Hikmah Abdul Hamid Husain
Jika ada yang keberatan kedatangan tamu di rumahnya, ini pertanda Kemahnya Iman, dan mengingkari Sunnah Rasul.
Silatur Rahim adalah kewajiban. Allaah SWT menegaskan dalam Firman Nya, bahwa siapa yang memutuskan Silatur Rahim, maka Allaah juga akan putuskan hubungan Allaah dengannya.
Di zaman kekinian, berkunjung ke rumah Sahabat demi memperkokoh Silatur Rahim, tidaklah mudah. Perlu kemauan kuat, harus meluangkan waktu di sela sela kesibukan, perlu biaya transport dan dll. Berbahagialah orang orang rumahnya selalu terbuka untuk tamu. Bersyukurlah jika sering kedatangan tamu.
Karena setiap tamu yang datang, saat mereka keluar dari rumah untuk pulang, saat itulah dosa-dosa pemilik rumah ikut keluar dari rumah dan pergi menghilang.
Selain dosa-dosa menghilang, pahala pahala pun bertambah: pahala Silatur Rahim, pahala memberi minum dan makan, pahala memberi rasa bahagia dll.
Karena itu, berkunjung untuk Silatur Rahim, tidak mudah, baik yang berkunjung maupun yang dikunjungi, maka Allaah memberi imbalan yang luar biasa:
– memperpanjang usia yang effektif, bukan umur panjang tapi sengsara
– mempermudah datangnya rezeki yang membahagiakan
Inilah sebuah kisah nyata pada Rasuulullaah SAW dengan Sahabatnya;
Seorang isteri datang mengeluhkan Suaminya kepada Rasuulullaah SAW karena sikap suaminya yang selalu ingin mencari pahala dengan menjamu tamu.
Kebiasaan suaminya selalu mengundang orang-orang datang ke rumahnya dan menjamunya, menyebabkan sang isteri repot dan merasa kelelahan.
Setelah perempuan itu puas mengadukan kebiasaan suaminya, diapun pulang meninggalkan Rasuulullaah SAW tanpa mendapatkan jawaban apa pun dari Rasuulullaah SAW.
Setelah beberapa waktu berlalu, Rasuulullaah ingin datang berkunjung ke rumah Suami-isteri itu, dan Rasuulullah SAW mengabarkan kepada sang Suami :
“Aku adalah tamu di rumahmu hari ini.”
Betapa bahagianya sang suami mendengar ucapan Rasuulullaah tersebut, maka dia segera menghampiri isterinya untuk mengabarkan bahwa tamu hari ini adalah Rasuulullaah SAW.
Sang isteri pun merasa bahagia karena kabar tersebut, dia pun segera mempersiapkan jamuan makanan yang terbaik. Dia lakukan hal ini dengan penuh rasa bahagia, bangga dan hati yang berbunga bunga.
Ketika Rasuulullaah SAW akan pergi dari rumahnya setelah meni’mati hidangan, dan sambutan hangat dari Tuan Rumah,
Rasuulullaah pun bersabda kepada Sang Suami;
“Saat Aku nanti hendak melangkah keluar dari rumahmu, panggil Isterimu dan minta dia melihat ke pintu tempat aku keluar.”
Saat Isteri melihat Rasuulullaah SAW keluar dari rumahnya, terlihatlah hewan hewan melata, seperti Kalajengking dan berbagai binatang berbisa lainnya ikut di belakang Rasuulullaah SAW.
Terkejutlah sang Isteri dengan apa yang dilihat di depannya.
Maka Rasuulullaah SAW bersabda : “Seperti itulah yang terjadi. Setiap kali tamu keluar dari rumahmu, maka keluar pula segala bala’, bahaya dan segala binatang yang membahayakan dari dalam rumahmu.”
Memuliakan tamu adalah bagian dari Iman. Hukumnya wajib.
Rasuulullaah SAW bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلأخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ.
( رواه البخارى و مسلم )
Artinya:
“Siapa yang beriman pada Allaah dan Hari Akhirat, hendaknya ia memuliakan tamu tamunya.”
(Hadits Sahih Riwayah Al Imam
Al Bukhari dan Muslim).
Rasulullah SAW mengingatkan ancaman Allaah SWT akan memutuskan hubungan Nya dengan hamba yang memutuskan Silatur Rahim:
قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَنَا الرَّحْمَنُ، وَأَنَا خَلَقْتُ الرَّحِمَ، وَاشْتَقَقْتُ لَهَا مِنَ اسْمِي، فَمَنْ وَصَلَهَا وَصَلْتُهُ، وَمَنْ قَطَعَهَا بَتَتُّهُ
Artinya:
Allaah SWT Yang Maha Besar dan Maha Kuasa Berfirman:
“Aku adalah Yang Maha Pengasih (Ar-Rahmaan).
