PINISI.co.id- Kota Padang, Sumatera Barat menjadi tuan rumah dalam acara Pekan Nasional (Penas) Tani dan Nelayan XVI pada 10-15 Juni 2023 yang dipusatkan di Lanud Sutan Syahrir. Untuk mensukseskan perhelatan nasional ini, Dinas Pertanian Kota Padang menyiapkan 3.000 rumah penduduk untuk peserta dari seluruh Indonesia.
Rumah-runah penduduk yang dijadikan homestay peserta tersebar di beberapa kecamatan yakni Kecamatan Koto Tangah, Padang Barat, Padang Utara dan Nanggalo.” Khusus kontingen dari Sulawesi Selatan tersebar di Kecamatan Koto Tangah khususnya di Kelurahan DadokTunggul Hitam.
Ketua RT 05 RW 11 Reni mengatakan bersyukur dan bangga RT 05 ditunjuk sebagai tempat kunjungan silaturahmi Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman kepada seluruh kontingen asal Sulawesi Selatan.
Acara silaturahmi Gubernur Sulawesi Selatan dengan warganya berlangsung Jumat malam pukul 19.30 di bawah tenda yang didesain seperti tenda pengantin di samping mushallah Babuljannah. Hujan tidak mengurangi antusiasme kontingen Sulawesi Selatan menyambut gubernurnya. Acara silaturahmi ini berlangsung semarak dihadiri beberapa tokoh masyarakat setempat.
Sebagai tanda syukur dan bangga wilayahnya dijadikan tempat silaturahmi, salah seorang tokoh masyarakat Minang meberikan souvenir buku kepada Gubernur Sulawesi Selatan. Adalah Eliyusman Karim mewakili seluruh warga RT 05 RW 11 Kelurahan Dadok Tunggul Hitam menyerahkan buku berjudul “Generasi Emas (Pemikir Gadang Minangkabau)”.
Menurut Eliyusman dalam sambutan singkatnya, buku ini kami serahkan kepada bapak gubernur karena buku ini berisi tokoh-toloh bangsa asal Minangkabau yang terlibat langsung ikut mendesain Indonesia merdeka. Lebih menariknya lagi pak gubernur, buku ini ditulis oleh orang Bugis asli akademisi Universitas Ekasakti Padang bernama Ruslan Ismail Mage.
Mendengar itu gubernur memberi apresiasi kepada penulis orang Bugis yang menulis kebesaran gagasan tokoh bangsa asal Minangkabau. Gubernur menerima dan membaca pesan Tan Malaka di sampul belakang buku yang menggunakan bahasa Minang, “Ingek bahaso dari dalam kubua, suaro denai labiah dareh daripada di ateh bumi” yang artinya : ingatlah bahwa dari dalam kubur, suara saya lebih keras daripada di atas bumi. Tepuk tangan pun bergerumuh sambil sayup terdengar, “Luar biasa silaturahmi malam ini, penulis bukunya orang Bugis, gubernur Sulawasi Selatan pun bisa berbahasa Minang”. (Andika)