PINISI.co.id- Sudah dua musim umat Islam di seluruh dunia melakukan shalat Idul Fitri dalam suasana Covid-19 membuat perayaan keagamaan dilalui lewat protokol kesehatan. Masih tingginya pandemi Covid yang menular secara eksponensial mendorong banyak negara mengetatkan aturan penyelenggaraan shalat Id, sebagaimana warga Sulawesi Selatan alami di luar negeri. Kendati diliputi wabah, namun pelaksanaan ibadah Ramadhan dan Idul Fitri 1442 H tidak mengurangi hikmat dan kekhusyusannya.
Di Ottawa, ibu kota Kanada, Amerika Utara, warga Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) bersama masyarakat Indonesia lainnya menggelar shalat Id dalam mobil. Tak kurang 300 kendaraan roda empat ikut bersimpuh di hadapan Allah, seperti jemaah di mobilnya masing-masing.
Apa boleh buat, Ketua KKSS Ottawa Ida Rafiqah didampingi putrinya Vicky Ungariuddanie mendengar ceramah sekaligus melaksanakan ibadah shalat Id dalam posisi duduk di mobilnya. Sementara khutbah dipancarkan melalui gelombang radio mobil. “Sudah dua kali kami shalat Id di dalam mobil,” kata Ida kepada PINISI.co.id lewat pesan jaringan.
Ida sendiri mendapat giliran jadwal pertama dari tiga shift shalat Id. Ottawa Muslim Association sebagai pelaksana Ottawa Main Mosque — Masjid Raya Ottawa, kembali mendapatkan izin dari pemerintah setempat guna menggelar shalat Id walau terbatas secara drive-in, mirip teater mobil di Taman Impian Jaya Ancol Jakarta dekade 80-an.
“Mobil jemaah diatur berjajar di belakang masjid menghadap ke Timur sebagai arah kiblat. Paling depan adalah truk tempat imam Dr. Muhammad Sulaiman memimpin khutbah. Intinya, imam berpesan mengenai rahmat dan kasih sayang Allah tetap tercurah meski dalam keadaan Covid-19. Ajja ta pettu rennu ri pammasena Puang Allah Ta’alaa,’’ ujar Ida dalam bahasa kampungnya.
Menurut Ida, warga KKSS lainnya di kota Toronto, Montreal, Calgary dan Vancouver juga melakukan Lebaran dengan prokes ketat berhubung kasus Covid masih tinggi. “Pemerintah Kanada melakukan lockdown hingga 2 Juni 2021 karena dihantui gelombang keempat penularan Covid-19. Apalagi kita memasuki musim semi,’’ Ida menambahkan.
Berbeda sewaktu Idul Adha kasus Covid sempat menurun sehingga orang sembahyang di lapangan parkir dengan penjarakan dua meter dan hanya dibolehkan berkumpul selagi masih rumpun keluarga. “Mengingat kasus Covid naik lagi, jemaah diwajibkan shalat dalam mobil,” ucap CEO IRSHAD Global Canada ini.
Sepulang dari shalat Id Ida mendapatkan kurma gratis. Dan sebelumnya, perempuan energik ini sudah membeli bekal di toko halal untuk disantap pada hari Lebaran. Kuliner yang tersaji selain nasu lekku (ayam masak lengkuas) nasu ladang (sayuran cabai hijau dan merah bersantan) — menu khas kampung Ida di Soppeng — juga terhidang pelbagai menu spesial Nusantara. “Meski tidak sama persis rasanya dengan di kampung namun paling tidak dengan menu-menu ini kita terikat batin dengan kampung halaman,” ujar Ida.
Nasu lekku bahannya dari ayam ‘bule’ sementara nasu ladang telah dimodifikasi dengan berbagai sayuran segar.
Coto Makassar dan Songkolo
Adapun di Amerika Serikat, Ketua KKSS New York Syaiful Hamid memimpin langsung warga KKSS dan warga Indonesia lainnya shalat Id di masjid Al-Hikmah, pada Kamis 14 Mei 2021 waktu setempat.
