PINISI.co.id- Kepala Madrasah Tsanawiah Negeri 1 Romangan, Kabupaten Jeneponto, H.Abdul Rahman, S.Ag.M.M. menyampaikan kesannya pada sesi prolog Pembukaan Talkshow Generasi Aktif Literasi yang digelar Duta Baca Kabupaten Jeneponto, Bukamaruddin dan MTs Negeri 1 Romangan, Jeneponto, Kamis 29 Februari 2024.
Menurut Abdul Rahman, pihanya sangat bersyukur karena Tokoh Literasi Nasional Bachtiar Adnan Kusuma, hadir dan memberikan pencerahan tentang pentingnya literasi membangun peradaban.
Abdul Rahman, menegaskan dengan hadirnya Bung BAK di Madrasah Tsanawiah Negeri 1 Romangan Jeneponto, selain memberikan amunisi kepada peserta didik terkait literasi, baca dan tulis, juga menggugat pentingnya memperkaya kosa kata lewat literasi membaca sebagai modal untuk bisa menulis yang baik.
“ Saya berharap dengan hadirnya Bung BAK di depan guru-guru dan siswa-siswi MTs Romangan, membuka pintu mengembangkan Gerakan Literasi Madrasah sehingga anak-anak memiliki kemauan mengakses, memahami dan menggunakan sesuatu secara cerdas dengan memperkuat membaca, melihat, menyimak, menulis dan berbicara. Karena hanya dengan Gerakan Literasi Madrasah mampu menumbuhkan budi pekerti peserta didik melalui pemberdayaan ekosistem literasi madrasah,” harap Abdul Rahman.
Sementara Duta Baca Kabupaten Jeneponto, Bukamaruddin berharap dengan Insight Literasi yang disampaikan Tokoh Literasi Bachtiar Adnan Kusuma menginspirasi dan memotivasi kesadaran berliterasi para pendidik dan peserta didik MTs Negeri 1 Jeneponto. “ Bung BAK telah menggugat budaya literasi guru-guru dan siswa-siswi MTsN1 Jeneponto dan ini telah menjadi pemicu sekaligus aksi menjadikan membaca sebagai arena peningkatan kualitas guru dan siswa,” kata Bukamaruddin.
Sementara itu, Bachtiar Adnan Kusuma, menegaskan kalau mendorong dan mengajak satuan pendidikan menempatkan literasi menjadi kebutuhan primer adalah wajib. Karena itu, BAK, sapaan akrab Bachtiar Adnan Kusuma yakin dengan mengajak, mendorong, membuka jalan bagi guru, Kepsek dan siswa-siswi pentingnya Literasi dan Pembudayaan membaca menjadi jantung pendidikan.
Nah, kuncinya, kata BAK budaya membaca dan menulis haruslah dibangun secara terus menerus,, tanpa henti. Selain budaya membaca yang tinggi, akan menciptakan ekosistem pendidikan yang maju juga menjadi paramater tingkat kemajuan literasi di setiap ekosistem pendidikan.
“Jangan berharap banyak pendidikan bisa berkualitas tanpa budaya membaca tinggi menjadi habit di satuan pendidikan. Caranya, ya kita dorong terus menerus agar guru dan siswa menempatkan membaca menjadi urat nadi peningkatan kualitas guru dan siswa di satuan pendidikan,” papar Penulis Buku Tokoh-tokoh Nasional dan lokal ini di depan ratusan siswa-siswi dan guru-guru MTs Negeri 1 Jeneponto. (Man)