Ziarah Spritual DAJ PPSP IKIP Ujungpandang ke Yogya, Pulang Ke Kotamu Walau Kau Tak Kembali

0
857
- Advertisement -

Walau kini kau telah tiada tak kembali, Namun kotamu hadirkan senyummu abadi, Ijinkanlah aku untuk selalu pulang lagi, Bila hati mulai sepi tanpa terobati …

PINISI.co.id- Para alumni PPSP IKIP Ujungpandang yang berhimpun dalam PPSP Jabodetabek (DAJ), ditambah dari Bandung, Makassar dan Kendari sudah tiba di rumah masing-masing setelah selama tiga hari 3-5 Maret 2023 melakukan “perjalanan spritual” di kota Jogjakarta — salah satu tempat ikonik dan punya pertalian kesejarahan panjang dengan Makassar.

Yogya menjadi pilihan yang pas bagi jebolan SMA PPSP yang kini sudah bubar menyusul para alumninya yang telah “pergi” satu demi satu, sampai suatu ketika jejaknya pupus ditelan masa.

Itulah sebabnya alumni PPSP yang masih tersisa kerap menggelar pertemuan dan kunjungan agar simpul silaturahmi tidak terputus sehingga setiap momen perjumpaan dapat dijadikan sebagai ungkapan suka cita.

Selain diikuti DAJ Jabodetabek, kloter Makassar yang terdiri dalam tiga rombongan dibawah pimpinan Afifuddin Amri, Hidrawaty Ambo Ala dan Andi Dora menggenapi 42 peserta yang semua sudah berusia lebih dari separuh baya, bahkan tidak sedikit sudah pensiun dengan predikat opa oma. Sebagian kondisi fisiknya kurang bugar bahkan beberapa di antaranya rentan terhadap penyakit, namun hal itu tidak merintangi untuk saling menyemangati. Rasa sakit serta merta teratasi oleh kerinduan dan kegembiraan. Maklum, peserta reunian yang dikemas dengan acara Jokka-jokka DAJ adalah keluaran 1975 hingga 1988.

- Advertisement -

Atmosfer pertemuan pun diliputi oleh suasana seperti masa-masa SMA puluhan tahun lampau. Tak heran apabila setiap percakapan penuh dengan canda tawa dan ditingkahi oleh pengggunaan bahasa ‘slank’ Makassar, laiknya seperti anak-anak SMP dan SMA bercakap-cakap sehingga keakraban bertambah cair dan guyub.

Menurut Marmin Pontoh, di usia pensiun seyogianya kita tetap melakukan kegiatan-kegiatan sosial, di antaranya melakukan reuni, sedikitnya pertemuan bulanan, entah lewat arisan misalnya. “Karena itu dalam pertemuan jangan sungkan untuk saling mengingatkan dan berbagi kabar serta pengalaman,” kata Marmin.

Sepandangan dengan Marmin, senior PPSP Nurdin Arsyad mengemukakan bahwa silaturahim merekatkan tali persahabatan dan menguatkan persaudaraan. “Silaturahmi merupakan tempat paling pantas untuk berbagi cerita dan kebahagiaan,” ucap Nurdin.

Meski dibantu tongkat, Nurdin tampak sumringah dan selalu mengedepankan pesan-pesan kebajikan ketika berinteraksi dengan yunior-yuniornya.

Lebih dari itu, dari obrolan-obrolan tak jarang tersingkap suatu rahasia yang selama ini disembunyikan, atau mendapatkan berbagai kisah inspirastif sebagaimana dituturkan Ilham Manangkasi, yang sejak sekolah menjual es keliling dan menjadi pemeran pengganti dalam atraksi penjual obat di Lapngan Karebosi. Hasil dari situ Ilham yang kini menyandang profesor buat jajan termasuk meneraktir kawan sekolahnya.

  

Sementara itu Ketua DAJ Jabodetabek Ikhsan Gaffar menggugah anggotanya untuk terus merawat nilai-nilai persahabatan sehingga keberadaan DAJ terus dapat dikenang.

Selaku nakoda DAJ, Ikhsan selalu mengutamakan kekompakan dan senantiasa memberi layanan istimewa pada setiap perhelatan dan kali ini status Yogya sebagai daerah istimewa benar-benar dirasakan.

Sepanjang waktu selama lima hari, ‘anak-anak SMA Pembangunan” ini tidak lepas dari kelakar dan banyolan-banyolan konyol sejak perjalanan bis dari Jakarta ke Jogya pada 2 Maret dan demikian pula sebaliknya. Kendati ditempuh sekitar 10 jam lebih dengan jarak 570 kilometer rasa lelah tidak begitu penat lantaran perjalanan sepenuhnya diliputi oleh hiburan dan canda tawa tiada habisnya.

Ini adalah serupa ziarah spritual ke masa lampau, di mana peristiwa kekinian merupakan konstruksi dari kelampauan. Fase termanis dalam ziarah itu adanya saat di SMA PPSP Ujungpandang dan di Jogya kenangan itu kembali diulang. Lebih dari sekadar healing karena nilai spritualnya lebih dinikmati.  

Maka setibanya di Jogya, senda gurau tetap mewarnai pertemuan sehingga tak ada lagi sekat-sekat dan lapis sosial. Sama rasa sama rata dan berlangsung tanpa jarak. Tak ayal lagi, saling meledek antara yunior dan senior yang mengocok perut, saling berbaur dan cair satu sama lain disatukan spirit PPSP.

Ketika turun senja di  Chandari Heaven, Alfiah Amiruddin mengantar gelaran dengan latar candi Prambanan dan gunung Merapi yang tampak ramah.  Kerlap kerlip lampu di kota pusat budaya Jawa ini menambah romantiknya acara lebih-lebih saat Alfiah dirayakan ulang tahunnya pada malam itu.  

Pada kesempatan itu, diberikan cendera mata kepada tiga sesepuh DAJ: Nurdin Arsyad, Marmin Pontoh dan Andi Emma Mannaungi. Ketiganya seperti orangtua yang mengawasi anak-anaknya yang sedang bermain, bernyanyi dan berjoget.

Keesokan harinya, perjalanan berikutnya ke kawasan Gunung Merapi, setelah lebih dulu kulineran dengan mencicipi gudeg yogya dengan cita rasa kuat. Sore, ke kawasan oleh-oleh sekalian berswafoto di titik-titik spot kawasan Malioboro, dan sekitarnya.

Meski tubuh mulai pegal, dilanjutkan pada malam hari di penginapan digelar hiburan dan secara bergantian bernyanyi hingga menjelang larut malam.

Sedianya Harris Athur hedar ingin bergabung akan tetapi karena dinas yang tidak bisa ditinggalkan, ia urung, namun mengkonversinya dengan jamuan makan siang sebelum ke Solo dan balik ke Jakarta pada malam harinya.

Pastinya dari Jokka-jokka ini, keakraban harus selalu dirayakan melalui energi positif mumpung umur masih tersisa, sebagaimana harapan para anggota DAJ.

Seperti lirik lagu Yogyakarta yang dilantunkan KLA Project,  …terhanyut akan nostalgia, saat kita sering luangkan waktu, nikmati bersama… (Alif)  

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here