Catatan MUSLIMIN MAWI
Dalam setiap langkahnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman seakan menegaskan bahwa tugasnya bukan sekadar jabatan, melainkan sebuah amanah besar untuk rakyat. Dengan keberanian yang jarang dimiliki banyak orang, ia mempertaruhkan segalanya demi kepentingan petani, demi kesejahteraan konsumen dan demi bangsa Indonesia.
Di tengah gejolak harga beras yang menjadi keluhan banyak keluarga, pemerintah di bawah komando Presiden Prabowo bersama Mentan Amran tidak tinggal diam. Langkah nyata sudah dilakukan, operasi pasar digelar, Bulog bergerak cepat menyalurkan 1,3 juta ton beras dengan harga terjangkau, hanya Rp12.500 per kilogram. Semua itu bukan sekadar angka, tetapi bentuk kasih sayang negara kepada rakyatnya agar dapur tetap berasap, agar piring di meja makan tidak pernah kosong.
Namun, di balik kerja keras ini, masih ada suara-suara sumbang. Ada narasi yang menyesatkan, yang mencoba menebar keraguan. Katanya, pedagang ogah menjual beras SPHP, katanya banyak yang pusing. Tapi sesungguhnya itu hanyalah bayangan dari pihak-pihak yang selama ini menikmati “kenikmatan” di balik derita rakyat. Mereka resah karena Amran tidak memberi ruang kompromi bagi mafia beras yang tega mempermainkan harga dan mengorbankan masyarakat kecil.
Presiden Prabowo bersama Mentan Amran tidak hanya berpihak kepada konsumen, tetapi juga kepada petani. HPP (Harga Pembelian Pemerintah) dinaikkan menjadi Rp 6.500 per kilogram. Dengan begitu, petani mendapatkan harga yang layak, jerih payah mereka dihargai dan rakyat pun tetap bisa membeli beras dengan harga yang terjangkau.
Di tengah gempuran berita palsu dan framing menyesatkan, masyarakat perlu bijak. Jangan mudah terprovokasi oleh suara-suara yang hanya ingin mengaburkan cahaya kerja keras ini. Sesungguhnya, apa yang dilakukan Amran adalah perjuangan yang tulus, perjuangan yang mengalir dari keberpihakan hati kepada rakyat, kepada petani, dan kepada konsumen.
Mentan Amran sedang menunjukkan pada kita semua bahwa kerja keras, kejujuran, dan keberanian bisa melawan kepentingan segelintir orang. Dan ketika pemimpin berpihak kepada rakyat, maka rakyat pun akan berdiri tegak bersama pemerintah, menjaga kedaulatan pangan, dan memastikan Indonesia tidak pernah tunduk pada permainan mafia.
Eramas 2000, 25 Agustus 2025
Penulis, Aktivis dan Pemerhati Organisasi