Erick Pilih Perbaiki 3 Terminal di Soetta ketimbang Bangun Terminal 4 Senilai Rp 14 Triliun

0
333
- Advertisement -

 

 

PINISI.co.id- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menekankan
pentingnya efisiensi dalam setiap proyek BUMN. Erick memberi contoh terkait pengembangan terminal di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Banten.
Erick menyampaikan, sempat ada rencana penambahan terminal 4 di Bandara Internasional SoekarnoHatta. Namun, biaya yang dibutuhkan sangat tinggi untuk pengembangan terminal 4 dimaksud, ujar
Erick.

“Bandara di Jakarta kemarin sempat diusulkan untuk pembangunan Terminal 4 dengan menelan biaya hampir Rp14 triliun,” ujar Erick saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Senin
(4/11/2024).

Erick pun bergerak cepat dengan melakukan kajian komprehensif terkait rencana tersebut. Atas hasil kajian, Erick membatalkan rencana pembangunan Terminal 4 dimaksud karena diperoleh opsi lain yang jauh lebih efisien.

- Advertisement -

“Setelah kita melakukan review di kepemimpinan kami, ternyata Terminal 4 tidak diperlukan, tetapi hanya memerlukan perbaikan pada terminal 1, 2 dan 3 dengan kebutuhan dana hanya sebesar Rp1
triliun, sehingga kita bisa melihat lonjakan kapasitas bandara yang angkanya hampir mencapai 80-100 juta penumpang, itu efisiensi yang luar biasa,” lanjut Erick.

Erick menambahkan, hal ini menjadi salah satu success story di BUMN. Erick memastikan, BUMN harus mampu bekerja secara efektif dan efisien, serta bijak dalam menggunakan anggaran, baik dari
kas perusahaan maupun dari negara.

“Hal ini bentuk komitmen kami dalam mendukung pembangunan berkelanjutan melalui Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk pertumbuhan ekonomi,” sambung Erick.

Erick menyampaikan, perbaikan fasilitas di bandara merupakan bentuk dukungan konkret dalam peningkatan sektor pariwisata Indonesia. Selain Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Erick juga
akan memperbaiki Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali sebagai salah satu pintu masuk turis dari mancanegara.

“Untuk bandara Bali kita juga melakukan efisiensi, yaitu dengan melakukan renovasi, sehingga harapannya kapasitas penumpang bisa tumbuh dari 24 juta menjadi 32 juta tanpa membangun bandara baru,” ucap Erick.

Namun, Erick mempersilakan jika ada wacana pembangunan bandara baru di Pulau Dewata. Erick menyebut hal ini menjadi salah satu upaya dalam memenuhi target wisatawan Bali yang diprediksi mencapai 50 juta hingga 100 juta di masa mendatang.

“Di rapat bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Menteri Parawisata, pariwisata akan ditargetkan hampir mencapai 20-29 juta untuk lima tahun ke depan.

Artinya, dukungan ekosistem tidak
lain ada di kita, yakni BUMN, melalui bandara, penerbangan, dan lain-lainnya,” pungkas Erick. (Syam)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here