PINISI.co.id- Menariknya di Hari Jadi Kabupaten Jeneponto ke 161 Pemerintah Kabupaten Jeneponto dan Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Turatea (KKT) mempersembahkan Festival Kuliner Gantala Jarang (Ganja), akan berlangsung pada Selasa 30 April 2024 di Lapangan Soeharto, Tolo Kecamatan Kelara, Jeneponto. Festival yang digelar dalam rangka memperingati puncak HUT 161 Kabupaten Jeneponto pada 1 Mei 2024 digelar sebagai salah satu even kolosal bergenre kuliner khas dan unik.
Ketua Umum Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Turatea, Dr. H. Alimuddin, S.H.M.H.M.Kn. berharap dengan Festival kuliner khas Jeneponto “Gantala Jarang” menjadi pemicu adrenalin tumbuh dan berkembangnya kuliner khas Jeneponto. Selain menjadi pemicu tumbuhnya efek kesejahteraan warga Jeneponto melalui Festival kuliner Gantala Jarang, Alimuddin juga berharap Kabupaten Jeneponto semakin maju dan kesejahteraan masyarakatnya meningkat.
Karena itu, Alimuddin yang juga Tokoh pendidikan Sulawesi Selatan, berharap di HUT 161 Kabupaten Jeneponto bisa menjadi ruang evaluasi atas kekurangan-kekurangan yang perlu ditangani oleh Pemerintah Kabupaten Jeneponto. Selamat HUT 161 Kabupaten Jeneponto semoga semakin maju kedepan” harap Pembina Universitas Mega Rezky Makassar ini.
Hal lain yang menarik, selain di HUT 161 Kabupaten Jeneponto digelar Festival Gantala Jarang, juga Tokoh Literasi Nasional yang juga Penerima Penghargaan Tertinggi Nugra Jasadharma Pustaloka Perpustakaan Nasional RI, Bachtiar Adnan Kusuma, mempersembahkan sebuah buku bertajuk “ Pernak-Pernik Pemikat Hati Budaya Turatea” yang akan diluncukan pada 1 Mei 2024.
Bachtiar Adnan Kusuma, menjelaskan dalam buku Pernak-Pernik Pemiikat Hati Budaya Turatea ikut diurai tentang Gantala Jarang pada bagian keempat dari sepuluh bagian isi buku yang ditulisnya bersama Budayawan Yudhistira Sukataya dibantu Haerullah Lodjik, Duta Baca Jeneponto Bukamaruddin, Ani Kaimuddin Machmud dan Tim dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Jeneponto yang dipimpin Abd. Gafur.
Menurut BAK, Gantala Jarang adalah makanan khas tradisional masyarakat Kabupaten Jeneponto. Sulawesi Selatan yang berbahan daging kuda yang direbus dalam waktu yang lama dengan mengggunakan wadah khusus, biasanya dari potongan drum atau gentong berukuran besar wadah di jerang di atas api dari kayu bakar. BAK menegaskan kalau daging kuda direbus dan garam kasar secukupnya, lalu diberi campuran bumbu dari akar-akar kayu dan kunyi seperlunya.
“Makanan ini memiliki rasa dan aroma khas yang tak ada duanya di dunia” kata Ketua Forum Nasional Penerima Penghargaan Tertingggi Nugra Jasadharma Pustaloka Perpustakaan Nasional RI, Kepala Badan Nasional LABBAIK PP IKA BKPRMI dan Deklarator Nasional Perkumpulan Penulis Profesional Indonesia Pusat, Ketua Harian DPD Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan yang juga Ketua LPM Terbaik 1 Kota Makassar dan Ketua Gerakan Pembudayaan Minat Baca (GPMB) Kabupaten Maros ini.
“ Terima kasih kepada Bapak Pj. Bupati Jeneponto, Bapak Ketua Umum PP KKT Dr.H.Alimuddin, S.H.M.H.M.Kn. dan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Jeneponto yang telah mengangkat kembali eksotis dan keunikan khas Gantala jarang sebagai Pemikat Hati Budaya Turatea,” kata Bachtiar Adnan Kusuma, Sabtu 27 April 2024 di Jeneponto. (Man)