Gubernur NA: Wujudkan Kebersamaan. MP: Kita Ingin Berperadaban. Imam Shamsi Ali: Harus Jadi Pemenang

0
934
Koordinator PCBM Awaluddin Tjalla menepuk kendang sebagai pembuka PCBM. Didampingi panitia Aprial Hasfa (kanan) dan Sri Asri Wulandari (kiri).
- Advertisement -

PINISI.co.id– Pertemuan Cendekiawan Bugis Makassar (PCBM) I Tahun 2020 dibuka Jusuf Kalla, Sabtu pagi (27/6/20) di kediamannya lewat aplikasi Zoom. Acara ini juga dirangkai dengan Halal bihalal dan diikuti oleh cendekiawan seluruh Indonesia dan Amerika Serikat. Sekitar 42 intelektual berbicara di PCBM, 27-28 Juni.

Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah dalam sambutannya mengatakan perlu terus dijalankan untuk mewujudkan kebersamaan. “Kita kini memasuki pase new normal. Kita harus pandai beradaptasi, mencegah penularan virus korona. “Kami yakin kita semua ikhlas, mematuhi proposal kesehatan maka kita akan melewati masa pandemi ini dengan baik dan selamat.

Atas nama Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Nurdin menyampaikan terima kasih kepada Jusuf Kalla, khususnya pada aksi cepat dalam penanganan Covid-19 di Sulawesi Selatan. “Mari kita satu komitmen bersama. Kita wujudkan masyarakat religius, damai, dalam bingkai NKRI yang baldatun toyyibatun warabbun gafur

Hikmah Halal Bihalal disampaikan Dr. Shamsi Ali, tokoh Islam di Amerika Serikat.  “Ini adalah komitmen untuk bersama dan selalu hadir di garda terdepan untuk memberikan kontribusi pada bangsa dan kampung halaman kita. Ada candaan, Pinisi ini sudah menyebar sampai ke Amerika. Ammirikko. Yang pasti putra dan putri Sulsel yang terdepan memberikan kontribusi dan membuat sesuatu agar bisa dikenang,” uja Shamsi. 

Dalam adaptasi new normal, Shamsi menguraikan, kita wujudkan sesuatu yang baru. Apa yang harus kita bangun? Harus ada pembentukan mentalitas kuat seperti baja. Mengarungi dunia yang goncang. Kita butuh mental yang kuat. Tidak boleh ada rasa minder. Tidak boleh terbawa arus. 

- Advertisement -

“Modal utama kita adalah ketuhanan. Sila pertama Pancasila adajah Ketuhanan Yang Maha Esa. Kita harus jadi Al Urwatul Wutsqa, tali yang kuat. Hanya tunduk pada Allah SWT. Mental yang kuat,” katanya. 

Kita, kata Shamsi Ali dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan. Bukan ilmu konvensional. Seorang cendekiawan dituntut untuk menghadirkan inovatif dan proaktif.  Seperti kata pak JK. Luar biasa jika bicara Sunnah. Pak JK adalah saudagar. Inovatif dan proaktif pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw. Income yang tinggi, menuntut kita berbagi pada sesama, zakat dan sedekah. 

“Kita perlu perubahan karakter, perilaku, membangun tataran kolektif. Sosial karakter kita harus bangun. Yang dipuji duluan oleh Nabi Muhammad adalah Akhlakul Karimah. Ibadah shalat, puasa akan sempurna jika kita miliki akhlak yang baik,” jelasnya. 

Menurut dia, kompetisi dagang yang serba cepat. Umat ini dan putra Sulsel tidak boleh ketinggalan dan hatus menang. Semoga kita jadi pemenang. “Kita perlu kerjasama. Interkoneksi. Membangun kebersamaan. Membangun dialog dialog dengan umat beragama seperti yang kami lakukan di Amerika. Dunia interkonektif,” ajaknya.

Terakhir, lanjut Shamsi, persatuan dan kesatuan harus kita kedepankan bersama karena ada keragaman. Ragam etnis dan bshasa. Semoga Allah menjaga kita. Mohon maaf jika ada yang kurang. 

Sementara Ketua Umum KKSS Muchlis Patahna, mengharapkan PCBM dapat menghasilkan gagasan-gagasan besar untuk membangun peradaban. “Kita mendorong, politisi, dan akademis yang beradab dan memiliki peradaban yang tinggi. Menghargai tatanan hukum. Kita ingin menjadi masyarakat berperadaban yang tinggi dan bermutu,” harapnya. [SM/Lip]  

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here