PINISI.co.id- Semester Fall ini, Direktur Program Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKU-MI), Prof. Dr. Ahmad Thib Raya dan Dr. Mulawarman Hannase mengirim 12 mahasiswa ke Hartford International University for Religion and Peace (HIU). Mereka terbagi dua program, Master, 8 mahasiswa dan Ph.D, 4 orang. Mereka tiba di Hartford sejak awal September lalu. Desember ini, 8 peserta Master akan kembali ke Indonesia dan 4 orang Ph.D akan kembali pada Maret 2025.
Selama di Hartford, mereka diberikan fasilitas, mulai dari perumahan; kartu mahasiswa agar bisa mengakses semua gedung kampus; email kampus; mengakses perpustakaan; beberapa materi kuliah tatap muka (in person), seperti Bahasa Inggris; Metodologi Riset Penafsiran Al-Qur’an; Tutorial, tiap mahasiswa didamping oleh 1 profesor; cohort meeting, evaluasi dan refleksi setiap pekan, termasuk menerima kuliah-kuliah praktis, seperti pengenalan ajaran Abrahamik, seperti tradisi atau ibadah dalam agama Islam, Kristen dan Yahudi. Di samping itu, mereka diikutkan berbagai program tour ke beberapa rumah ibadah dan tempat wisata di beberapa titik di State Connecticut, Massachusetts, New York, Virginia, Washington D.C., dll.
Dua minggu lalu, pihak HIU mengadakan Farewell Party dan penyerahan ijazah (sertifikat) ke setiap mahasiswa. Walaupun 4 peserta Ph.D masih harus tinggal 3 bulan lalu. Satu hal menarik pada malam perpisahan mereka adalah dapat menampilkan seni musik tradisional Indonesia, Angklung. Penampilan mereka memukau di hadapan sivitas HIU, hampir semua profesor dan tamu merekam dan ingin tahu lebih jauh musik Angklung.
Sebelumnya, 26 Oktober, mereka tampil dengan beberapa ragam musik, lagu-lagu daerah dan pop Indonesia dan nasyid Islam di Wesleyan University pada “Malam Budaya Diaspora Indonesia.”
Minggu kemarin, 22-27 November, mereka tour ke New York dan Washington D.C. dan sekitarnya. Mereka dipandu oleh M. Saleh Mude dan Novi Saleh Mude.
Hari pertama, mereka tiba di New York, Jumat pagi, 22 November, diterima oleh pengelola “perpustakaan teologi Kristen pertama di Barat, Amerika,” Ali Hameed dan Matthew. Mereka dipandu melihat beberapa sisi gedung dan koleksi Al-Qur’an koleksi Union Theological Seminary. Dari Union, mereka bergeser ke Gedung Perutusan (Perwakilan) Tetap Indonesia (PTRI) untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Di sana, mereka shalat Jumat, 2 mahasiswa U-PTIQ bertugas sebagai khotib dan imam shalat Jumat. Kemudian, mereka dijamu makan siang dan dipandu masuk tour di dalam gedung PBB, yang tidak jauh dari Gedung PTRI. Malamnya, mereka jalan-jalan melihat suasana Times Square dan sekitarnya.
Hari kedua, Sabtu, 23 November, mereka kunjungi Patung Liberty, salah satu ikon dan landscape Amerika. Mereka naik kapal Fery. Siangnya, mereka membeli souvenir dan makan siang di pelataran Central Park, taman terluas di New York. Sorenya, mereka kunjungi Masjid Komunitas Indonesia Al-Hikmah dan Masjid Amirul Mukminin di kawasan Queens. Mereka ketemu, berkenalan, dan berdialog dengan masyarakat (diaspora) Indonesia. Mereka dijamu makan malam. Menjelang tidur, mereka bergeser dan bermalam di gedung Konsulat Jenderal RI di kawasan Manhattan. Paginya, mereka jalan-jalan ke Ground Zero, bekas World Trade Center sebelum mereka diterima dan berdialog dengan Bapak Winanto Adi, Konsul Jenderal RI New York. Pertemuan itu sangat akrab dan diakhiri dengan berfoto bersama dan dijamu makan siang. Sorenya, mereka menuju Washington D.C. untuk tiga malam di Wisma Tilden milik KBRI.
Senin, 25 November, mereka diterima dan berdialog dengan 4 pejabat di Gedung Kantor Duta Besar RI di Massachusetts Street, dipimpin oleh I.B.M. “Sade” Bimantara, Prof. Diah Ayu Maharani (Atase Pendidikan), Carolyn Sinulingga, dan Afriyudianto. Dari KBRI, mereka kunjungi Islamic Center Washington untuk shalat duhur dan asar. Sorenya, mereka kunjungi pusat oleh-oleh atau cinderamata Washington, sebelum ke IMAM Center untuk bertemu, berdialog, dan makan malam bersama Diaspora Indonesia.
Selasa, 26 November, mereka diterima oleh 3 orang Indonesia yang sudah puluhan tahun bekerja di Voice of America (VOA): Helmi Johannes, Ariono Arifin, dan Ade Astuti. Dari Gedung VOPA, mereka diterima oleh Dr. Seyyed Hossein Nasr, 92 tahun, Profesor Islamic studies yang tenar di Amerika, di kampus George Washington University. Nasr mengaku terkesan dan punya harapan besar pada kembangkitan peradaban Islam di Indonesia. Pertemuan Nasr didampingi oleh M. Saleh, Sahro Locke, dan Dr. Martha Beck, Profesor filsafat di Arkansas College. Setelah ketemu Nasr, mereka dibawa tour ke Gedung Pentagon, markas besar pertahanan Amerika. Sebelum selesai tourm, mereka shalat duhur dan asar di Pentagon. Kemudian, mereka ke rumah Diaspora Indonesia, Salma untuk jamuan makan malam. Pertemuan sangat akrab. Sebelum balik ke Wisma KBRI, mereka singgah di rumah Sahro Locke dijamu ayam Turky (Kalkung), menyambut hari besar orang Amerika, Thanksgiving.
Rabu, 27 November, mereka check out dari Wisma Tilden KBRI, menuju Gedung IIIT (International Institute of Islamic Thought). Mereka diterima oleh pengelola Gedung IIIT, warisan Alm. Prof. Ismail Raji’ Al-Faruqi dkk. Pertemuan itu juga akrab, dimulai perkenalan, presentasi, tanya-jawab, sholat dzuhur dan asar, makan siang, dan berfoto-foto.
Sorenya, sebelum mereka balik ke Hartford, Connecticut bersama supir carteran Ko’ Willy Trump, mereka bertemu khusus dan pamit ke Ibu Sahro yang bersuami pria Amerika dan sudah 25 tahun di Amerika, murid Prof. Dr. Nasaruddin Umar. Ibu Sahro ini yang memfasilitasi selama kunjungan ke beberapa tempat utama di Washington D.C. dan sekitarnya, terutama Virginia. Terima kasih Bu Sahro Locke dan Ko’ Willy.
“Program tour 6 hari in lancar dan menyenangkan 12 mahasiswa Peserta PKU-MI karena nama dan net-working baik Rektor mereka, Prof. Dr. Nasaruddin Umar,” kata M. Saleh Mude.
M. Saleh, Koordinator Tour Mahasiswa U-PTIQ peserta PKU-MI.