Kolom Dr. Sudirman Muhammadiyah, M.Si
Menulis adalah mencipta, dalam suatu ciptaan seseorang mengarahkan tidak hanya semua pengetahuan, daya dan kemampuan saja, tetapi ia sertakan jiwa napas hidupnya. -Stephen King.
Tidak berlebihan memulai tulisan ini dengan ungkapan bijak Stephen King tersebut untuk mendeskripsikan kekuatan sebuah tulisan berikut ini.
Ruslan Ismail Mage (RIM), adalah sosok inspiratif dan motivator yang saya kenal lewat dunia online, belum pernah tatap muka, tapi lewat karya karsa tulisannya saya sangat mengenalnya melebihi melihat fisiknya. Itulah kekuatan tulisan nya, sangat tepat apa yang diungkapkan Seno Gumira Ajidarma bahwa dengan menulis suatu cara untuk berbicara, suatu cara untuk berkata, suatu cara untuk menyapa, suatu cara untuk menyentuh seseorang yang lain entah dimana.
Itulah bentuk interaksi saya dengan Sang Teroris literasi abang RIM, yang mampu merusak dengan bom bunuh diri terhadap potensi diriku yang malas menulis. Lewat tulisannya saya jadi bangkit dan terobsesi jadi penulis. Virus motivasinya sangat melebihi virus covid yang hanya mampu pada fisik yang lemah imunnya. Aku terjangkit ide-idenya lewat status status medsosnya yang bukan hanya keluh kesah tetapi anak panah yang selalu tepat sasarannya. Hingga pikiran beliau terbentuk mozaik yang multi dimensi kehidupan, sosial, politik, budaya, cinta, dan tema tema up to date.
Saya pernah di chat lewat WhatsApp, menulislah dinda. Menulis tentang apa?
Mulailah dengan menulis tentang kisah dan pengalamanmu sendiri. Rangkailah kata demi kata hingga bisa membuat suatu kisah yang panjang. Barangkali dengan memulai menulis pengalaman dan perasaanmu sendiri, bisa menjadi pelajaran yang bermanfaat bagi orang lain, tuturnya sepaham dengan chat pribadinya, sepaham dengan ajakannya menulis.
Saya teringat penulis ternama, JK Rowling, pernah bertutur, mulailah dengan menuliskan hal-hal yang kau ketahui. Tulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri.
Selamat atas karya-karya bukunya bang RIM, saya yakin dan percaya sangat bermanfaat bagi pecinta literasi. Teruslah menyebar virus tulisannya hingga seluruh otak terjangkit. Saya selalu ikhlas jadi murid yang selalu mengeja setiap denting dan gemercik tiupan inspirasi lewat tulisannya. Salamaqi topada salama.
Penulis : Akademisi UPRI Makassar