Patologi dan Dinamika

0
675
- Advertisement -

Kolom Nazwar, S. Fil. I., M. Phil.

Patologi sebagai istilah bermakna lawan dari normal, merupakan lanjutan ulasan artikel sebelumnya tentang topik tersebut. Kali ini spesifik tentang beberapa poin yang lebih mendasar yaitu seputar nilai, simbol, dan kenyataan dalam diskursus kewarasan.

Nilai menjelma simbol keadilan menjadi ratu adil, kebersamaan atau lebih harmonis nan-romantis dikenal dengan istilah populer bersatu justru dengan menghadirkan “musuh bersama” dengan kesendirian sebagai jaminannya dan lain sebagainya.

Kondisi yang lebih menyedihkan adalah ketika nilai seolah berfungsi pada kenyataan terbalik, yang tertindas, papa lagi dalam keadaan sepi, sendiri lagi lemah justru yang diserang. Serta kejahatan menjadi lumrah justru dibiasakan dan menjadi sekedar basa-basi kehidupan.

- Advertisement -

Pada kondisi demikian telah diingatkan Allah dalam al-Qur’an Surat ar-Ruum Ayat 7 yang berikut artinya: “mereka tahu hanya sebatas yang nyata dari kehidupan dunia. Dan mereka terhadap akhirat mereka lalai.”

Tidak sekedar kebutuhan ragawi, bahkan ibadah idealnya diiringi kekhusyu’an. Tidak berarti ibadah menjelma simbol-simbol dan ritual, sebab yang Zahir dari ibadah sebagaimana yang diungkapkan seorang ketat dalam spiritual bahwa zikir lebih baik senantiasa terjaga selain dari lepas dari padanya. Namun secara sederhana, kondisi orang beriman senantiasa baik, seperti berpikir, berzikir atau amal Zahir akan semakin meningkat kualitasnya sebagaimana orang-orang salih terdahulu dikabarkan ruku’ dan sujud dengan khusyu’.

Seiring itu peringatan di atas, bukan berarti menafikan dialektika serta sekedar hidup lurus dalam pengertian naif, namun menjalani jalan lurus dengan yang sesungguhnya jalan lurus. Artinya beberapa fenomena model diskusi merupakan bagian dari peringatan jenis hikmah dan dapat mendatangkan manfaat terutama bagi yang takut akan apa yang diperingatkan.

Demikian harapannya dapat bermanfaat dan membawa berkah tidak hanya penulis rasakan, namun juga pembaca dan dengan mengindahkan peringatan serta sebisa diri pelan-pelan dapat mengambil hikmahnya.

Walhasil, ulasan kali ini ditutup dengan peringatan juga termasuk terhadap patologi agar tidak senantiasa berkubang dengannya, al-Qur’an Surat al-Kahfi Ayat 57, berikut terjemahnya: “dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, lalu dia berpaling darinya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya?

Sungguh, Kami telah menjadikan hati mereka tertutup, (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (Kami letakkan pula) sumbatan di telinga mereka. Kendati pun engkau (Muhammad) menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk untuk selama-lamanya.”

Naswar, Penulis Lepas Lintas Jogja Sumatera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here