PINISI.co.id- Kota Balikpapan kembali menjadi sorotan nasional. Event Nasional “2 Kota 1 Panggung” resmi dibuka oleh Wakil Wali Kota Balikpapan, Dr. Ir. H. Bagus Susetyo, M.M., di Borneo Bay Park Plaza, Sabtu (15/11/25). Gelaran tahun kedua ini menghadirkan kolaborasi seni Balikpapan–Palu yang memukau sejak awal acara.
Perpaduan budaya, kreativitas lintas generasi, dan kekuatan artistik dua kota ini membuat ribuan penonton larut dalam suasana haru, kagum, dan penuh kejutan.
Acara dibuka dengan penampilan Balikpapan Kids Voice, beranggotakan anak-anak berkebutuhan khusus di bawah asuhan Natalia Kristasari. Solo drum cilik, paduan suara, dan ekspresi tulus para penampil membuat penonton terpukau dan memberikan tepuk tangan panjang.
Kehadiran Wakil Wali Kota bersama Wakil Ketua Ekraf turut menambah kemeriahan. Riuh applause mengiringi sambutan hangat warga Balikpapan kepada orang nomor dua di kota ini.
MC Natalia dan Attamo kemudian menghadirkan Bilqis, penari cilik dari Sanggar Tari Pomengtawai. Dengan tarian Dayak kreasi, ia memukau pejabat dan penonton lewat gerak yang lincah dan tegas. Wawali bersama Kepala DPOP, Ratih Kusuma, langsung memberikan apresiasi berupa jabat tangan dan pujian.
Dalam sambutannya, Dr. Bagus Susetyo menegaskan bahwa event ini bukan sekadar pertunjukan, melainkan simbol kemajuan ekosistem seni di Balikpapan.
“Balikpapan telah menetapkan diri sebagai Kota MICE. Kami akan terus membuka ruang bagi penggiat seni, UMKM, dan kreativitas masyarakat untuk tumbuh lebih mapan,” ujarnya.
Pembukaan ditandai dengan pemukulan gong dan aksi simbolis melukis di atas kanvas. Dua pelukis, Siti Anjar dan Arief, juga melakukan live painting, dengan momen unik ketika istri Wawali memesan lukisan potret keluarga secara spontan.
Sanggar Pomengtawai kembali tampil dengan Tari Mandau kreasi. Para penari perempuan memainkan mandau secara ekstrem namun tetap aman dan presisi.
Meski hujan deras sempat menghentikan acara, semangat penonton tidak surut. Bahkan antusiasme justru meningkat ketika acara dilanjutkan.
Puncak malam menjadi penampilan paling kuat ketika seniman Balikpapan dan Palu berkolaborasi dalam pertunjukan teatrikal multiseni.
Lalove Mathla’ul Amar, narasi Udhien FM, aksi melukis Cadio dan Endeng, serta kehadiran Emhan Saja dan Chika menciptakan pertunjukan simbolik yang membuat bulu kuduk berdiri.
Properti panggung berupa tumpukan sampah artistik, cat yang disiram ke tubuh, dan syair yang menggetarkan berhasil menghadirkan pengalaman magis sepanjang hampir satu jam. Penonton pun memberikan standing ovation.
Malam ditutup dengan tarian massal Modero, mempersatukan Balikpapan dan Palu dalam satu gerak penuh kehangatan dan kebersamaan.
Event “2 Kota 1 Panggung” kembali membuktikan bahwa seni bukan hanya hiburan, tetapi kekuatan yang mampu menyatukan siapa saja dari mana saja. (Man)













