PINISI.co.id- Reni Marlinawati (47) yang akrab disapa Teh Reni, pada Kamis, (13/8/20) genap tujuh hari berpulangnya. Acara demi acara dilakukan untuk mengenang almarhumah Reni.
Reni adalah sedikit di antara perempuan yang melejit karirnya di panggung politik RI ini. Reni berdarah Sunda (Sukabumi), berparas cantik, muda, cerdas dan ramah. Kepergiannya mengagetkan karena tak ada berita sakit sebelumnya.
Tujuh hari bagi siapapun yang berpulang akan mudah terlupakan, sekalipun namanya acapkali mewarnai perbincangan publik.
Di hari ketujuh ini, Reni masih menyisakan kenangan. Masih menyisakan sapaan yang akrab, memanggil, “Kakak, apa kabar?”
Sapaan itu selalu ada, mulai sejak Reni belum menjadi apa-apa hingga puncak karir di akhir khayatnya menjadi anggota DPR RI dan Wakil Ketua Umum DPP PPP, partai berlambang Ka’bah.
Reni selalu menyapa orang yang dikenalnya. Senyuman selalu menghiasi wajahnya.
Malam sebelum kepergiannya, saya dan Kak Prof Nurhayati Djamas sempat menyebut nama Reni. “Reni orangnya baik.”
Bang Idris Zaeni juga menyampaikan hal sama. Sejawatnya dulu di PPP Yuyon Ali Fahmi dan Farida juga kaget dan kehilangan sosok Reni.
“Yang jelas Reni orang baik. Terbukti banyaknya orang yang melayat,” kata Mas Yuyon disambung sang isteri Farida yang keduanya adalah senior Reni di PPP dahulu, saat bertandang di Warung Pada Idi’ makanan Khas Bugis Makassar di Tanjung Priok beberapa hari lalu.
Belum lagi Kak Lena Mariana Mukti kehilangan mendalam atas berpulangnya Reni. Sejawatnya di PPP.
Pelayat dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, masyarakat umum hingga tokoh.
Media sosial pun masih mewarnai wajah dan nama Reni. Alfatiha pun masih terkirim untuknya.
Reni berpulang dengan hijaunya
Tubuhnya tinggi, kulit putih, entah karena kebetulan atau memang kebiasaan selalu bertemu dalam balutan hijau. Hijaunya HMI dan hijaunya partainya dimana ia bernanung yaitu PPP.
Reni adalah perempuan petarung. Tak kenal kalah. Sekalipun suaranya tergerus pada pileg 2019 hingga menghentikan langkahnya duduk di DPR RI ke sekian kalinya. Reni lagi-lagi pulang ke kampung halamannya Sukabumi hendak mendulang suara untuk Sukabumi 1 yaitu Bupati.
Dari sang suami Bang Amin, di malam berpulangnya menjelaskan bahwa Reni beberapa waktu lalu sakit tipus. Namun kondisinya sudah membaik.
Reni tak mengenal lelah. Hari Jumat, seminggu lalu, ia kembali ke PPP di jl Diponegoro Jakarta untuk menunaikan janjinya. Di PPP lah jua ia menghembuskan nafas terakhirnya.
Reni adalah perempuan hijau, HMI, KAHMI, ia mengabdi. Berkarir dan berakhir di PPP. Hijaunya Reni Marlinawati, tentu adalah bagian dari dalamnya cinta pada di mana ia berpijak selama ini.
Selamat kembali kekharibaan Ilahi Sang Pencipta, menjemputmu lebih dahulu adinda. Inilah yang terbaik, menjemputmu lebih awal karenaNya masih menyayangimu.
Sapaanmu masih tersisa di telinga kami. Semoga kedamaian dan kesejukan di alam kubur memeluk hari-harimu. Telah kau tandai dirimu dengan terobosan pelayat di tengah ganasnya covid 19 ini. Bunga duka. Dan ribuan pelayat mengantarmu di kampung halamanmu di mana hendak kau tidur selamanya menunggu etape selanjutnya. [Jumrana Salikki]