilan.

Untuk mewujudkan itu diperlukan Pemimpin yang memang berkarakter, berkemampuan dan berpengalaman. Pemimpin yang memang mengetahui dengan baik seluk beluk semua permasalahan Bulukumba dan memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk penanganannya.

Tapi dari semua itu, harapan besar saya sebagaj Putra Bulukumba agar warga semakin sadar Demokrasi dan politik, serta “smart” (memiliki kepintaran) dalam menentukan pilihannya. Jangan sampai terbuai oleh bujukan “politik uang” sebagai hiburan sesaat. Percayalah, politik uang merusak tatanan Demokrasi dan politik, bahkan masa depan Bulukumba itu sendiri.

Tolak money politik. Tegakkan Demokrasi dan Pilkada yang bermartabat di kampung kita!

New York, 18 November 2020

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here