Catatan Ilham Bintang
” Kondisi masih belum stabil.
Albumin nya rendah, HB nya rendah,” ujar Nina Kartika, putri Nani Wijaya yang bertugas menemani ibunya di RS Fatmawati, Rabu ( 15/3) malam.
Albumin adalah protein pada darah yang membentuk sebagian besar plasma darah. Sebagai protein utama di plasma darah, albumin memiliki banyak fungsi, yaitu menjaga tekanan pada pembuluh darah serta mengangkut zat seperti hormon dan obat-obatan.
Bila jumlah albumin dalam tubuh kurang maka akan terjadi penimbunan cairan dalam jaringan (eodema) misalnya bengkak di kedua kaki. Atau bisa terjadi penimbunan cairan dalam rongga tubuh misalnya di perut yang disebut ascites.
Adapun Hemoglobin atau Hb adalah protein yang ada di dalam sel darah merah. Protein inilah yang membuat darah berwarna merah. Dalam kadar yang normal, hemoglobin memiliki banyak fungsi bagi tubuh. Oleh karena itu, kadar normal hemoglobin perlu selalu dijaga. HB yang normal adalah 12 – 16 g/dl.
Butuh 10 Kantong Darah
Percakapan kami semalam dengan Nina di WhatsApp tercatat pukul 22.10 WIB Lebih kurang sekitar 5-6 jam sebelum aktris legendaris Nani Wijaya mengembuskan nafas terakhir.
Semalam saya menghubungi Nina melanjutkan informasi dari Connie Sutedja di WAG Artis “C-Nior”. Aktris legendaris itu yang juga sahabat dekat Nani Wijaya menginformasikan kebutuhan darah 0 sepuluh kantong untuk Nani. Info itu segera saya teruskan ke kawan pengurus Palang Merah Indonesia Pusat (PMI) Husain Abdullah. Juru bicara mantan Wapres Jusuf Kalla itu cepat merespons. Ia meminta surat kebutuhan darah dari RS. Nina pun mengirimkan surat dimaksud dalam hitungan menit.
Setelah diproses, ternyata ada kesalahpahaman. Pihak PMI DKI memberitahu kebutuhan darah Nani Wijaya telah dipenuhi. Nina mengonfirmasi itu. Yang dibutuhkan sebenarnya, adalah donor darah untuk pengganti darah dari PMI DKI. Butuh 10 donatur berdarah 0 untuk Rabu pagi. ” Sekarang baru tersedia 5 orang,” ungkap Nina. Info donasi darah untuk Nani Wijaya memang beredar di sosial media diupload keluarga maupun kawan-kawan dekat.
Saya menutup percakapan semalam dengan Nina sambil memanjatkan doa agar Nani Wijaya segera disembuhkan penyakitnya oleh Allah SWT. Namun, bangun tidur tadi pagi, berita duka atas wafatnya Nani Wijaya telah bersebaran di WAG -WAG. Innalillahi Waiinailaihi Rojiun.
Kabar Nani Wijaya meninggal dunia dikonfirmasi oleh anak mendiang, aktris Cahya Kamila.
“Telah bepulang ibunda kami tercinta dengan tenang Ibu Hj. Nani Widjaya di RS Fatmawati pada 16 Maret 2023 pada pukul 3.28. Mohon dimaafkan segala kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja,” tulis Cahya pada unggahan di Instagram, Kamis (16/3/23).
Nani Wijaya dilarikan ke rumah sakit dua pekan silam karena mengalami sesak nafas. Nani memang beberapa waktu belakangan mengalami gangguan kesehatan. Gejala Azheimer. Tahun lalu, aktris yang telah berkarir sejak tahun 60 itu masih sempat menghadiri acara Silaturahim Komunitas Artis “C-Nior “di rumah Rano Karno. Kondisinya susah menghapal nama kawan-kawannya. Camelia Malik bercerita, untuk bisa dikenal, ia terlebih dahulu menyebut nama Persari. Nani cepat merespons. Nama Camelia Malik pun bisa diingatnya. Persari adalah nama perusahaan film Djamaluddin Malik, ayah Mia, panggilan akrab Camelia Malik. Perusahaan film itu berdiri tahun 50 an.
Artis senior Widyawati bersama Ninik L Karim sempat membesoek Nani di RS tanggal 2 Maret lalu. ” Waktu itu sedang tidur atau tidak sadar saya kurang tahu. Yang pasti, saya panggil- panggil tapi no respons,” ungkap Widyawati tadi siang. Itu sebabnya, Widyawati hanya memotret dirinya tanpa menampakkan wajah Nani yang dibesoeknya. ” Saya memang tidak pernah tega memotret kawan dalam kondisi sakit,” terangnya.
Kisah Camelia Malik
Akhir bulan Februari, di sela-sela Kongres PPFI di Pusat Perfilman, Mia tiba-tiba teringat Nani Wijaya. Waktu itu kami berempat, saya, Camelia Malik, Deddy Mizwar, dan Zairin Zain rehat Isoma kongres PPFI. Ia secara khusus membahas kondisi kesehatan Nani. Mia bernisiatif menggalang partisipasi kawan-kawan untuk menyiapkan kebutuhan Nani Wijaya dan keluarga selama bulan suci Ramadhan.
Kami memang puluhan tahun saling mengenal keluarga Nani Wijaya. Suaminya, almarhum Misbach Jusa Biran adalah tokoh penting perfilman Indonesia. Sudah kami anggap orang tua dan guru kami. Almarhum selain pakar di dunia film, khususnya penulisan skenario dan sutradara, juga punya peran yang menonjol adalah, guru agama. Membimbing dan senantiasa mengingatkan insan film taat beribadah.
Nani Wijaya kelahiran Cirebon 10 November 1944. Terjun di dunia akting sejak dekade ’60-an. Telah berperan sebagai pemain berbagai film dan sinetron setiap tahunnya. Di awal karirnya tercatat beberapa film penting yang ia bintangi. Antaranya : “Gunung Kawi” ( 1961), “Si Doel Anak Betawi” (1973), “Yang Muda Yang Bercinta”, “Nostalgia di SMA” ( 1980), “RA Kartini” (1982), “Opera Jakarta (1985)” dan ” Catatan si Boy I (1987), III (1989) dan IV (1990).
Nani memulai debutnya di sinetron sejak 1995 dan sudah tampil di berbagai judul sinetron berepisode panjan. Yang paling menonjol “Bajaj Bajuri ” sebagai Emak (2002-2007), lanjut ke “Si Cecep ” pada 2004, “Kemilau Cinta Kamila “1-3 (2010), dan “Tukang Bubur Naik Haji the Series” ( 2012-2017) yang fenomenal itu.
Nani Wijaya menikah dengan mendiang Misbach Yusa Biran pada 1969 hingga sutradara legendaris itu meninggal dunia pada 2012. Dari pernikahan tersebut, lahir enam anak, termasuk aktris Cahya Kamila dan mendiang Sukma Ayu.
Kemudian Nani Wijaya menikah lagi dengan sastrawan dan budayawan Ajip Rosidi pada 2017. Namun Ajib meninggal dunia pada 2020.
Ba’da Dzuhur, diringi tangis keluarga, kerabat, dan sahabat-sahabat insan perfilman, jenasah almarhumah dimakamkan di TPU Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Semoga almarhumah Husnul Khotimah. Dipertemukan kembali dengan orang- orang tercinta di Sorga, terutama suami dan anak yang telah mendahuluinya.