Ketum FORSIMEMA-RI Himbau Humas MA Lebih Bijak Undang Media Agar Tidak Gaduh

0
78
- Advertisement -

PINISI.co.id- Ketua Umum Forum Silaturahmi Media Mahkamah Agung RI (FORSIMEMA-RI), Syamsul Bahri, menyampaikan pernyataan sikap sekaligus solusi terkait perlunya perubahan metode pengundangan media pada agenda Refleksi Akhir Tahun Mahkamah Agung (MA).

Menurutnya, langkah ini penting untuk menjaga ketertiban, efektivitas, serta kualitas diseminasi informasi kepada publik.

Syamsul Bahri menilai, pola undangan media selama ini perlu dievaluasi agar tidak menimbulkan kegaduhan dan miskomunikasi. Ia mengusulkan agar Plt Kabiro dan Kabag Humas MA menyatukan seluruh kanal komunikasi media dalam satu wadah resmi, dengan mengarahkan awak media ke Group Media Portal Berita MA dan Peradilan.

Selain itu, Humas MA diminta lebih selektif dengan memprioritaskan media yang selama ini konsisten mendukung pemberitaan yang positif, objektif, dan edukatif terkait kinerja Mahkamah Agung dan badan peradilan di bawahnya.
Alasan Evaluasi Metode Undangan

Menurut Syamsul Bahri, terdapat beberapa pertimbangan utama mengapa metode undangan media perlu diperbaiki, di antaranya, apresiasi kinerja media, yakni memberikan ruang lebih besar kepada media yang aktif mengawal isu hukum dan kebijakan MA sepanjang tahun.

Selanjutnya efektivitas diseminasi informasi, karena media yang terbiasa meliput di lingkungan MA dan peradilan memiliki pemahaman konteks hukum yang lebih baik, sehingga meminimalkan kesalahan tafsir dalam pemberitaan Refleksi Akhir Tahun.

Dan penguatan sinergi kelembagaan, guna membangun ekosistem komunikasi yang sehat dan profesional antara Humas MA dan media mitra.

Adapun strategi yang diusulkan Ketum FORSIMEMA-RI adalah sejumlah langkah strategis yang dapat diterapkan oleh Humas MA, antara lain pendataan (Database) media aktif, dengan mengidentifikasi media yang rutin dan berkesinambungan memberitakan agenda MA dan peradilan secara objektif.

Skema undangan terbuka namun terverifikasi, agar jurnalis yang hadir benar-benar memahami tugas pokok dan fungsi Mahkamah Agung serta dunia peradilan.

Serta ruang diskusi dua arah, sehingga agenda Refleksi Akhir Tahun tidak hanya bersifat pemaparan satu arah, tetapi juga menjadi forum dialog antara pimpinan MA dan media.

Syamsul Bahri menegaskan, kritik dan masukan ini disampaikan sebagai bentuk kepedulian agar agenda besar tahunan MA tidak sekadar bersifat seremonial. Lebih dari itu, Refleksi Akhir Tahun harus menjadi sarana pertanggungjawaban publik, khususnya kepada masyarakat pencari keadilan, yang informasinya disampaikan secara luas melalui media yang kredibel dan profesional. (Man)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here