BAK : Perlu Budaya Netiket Dibangun Agar Pemakai Platform Digital Tak Liar

0
395
- Advertisement -

PINISI.co.id- Pandu Digital Go To School bekerja sama Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Pandu Digital Indonesia dan Kominfo kembali menghadirkan Tokoh Literasi Penerima Penghargaan Tertinggi Nugra Jasadharma Pustaloka Perpustakaan Nasional RI yang juga Juru Bicara Tim Pendamping Literasi Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Bachtiar Adnan Kusuma, Kadis Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Setiawan Aswad dan Ketua Tim Satgas Nasional Pandu Digital JSDI, Anshar Syukur pada seminar bertajuk “ Literasi Digital”, Sabtu 10 September 2022 diikuti 500 orang guru SMA SMK dari Kab. Barru, Kota Pare-Pare dan Kabupaten Pinrang dipandu Meteria Eliza dari Pandu Digital Purwa JSDI.

Kadis Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Dr. Setiawan Aswad, M.Dev.,Plg. Tampil sebagai pembicara pertama dengan membedah Digital Culture. Menurut Setiawan, budaya bermedia digital tantangannya adalah bagaimana guru-guru memiliki kemampuan literasi digital yang saat ini sedang berproses berimigrasi ke literasi digital. Karena itu, Setiawan menekankan perlunya kompetensi dan kemampuan berliterasi digital para guru-guru agar cakap berliterasi digital dengan tetap memerhatikan budaya digital yang sesuai dengan karakter dan tipikal masyarakat Sulawesi Selatan.” Kami berharap guru-guru haruslah menjadi contoh yang baik berliterasi budaya yang baik agar bisa menjadi contoh dan teladan bagi siswa-siswi di setiap satuan pendidikan baik di SMA dan SMK di Sulawesi Selatan” harap Ketua Tim Pendamping Literasi Daerah Provinsi Sulawesi Selatan ini.

Sementara itu, Bachtiar Adnan Kusuma menggugat pentingnya pemahaman dan kemampuan Digital Ethic dalam berliterasi digital. Menurut Deklarator Perkumpulan Penulis Profesional Indonesia Pusat dan Penggerak Akademi Literasi Nasional Ika BKPRMI Pusat dan Perpustakaan Nasional ini, perlunya etika dalam menggunakan internet ataupun platform digital agar setiap pengguna ataupun pemakai Platform Digital tidak liar dan sembarang mengumbar pesan, apalagi mengirim informasi yang tidak sopan melalui FB, Youtube, IG, Line dan Whattshapp.

“ Jangan sembarang mengirim pesan yang belum jelas sumber, sasaran dan efek yang bakal ditimbulkan ketika pesan tersebut dilempar di media sosial. Karena itu, BAK berpesan agar setiap pengguna media sosial, sebaiknya menggunakan bahasa yang sederhana, renyah, sopan, jangan mengumbar semua hal-hal yang sifatnya pribadi, apalagi mengesampingkan orang lain. “ Hati-hati dalam memilih kerabat bermedia sosial, jaga dan hargai privasi orang lain,” papar BAK.

BAK juga mengutip perspektif budaya literasi digital, posisi Sulsel memiliki peringkat tertinggi dari seluruh Indonesia dari aspek melek literasi digital. Misalnya kata BAK, indeks literasi digital Sulsel berada pada posisi tertinggi dalam pemakaian Whatsapp 97, 1 persen. Sementara pemakaian FB 92,8 persen dan Youtube 77, 4 persen. Artinya, indeks literasi digital Sulsel tinggi terutama kemampuan memanfaatkan Platform Digital. “ Persoalan lainnya, indeks kegemaran membaca Sulawesi Selatan masih berada di urutan 11 dari 34 provinsi yaitu 11,91 persen pada 2021. Saya berharap kemampuan literasi membaca dan menulis sejurus dengan kemampuan literasi digital kita” harap BAK.

- Advertisement -

Karena itu, BAK menegaskan diperlukan kecakapan literasi baca dan tulis sebagai pondasi dasar dalam memanfaatkan literasi digital agar tidak terjebab memanfaatkan dan melakukan provokasi SARA, menyebarkan berita hoaks, perundungan yang merugikan orang lain.” Budaya Netiket sangat penting dibangun terus menerus agar bisa memperlakukan orang lain lebih baik seperti memperlakukan diri sendiri,” kunci BAK.

Ketua Tim Satgas Nasional Pandu Digital JSDI, Anshar Syukur, S.Kom.M.Ikom., lebih mengurai dengan jelas, bagaimana Digital Skill penerapannya pada satuan pendidikan di Sulawesi Selatan. Anshar juga menekankan bagaimana agar setiap satuan pendidikan di Sulawesi Selatan menyelenggarakan kegiatan Pandu Digital ekstrakurikuler dengan membentuk segera pengurus/anggota Eskul Pandu Digital. Selain itu, Anshar Syukur juga menekankan perlunya segera membentuk pembina Ekstrakurikuler Pandu Digital yang dibuktikan dengan SK dan bagi setiap kepala sekolah penyelenggara Ekstrakorukuler Pandu Digital menjadi anggota JSDI dan telah memeroleh badge merah pandu digital. (Van)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here