Ketegasan dan Konsistensi Zulkifli Atjo Tersimpan Prestasi dan Jiwa Seni Tanah Mandar

0
868
- Advertisement -

PINISI.co.id- Praktisi hukum yang juga Kepala Humas Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Dr. H.Zukifli Atjo SH MH yang disapa Pak Atjo, ternyata menyimpan jiwa seni yang belum diketahui banyak orang termasuk rekan kerjanya.

Saat Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memperingati HUT RI dan MA ke-79, Pak Atjo menunjukkan kepiawaian bermain piano dalam rangkaian acara konser tunggal. Jari jemarinya menari-nari diatas tuts piano dalam membawakan sejumlah nomor lagu.

Sebagai putra daerah Mandar, Sulawesi Barat, Pak Atjo melantunkan lagu daerah Sulawesi Selatan dengan judul ‘sallang salama’ di samping lagu mandar Buttu Ondongan yang ternyata lagu tersebut adalah salah satu lagu ciptaannya sendiri.

Lagu ini menceritakan tentang keberadaan Buttu Ondongan di tengah Kota Majene, tepatnya di Kelurahan Pangali-ali, Kecamatan Banggae.

Pak Atjo adalah figur praktisi hukum yang handal, tegas, religius yang diakui banyak menyumbangkan ide-ide kreatif untuk pembaharuan hukum lingkungan peradilan.

- Advertisement -

Ketegasan Pak Atjo dalam memutuskan perkara terangkum dalam kata-katanya,” Saya tidak akan memberikan ampunan bagi terdakwa pemerkosa dan bandar narkoba.”

Lebih dari itu Pak Atjo dikenal sebagai insan hakim yang memiliki pertemanan dan persahabatan, selain jiwa sosial dan kepekaan terhadap sesama.

Sebagai hakim karier, Pak Atjo juga dikenal oleh pejabat publik yang mengutamakan pelayanan masyarakat sebagaimana jabatannya selaku Humas Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Ditariknya Pak Atjo ke Jakarta, lantaran Pimpinan MA mempercayakan beliau, apalagi kedekatannya dengan insan pers. Pak Atjo sangat mendukung dan mengapresiasi adanya Forum Silaturahmi Media Mahkamah Agung Republik Indonesia FORSIMEMA-RI yang dipimpin Syamsul Bahri demi mengawal dan mengedukasi hukum di lingkungan Peradilan.

Tak kurang pula, Pak Atjo amat mengedepankan hukum iman dan Pancasila sebagai sumber dan filsafat hukum sebagai basis keadilan hukum.

Tak jarang ia selalu bertanya kepada hati nuraninya ketika memutuskan suatu perkara untuk tahu apakah orang yang akan divonis jahat atau tidak. Sebab penegak hukum yang konsisten dengan aturan hukum yang berlaku. “Jadi, hukum itu memutus demi keadilan dan kebenaran,” jelasnya.

Tak kalah penting, putusan yang diambil Pak Atjo juga berpedoman pada kitab suci Alquran serta agama Islam sesuai aqidah yang dianutnya.

“Beliau adalah sosok insan Hakim yang jujur yang pernah saya kenal,” kesan Syamsul Bahri. (Fen)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here