Kolom Fiam Mustamin
BOLA artinya sao atau rumah di Bugis.
Bola Katabang artinya rumah kayu panggung, demikian halnya dengan
Bola Seppu, dari kayu pilihan yang tidak dimakan rayap dan tahan air.
Kayu itu namanya kayu Ulin dan Hitam, banyak tumbuh di hutan Kalimantan dan Sulawesi.
Dijadikan rumah oleh Tetua Adat pemerintahan sebuah kaum dari bangsawan ( Datu, Arung Matoa, Mangkau, Opu, Karaeng dan Maradia ) Matoa, Tau Pabbicara, Paddanreng dan Sulawatang di tanah Bugis Makassar.
Rumah jenis itu ditemui di wilayah Addatuang dan Kerajaan/Saoraja/ Balla Lompoa antara lain di Lalabata/ Botto/Lajoa dan Tajuncu di Soppeng, Cinnatobi/Tosora di Wajo, Lemo Ape dan Watanpone, di Bone, Massepe di Sidenreng, Palopo di Luwu, Sawitto di Pinrang, Wiringtasi Mangkoso/ Balusu/ Tanete di Barru, Gowa danTallo, Tamalatea di Takalar, Binamo di Jenneponto dan Sinjai.
Selain itu, kayu pilihan juga digunakan untuk membuat jembatan dan perahu pelayaran angkutan.
Bahkan di zaman kolonial dijadikan sebagai Armada Perang Karaeng Bonto Marannu dan Karaeng Galesong menaklukkan kolonial Belanda di pulau Jawa
Bola Katabang Dirakit Tanpa Paku Besi
SEKIAN lama semasa kanak-kanak yang hanya bisa menyaksikan bola itu dari jauh, kini dapat masuk ke dalam bola tersebut yang berpetak empat dengan sisi petak yang tidak tersekat.
Petak yang bawah lebih rendah tembus dari pintu masuk disebut Tapping.
Dapat menyaksikan bangunan itu dengan kayu-kayu pilihan yang tetap utuh dengan perekatnya dari kayu disebut Paccala.
Bangunan ini usianya seratusan tahun lebih yang dibangun pada masa penaklukan Belanda.
Mengagumkan kearifan tetua yang membangunnya / panre bola itu.
Berbagai cerita tentang riwayat bola dari orang-orang yang pernah menghuni bola itu.
Rumah-rumah seperti ini seyogianya dilestarikan dan dirawat oleh Pemerintah Daerah sebagai rumah waris budaya dan menjadi destinasi wisata budaya bagi generasi ke generasi hingga akhir zaman.
Legolego Batua Mks 11 Mei 2023
