Hikmah Abdul Hamid Husain
Anak ada yang akan ikut bersama orangtuanya di Surga, dan ada pula anak ke dalam Neraka, dan memohon kepada Allaah agar oangtuanya ikut berkumpul dengannya di Neraka, alasannya, bahwa orangtuanya tidak mendidiknya dekat dengan Allaah.
Allaah SWT berfirman: orangtua yang baik adalah yang mendidik anaknya taat beragama, imbalannya mereka akan berkumpul di Surga:
وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِاِيْمَانٍ اَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَآ اَلَتْنٰهُمْ مِّنْ عَمَلِهِمْ مِّنْ شَيْءٍۚ كُلُّ امْرِئٍ ۢ بِمَا كَسَبَ رَهِيْنٌ .
(الطور الاية ٢١)
“Orang-orang yang beriman dan anak cucunya mengikuti mereka dalam keimanan, Kami akan mengumpulkan anak cucunya itu dengan mereka kelak di dalam Surga. Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal kebajikan mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya.
(QS At Thuur, surah ke 52, ayat 21, halaman 524 )
Allaah SWT melarang meninggalkan anak yang lemah dalam semua hal, anak yang jauh dari agama;
وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا
“Dan hendaklah takut kepada Allaah orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap kesejahteraannya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allaah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar”.
(QS An Nisaa’, surah ke 4, ayat 9, halaman 78).
3. Inilah sebuah kisah nyata, true story;
Hati-hati, jangan salah didik anak, gara-gara anak orangtua bisa masuk Neraka.
Sebuah kisah yang tersemat dalam Hadits Rasuulullaah SAW mengenai kedua orangtua yang menunggu anaknya di depan pintu Surga.
Orangtua enggan masuk Surga lebih dahulu jika tanpa anak semata wayangnya. Setelah mencari dan menunggu cukup lama, datanglah sang anak yang ditunggu. Ternyata anak semata wayangnya itu dikawal oleh Malaikat penjaga Neraka.
Ketika sang anak mendekat, dia justru menyalahkan kedua orangtuanya. Dirinya bisa sampai berbuat maksiat karena terlalu dimanjakan dan tidak dididik dekat dengan agama oleh Bapak Ibunya semasa hidup di Dunia.
Alhasil, si anak merasa tidak adil apabila ia masuk Neraka sendiri sedangkan kedua orangtuanya yang mendidiknya masuk ke dalam Surga.
Mendengar hal itu, akhirnya Bapak Ibunya yang semula menunggu di depan pintu Surga justru ikut dijerumuskan ke dalam Neraka bersama sang anak.
Nauzubillaah min dzaalik, semoga kita semua senantiasa dapat menjadi orangtua yang baik bagi anak-anak.
Sebaliknya, anak yang soleh, akan menjadi SEBAB orangtuanya masuk Surga:
Rasuulullaah SAW bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضى الله عنه عَنْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
إِنَّ الرَّجُلَ لَتُرْفَعُ دَرَجَتُهُ فِي الْجَنَّةِ فَيَقُولُ أَنَّى هَذَا فَيُقَالُ بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ.
(رواه ابن ماجه)
“Sungguh, seseorang akan di angkat derajatnya di Surga, lalu orang tersebut bertanya: ‘Bagaimana ini bisa terjadi? ‘ lalu dijawab;
‘Karena anakmu yang telah memohonkan ampunan untukmu’.”
(Hadits Sahih Riwayah Al Imam Ibnu Majah No. 3651).
Catatan
1. Rasuulullaah SAW berdabda, mengingatkan bahwa orangtua adalah pemimpin dalam rumah tangga, dan akan dimintai tanggungjawab nya:
أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْإِمَامُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى أَهْلِ بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَعَبْدُ الرَّجُلِ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ. (رواه البخارى)
“Ketahuilah setiap kalian adalah Pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggung jawabannya atas siapa yang dipimpin, penguasa yang memimpin rakyat banyak, dia akan dimintai pertanggung jawabannya atas yang dipimpinnya, setiap kepala keluarga adalah Pemimpin anggota keluarganya dan dia dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya, istri Pemimpin terhadap keluarga rumah suaminya dan juga anak-anaknya. Dia akan dimintai pertanggung jawabannya terhadap mereka, dan budak seseorang juga adalah pemimpin terhadap harta tuannya dan akan dimintai pertanggung jawaban terhadapnya. Ketahuilah, setiap kalian adalah bertanggung jawab atas yang dipimpinnya.”
(Hadits Sahih Riwayah Al Imam
Al Bukhari).
2. Anak tergantung didikan dan bentukan orangtua;
Rasuulullaah SAW bersabda:
مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلاَّ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
“Tiada seorangpun yang dilahirkan kecuali dilahirkan dalam keadaan suci “fithrah”.
Kedua orangtuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi”.
(Hadits Sahih Riwayah Al Imam Al-Bukhâri dan Muslim)
Penutup:
Mari kita berdoa dengan Doa yang diajarkan oleh Rasuulullaah SAW ini:
“Yaa Allaah bimbinglah kami untuk selalu eling mengingat Mu yaa Allaah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik baiknya kepada Mu”
اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
(Allaahumma a’innaa ‘alaa dzikriKa, wa syukriKa, wa husni ‘ibaadatiKa).
Penulis, alumnus Ummul Qura University, Makkah, King Abdulaziz University, Jeddah.