“Warga KKSS bersama masyarakat Indonesia lainnya melakukan protokol kesehatan dengan disiplin. Jauh sebelumnya kami sudah mengumumkan dalam pelaksanaan shalat, jamaah wajib membawa sajadah dan menjaga jarak, sebab kasus korona di New York terbilang tinggi. Namun saat halal bihalal, kita kumpul-kumpul mengudap aneka rupa menu seperti coto makassar plus ikan bakar, nyamanna,” kata Humas KKSS New York Mustari Siara kepada PINISI.co.id dalam pesan WhatsApp.
Sepulang shalat Id mereka bersua di pelataran masjid dan saling menyapa dalam bahasa Bugis dan Makassar. “Agatu kareba madeceng maneng ki,” kata seorag warga yang mengucapkan selamat Lebaran kepada warga KKSS asal Maros, Sinjai, Sidrap, Soppeng, Sengkang, Bone dan Makassar.
Sementara tokoh Islam New York asal Bulukumba Syamsi Ali mengajak masyarakat Indonesia untuk menghadiri Halal Bihalal atau Eid Celebreation usai Idul Fitri pada Sabtu 15 Mei di Pesantren Nur Inka Nusantara Madani di kota Moodus, Connecticut, AS. “Kami mengajak semua keluarga saudara dan teman-teman. Semoga acara ini dapat mengobati rasa rindu sesama di rantau,” ujar Syamsi.
Demikian juga warga KKSS di Chicago, Texas, Los Angeles dan Washington DC, mereka melakukan shalat Idul Fitri dengan protokol kesehatan seperti warga KKSS Houston di bawah ketuanya Irwan Thamrin Tantu yang dikenal handal memasak sajian Pangkep, kampung asal Thamrin.
Di Katanning, Australia Barat, warga KKSS bersama komunitas Muslim dari Malaysia, Singapura dan Pakistan menghelat shalat Lebaran di kota yang dikenal sebagai kota penuh toleransi ini. Jaraknya dari Perth sekitar 277 kilometer.
Ketua KKSS Australia Barat Sri Nurmaal Tol melakukan shalat Id pada pukul 8.30 waktu setempat. “Jarak dari rumah ke tempat shalat lumayan jauh. Kira-kira sejam perjalanan,” ujar Sri yang dikenal sebagai pengusaha peternakan sapi di negeri Kanguru ini.
Menurut Sri, dari rumah masing-masing jemaah membawa bekal untuk disantap bersama seusai shalat Id. “Menunya khas Nusantara seperti kari ayam, ayam goreng, nasi kuning, ketan dan sup ayam. Sementara buahya ada jeruk, pisang anggur, apel serta kue wajik dan bolu,” imbuh perempuan asal Makassar ini.
Tak sama dengan Kanada dan Amerika di mana kasus Covid cukup tinggi, di Australia, virus korona jenis baru ini dapat dikendalikan sehingga Sri bisa bersilaturahim dengan sesama warga KKSS lainnya di Perth.
Lain lagi pengalaman Andi Syamsu Rijal Usman, sebagai diplomat senior yang bertugas di Hongaria, pria yang karib disapa Rijal ini lebih nyaman berlebaran di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Budapest. PIhak Kedubes semua yang menyiapkan tempat dan hidangan. Soal hidangan Lebaran, Rijal tak menemukan kendala berarti. “Apalagi di sini ada orang Bugis yang piawai memasak makanan Sulawesi Selatan,“ kata Rijal.
Bersama warga KKSS lainnya di Budapest, Rijal dapat menampik rasa kangen untuk tidak mudik ke kampung halamannya di Sengkang.
Akan halnya, Muhammad Furqan yang telah menjadi permanent resident (penduduk tetap) di Jepang, — Furqan shalat Id bersama warga KKSS lainya dari Nagoya, Kyoto dan Osaka, yang jumlahnya cukup banyak. Terkait kuliner, praktis tak ada soal, sebab istri Furqan yang orang Jepang dapat diandalkan untuk meramu makanan khas Bugis Makassar, termasuk meracik ikan bakar hingga songkolo. Maknyus deh.
[ Alif ]