Kolom Fiam Mustamin
BAGAIMANA menjabarkannya.
Bila pemerintah berkehendak masalah itu bisa diurai solusinya dengan membicarakannya bersama masyarakat kampus dan adat.
Seperti apa, jauh sebelum Kemerdekaan 1945 telah ada kerajaan dengan peradabannya ratusan tahun silam.
Dari situ dapat ditelusuri warisan kearifan peradaban itu antara lain dari Jawa, Bali, Minangkabau dan Bugis.
Bugis dengan pemahaman hubungan antara keseimbangan/harmoni kehidupan yang dikenal dengan Eppa Sulapa / empat sisi: Manusia dengan Pencipta, sesama manusia, manusia dengan alam raya, dan manusia dengan makhluk.
Dari warisan kearifan itu dapat ditafsir dari keberadaan alam raya dengan perilaku seperti Jawa dengan Hasta Brata, Bali dengan Tri Hita Karana, Minangkabau dengan Alam Takembang Jadi Guru.
Itu yang antara lain diantara ratusan etnis suku yang memiliki peradaban. Dari situ dapat diformulasikan untuk kepemimpinan nasional bangsa dan kepemimpinan di tingkat lokal daerah yang dimaksimalkan dan tidak diseragamkan.
Kearifan itu meliputi semua aspek kehidupan di pemerintahan,tatanan masyarakat, kehidupan bermata pencarian di pertanian, kelautan dan perdagangan.
The Right Men of The Job
DENGAN penulusuran itu kita dapat gambaran untuk bagaimana pengelolaan sebuah bangsa besar, wilayah kepulauan yang luas dan keragaman etnis dan budayanya.
Dengan adanya pemahaman itu Negara dapat gambaran berupa blue print untuk bagaimana mengelola pemerintahan dengan efektif dan memilih pembantu penyelenggara pemerintahan dengan SDM yang terukur kompetensinya di masing- masing sektor yang dikuasainya.
Tidak diumbar menjadi jatah akomodasi kekuasaan politik dari partai-partai koalisi.
Nampaknya sepele, tapi hal ini sangat urgen dalam menyelenggarakan pemerintahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara menuju Era Emas Indonesia pada 2045 yang ditargetkan.