PINISI.co.id- Rem darurat diinjak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyusul masih tingginya penularan virus korona jenis baru di daerah Ibu Kota Jakarta.
Anis menyampaikan hal itu dalam tayangan langsung di akun YouTube Pemerintah Provinsi Jakarta, Rabu malam, (9/9/ 2020).
“Kami sepakat tarik rem darurat dan kita akan menerapkan PSBB seperti di awal lagi,” ujar Anies.
Anies menyatakan keputusan ini berarti menerapkan bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan usahakan beribadah juga dari rumah.
Anies menyatakan detilnya akan disampaikan di hari-hari ke depan. “Tapi secara garis besar perlu kami sampaikan awal sebagai ancang-ancang. Ada fase ada proses supaya kita bisa menjalani ini dengan baik,” katanya.
Karena itu, lanjut Anies, mulai Senin, 14 September, kegiatan perkantoran yang non esensial diharuskan melaksanakan kegiatan bekerja dari rumah. “Bukan kegiatan usahanya yang berhenti tapi bekerja di kantornya yang ditiadakan. Perkantoran di gedungnya yang tidak dibolehkan beroperasi,” ujar mantan Menteri Pendidikan ini.
Dinas Kesehatan DKI sendiri telah memetakan jumlah pasien Covid-19, tingkat kesembuhan dan kematian, serta kapasitas tempat tidur yang diperlukan dengan pola penambahan kasus di Jakarta akhir-akhir ini. Hasilnya, tambahan tempat tidur hingga 5.500 unit tidak akan cukup menampung pasien Covid-19 hingga Desember 2020 tanpa ada intervensi sosial.
Untuk itu, mau tak mau pergerakan orang harus dibatasi dengan memperketat Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB. Hal ini mengingat penularan terjadi bukan karena virus berjalan mencari mangsa, tapi manusia yang kerap bergerak.
JK Atasi Dulu Kesehatan
Jauh hari sebelumnya Ketua Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla menekankan bahwa untuk memutus mata rantai Covid-19, yang lebih dahulu diatasi adalah penyebabnya, yakni pandemi. “Bagaimana ekonomi mau bergerak kalau warganya sakit,” kata JK.
Penyebab utama krisis ekonomi yang melanda dunia saat ini, menurut JK, adalah Covid-19. Sebab itu sejak April, JK menyarankan pemerintah fokus menangani krisis pandemi lebih dahulu untuk menyelesaikan persoalan krisis ekonomi.
“Jadi kalau ingin menyelesaikan ekonomi maka kita harus tahu sebabnya dulu apa, ya covid ini. Itu dulu harus diselesaikan,” tandas JK.
Belakangan Presiden Joko Widodo mulai menyadari bahwa kesehatan masyarakat perlu diutamakan dalam penanganan pandemi, sebagaimana pidato Presiden saat membuka Sidang Kabinet Paripurna untuk Penanganan Kesehatan dan Pemulihan Ekonomi Tahun 2021.
Presiden mengatakan fokus penanganan Covid-19 di Indonesia adalah kesehatan. “Jika kesehatan sudah tertangani maka ekonomi juga akan membaik. Fokus kita tetap nomor satu adalah kesehatan; penanganan Covid. Karena memang kuncinya ada di sini,” ujarnya, Senin (7/9/2020).
Selama ini, kesehatan dan ekonomi berjalan beriring, namun penularan virus yang terus meninggi dan belum mencapai puncak memaksa pemerintah untuk mempriotaskan kesehatan. [Lip]