Aku Membuat ikatan persaudaraan dan Memberinya nama dari namaKu.
Siapa yang mempertahankan Silatur Rahim, maka dia mempertahankan hubungannya dengan Aku.
Dan Aku akan memutus hubungan dengan siapa saja yang memutuskan Silatur Rahim”
(Disebut dalam kitab Al-Adab Al-Mufrad).
Rasuulullaah SAW bersabda;
perintah untuk bersilatur rahim yang diriwayatkan oleh Abu Ayyub Al-Anshaari:
تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ، ذَرْهَ
Artinya: “Beribadahlah pada Allaah SWT dengan sempurna jangan syirik, dirikanlah Sholat, tunaikan zakat, dan jalinlah Silatur Rahim dengan orangtua dan saudara.”
(Hadits Sahih Riwayah Al Imam Al Bukhari).
Hadits Ancaman Memutus Silatur Rahim mendapatkan dosa;
مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ اللَّهُ تَعَالَى لِصَاحِبِهِ الْعُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا – مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ فِي الآخِرَةِ – مِثْلُ الْبَغْىِ وَقَطِيعَةِ الرَّحِمِ
Artinya:
“Tidak ada dosa yang lebih pantas disegerakan balasannya bagi para pelakunya di Dunia -bersama dosa yang disimpan untuknya di Akhirat- daripada perbuatan zalim dan memutus Silatur Rahim”.
(Hadits Sahih Riwayah Al Imam Abu Daud).
Hadits lain, Rasuulullaah SAW mengingatkan ancaman bagi pemutus Silatur Rahim.
Abu Jabir Bin Muth’im meriwayatkan bahwa Rasuulullaah SAW bersabda:
لا يَدْخُلُ اَلْجَنَّةَ قَاطِعٌ
Artinya:
“Tidak akan masuk Surga orang yang memutus Silatur Rahim”.
(Hadits Sahih Riwayah Al Imam
Al Bukhari dan Muslim).
Catatan
1. Inilah hikmah memuliakan tamu dan tidak berkeluh kesah karena kedatangan tamu. Tidak cemberut.
2. Rumah yang banyak dikunjungi tamu adalah rumah yang dicintai Allaah.
Sungguh bahagia rumah yang selalu terbuka untuk tamu, terutama anak anak yatim dan tak berpunya.
Rumah inilah yang selalu dinaungi Rahmat, keberkahan dan perlindungan Allaah SWT.
3. Rasuulullaah SAW bersabda :
“Jika Allaah Menginginkan kebaikan suatu keluarga, maka Allaah akan Memberikan hadiah kepada mereka”.
Para Sahabat bertanya :
“Hadiah apakah itu, yaa Rasuulallaah?
Rasuulullaah bersabda :
“Tamu yang datang berkunjung akan menyebabkan turunnya rezeki untuk pemilik rumah dan menghapus dosa-dosa penghuni nya”.
Kemudian Rasuulullaah SAW bersabda :
“Rumah yang tidak dimasuki tamu, Malaikat Rahmat tidak akan masuk ke dalamnya.”
Selanjutnya Rasuulullaah SAW bersabda :
“Tamu adalah penunjuk jalan menuju Surga.”
Rasuulullaah SAW bersabda :
“Siapa yang beriman pada Allaah dan Hari Akhirat, maka hendaklah dia memuliakan Tamunya.”
Jangan pernah bosan menerima tamu di rumah, karena tamu adalah utusan Allaah untuk mencurahkan Rahmat Nya kepada rumah dan keluarga penghuninya. Senyumlah dan jangan pernah cemberut pada tamu.
Jika ada perasaan enggan, bosan dan apalagi menggerutu jika kedatangan tamu di Rumah, ini adalah pertanda Iblis dan Setan sudah menghuni rumah tersebut bersama keluarga penghuninya. Disunnahkan mengucapkan “selamat datang” kepada para tamu.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA: Tatkala Abi Qais sebagai utusan datang kepada Rasuulullaah SAW, Rasuulullaah bersabda:
مَرْحَبًا بِالْوَفْدِ الَّذِينَ جَاءُوا غَيْرَ خَزَايَا وَلاَ نَدَامَى.
(رواه البخارى)
“Selamat datang para utusan yang datang terhormat, tanpa merasa diabaikan dan menyesal.”
(Hadits Sahih Riwayah Al Imam
Al Bukhari)
Penutup, mari kita berdoa:
Yaa Allaah, anugerahkan kami jiwa dan hati yang selalu bahagia menerima dan menjamu tamu.
Yaa Allaah bimbinglah kami untuk selalu eling mengingat Mu yaa Allaah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik baiknya kepada Mu;
اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
(Allaahumma a’innaa ‘alaa dzikriKa, wa syukriKa, wa husni ‘ibaadatiKa).