Ulla Nuchrawaty Usman, Membaca Dengan Hati dan Menafsirkan Dengan Laku Tindakan, Mengenalnya Lebih Empat Puluh Tahun

0
144
- Advertisement -

Kolom Fiam Mustamin

BAGAIMANA mengenanal dan apa yang mengesankan.

Tiga fase waktu interaksi itu terjadi, pertama, di Komunitas Dewan Kesenian Makassar ( DKM ) awal 1970 an.

Kedua, di arena pergerakan aktivis Pemuda dan Paguyuban Sosial Budaya Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan ( KKSS ) awal 1980 an di Jakarta.

Ketiga, di pergerakan kajian Politik Pemerintahan Institut Lembang Sembilan ( IL9) tahun 2004.

Kota Makassar Awal 1970

- Advertisement -

APA kondisinya?

Ini masa awal kebangkitan kehidupan sosial ekonomin setelah dua dekade daerah Sulsel dan kota Makassar dicekam oleh gejolak kekacauan dari pemberontakan gerilyawan Kahar Muzakar/ DI TII dan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Di kota Makassar dan di daerah, pendidikan di sekolah terus berjalan sekalipun kekacauan terjadi dimana mana.

Dari kondisi ini menyiratkan bahwa masyarakat Sulawesi Selatan memiliki tekad untuk memelihara pendidikan apapun tantangannya.

Di awal tahun lepas Sekolah Lanjutan Atas di Makassar, saya bertemu sejumlah aktivitas wanita dari kampus berdiskusi di tengah senior budayawan seniman dari Dewan Kesenian Makassar/DKM.

Saya mengenali dan terkesan dengan narasi perbincangan mereka: Ulla Nuchrawaty, Oelfah Syahrullah, Mubha Kahar Muang dan Marwah Daud.

Mereka berbeda jurusan, masing masing dari Kedokteran, Budaya Sastra, Ekonomi dan Sospol Komunikasi.

Dalam hati, mereka wanita itu cerdas dan bertalenta, akan kemana mereka kelak ?

Jakarta 1980-an

SEPERTI menjawab pertanyaan di atas, tak terduga bertemu kembali dengan Ka Ulla bersama aktif di pengurusan KKSS era Ketua Umum Andi Oddek dan Sekjen Ahmad Pawennei, 1988.

Seterusnya tiga periode dalam era kepemimpinan Beddu Amang, 1988 sampai dengan 1999, satu periode sebagai Wakil Bendahara Umum dan satu periode era Ketua Umum Moh Taha sebagai Sekjen.

Di era tiga periode kepengurusan di KKSS, dengan posisi jabatan dan kapasitasnya sebagai aktivis pergerakan di berbagai organisasasi dari ekstra kemahasiswaan/HMI dan Kemasyarakatan : IDI, KOWANI, KOSTSI, GOLKAR, PMI dan LEMHANAS berkontribusi besar dalam mengelola organisasi PAGUYUBAN KKSS yang berbasis Adab Pangedereng yang tersebar di seluruh pelosok tanah air hingga di manca negara.

Di masa sembilan tahun di BPP KKSS menginisiasi lahirnya Yayasan Pendidikan Latimojong untuk pemberian bea siswa, menggelar dialog dan pagelaran budaya berkala di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), silaturahmi berkala dengan warga yang mendapatkan promosi jabatan amanah publik, Pertemuan Saudagar Bugis Makassar berkala setiap tahun dan lain yang bersifat sosial seperti bencana alam dan kerusuhan konflik sosial.

Di era pertengahan tahun 198O-an Kak Ulla pernah saya tampilkan menyampaikan tausyiah ramadhan di asrama Mahasiswa Anoa Indonesia Timur.

Asrama ini dibangun untuk putera putera pelajar dari kawasan Indonesia Bagian Timur yang diresmikan dengan prasasti Presiden Soekarno pada 1956.

Alumni asrama itu tercatat antara lain Frans Seda, Arnold Baramuli dan Arnold Monamutu.

Dari tahun 1960 sampai 1980 an tercatat penghuninya antara lain Amir Phada, Abdul Salam Rombe, Dhani, Abdul Asis Hakim, Muslimin MT, Andi Odding, Basri, Kuruseng, Tiro, Hasbi Lambong, Lasaid, Thamrin Duppa, Mursalim, Wahab, Syamsu Bachri, Derek Mananka, Freddy Marentek dan Alif we Onggang.

Penggerak Pergerakan Kajian Institut Lembang Sembilan

LEMBAGA kajian ini dibentuk sebagai sebagai salah satu instrumen untuk mensupor pemerintahan Presiden SBY dan Wapres JK periode 2004 – 2009 dan kak Ulla direkrut sebagai Sekretaris Umum lembaga itu.

Lembaga ini telah mengantarkan tiga kali pemenang Pilpres yaitu SBY JK tahun 2004,, Jokowi JK tahun 2014,
dan Jokowi Maruf Amin tahun 2019.

Kak Ulla berperan aktif di periode awal sebagai Sekretaris Umum yang menggalang dukungan dari komunitas sosial paguyuban KKSS, Sapayung Minangkabau, Ormas Kultural JK dan Pers Jaringan Alwi Hamu.

Interaksi 12 tahun di paguyuban Adab KKSS dan Lembaga Kajian itu hakikatnya adalah interaksi emosional kultural sehingga saya dapat mengformulasikan sosok Kak Ulla seperti judul di atas.

Lebih jauh dan mendalam lagi dapat mengenalnya dengan membaca bukunya : Selendang Kebangsaan Kiprah dan Pemikiran, 2000.

Di buku itu tergambarkan tentang sosok yang loyal dan berintegritas pada pilihan hidupnya yang memilki sense of solidarity dan sense of humanity yang berujung memberi kemanfaatan bagi sesama, aamiin.

Legolego Ciliwung 13 Desember 2024

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here