Ingat Menembak, Ingat Putu Danny

0
620
- Advertisement -

PINISI.co.id- Letjen TNI (Purn) Doni Monardo merasa sangat terhormat, diundang peresmian Lapangan tembak di lingkungan markas Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Cijantung, Jakarta Timur. Acara yang berlangsung Selasa (29/6/2021) siang, dipimpin langsung Danjen Kopassus, Mayjen TNI Mohamad Hasan.

Hari itu menjadi spesial, karena bersamaan dengan pengabadian Mayjen TNI Anumerta I Gusti Putu Danny Karya Nugraha sebagai nama yang bakal terpatri abadi di fasilitas Lapangan Tembak Kopassus, Cijantung. Benar, lapangan tembak Kopassus mulai hari ini telah resmi bernama Lapangan Tembak IGP Danny Nugraha Karya.

Putu Danny adalah salah satu prajurit terbaik Kopassus. Terakhir, ia berpangkat Brigadir Jenderal TNI dan menjabat Kepala BIN (Badan Intelijen Negara) Daerah (Kabinda) Papua. Ia gugur di sana setelah terlibat kontak tembak dengan KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) di Kampung Dambet, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, Minggu (25/4/2021).

Satgas BIN bersama Satgas TNI dan Polri saat itu tengah melakukan perjalanan menuju Kampung Dambet. Sekitar pukul 15.50 WIT, rombongan dihadang KKB sehingga terjadi aksi saling tembak di sekitar gereja Kampung Dambet.

Doni Monardo sangat terpukul mendengar berita tersebut. Pada tahun 2014-2015, saat Letjen Doni Monardo menjabat Danjen Kopassus, IG Putu Danny sebagai Asintel Kopassus. Tentu saja interaksi keduanya sangat intens.

- Advertisement -

Saat kabar duka datang, Doni Monardo yang ketika itu masih menjabat Kepala BNPB/Ketua Satgas Covid-19, spontan menghambur ke Markas Kopassus untuk memberi penghormatan terakhir kepada Mayjen TNI Anumerta Putu Danny di Balai Komando, Cijantung, hari Selasa tanggal 26 April 2021. “I Gusti Putu Danny adalah seorang prajurit sejati, pemberani dan berjiwa ksatria,” ujar Doni Monardo saat itu.

Dan hari ini, Selasa (29/6/2021) Doni Monardo kembali ke Cijantung, menghadiri acara pengabadian nama Putu Danny menjadi nama di lapangan tembak Kopassus.

Selain Doni, undangan lain di antaranya Mayjen TNI Purn Wisnu Bawa Tenaya, Perwakilan Alumni Akademi Militer 93, dan istri serta anak almarhum Mayjen TNI Anumerta IGP Danny Nugraha Karya. Semua undangan diwajibkan mengenakan masker dan mengikuti protokol Kesehatan.

Jalannya acara di lapangan tembak IGP Danny Nugraha Karya pun dibuat sederhana. Setelah pembukaan dan pembacaan doa, dilanjutkan pembacaan Riwayat hidup singkat almarhum Mayjen TNI Anumerta IGP Danny Nugraha Karya dan sambutan sesepuh Kopassus oleh Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya. Acara dilanjutkan sambutan Danjen Kopasus dan pemotongan pita. Setelah itu ramah tamah dan selesai.

Warisan Kejuangan

Danjen Kopassus, Mayjen TNI Mohamad Hasan dalam sambutan mengatakan, pihaknya berterima kasih kepada dua senior yang hadir: Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya (Danjen Kopassus 2011-2012) dan Letjen TNI (Purn) Doni Monardo (Danjen Kopassus (2014-2015). “Gagasan mengganti nama lapangan tembak dari nama sebelumnya Rama-Shinta menjadi Mayjen TNI Anumerta IGP Danny Karya Nugraha pun setelah berkonsultasi dengan beliau-beliau,” ujar Hasan.

Melalui penamaan lapangan tembak dengan nama almarhum Putu Danny dimaksudkan Hasan sebagai upaya memberi kenangan keteladanan almarhum khususnya bagi keluarga besar Kopassus. “Tidak banyak yang tahu, Sebagian besar hidup almarhum dihabiskan di palagan tugas operasi, baik di Timtim, Aceh, Poso, Papua, dan lain-lain. Banyak prestasi ditorehkan. Almarhum Putu Danny tidak banyak bicara, tetapi terus berkarya untuk keutuhan bangsa dan negara,” ujar Danjen Kopassus.

Upaya pengabadian nama Putu Danny juga sebagai simbol penghormatan sikap heroik dan dedikasi yang ditunjukkan almarhum sebagai patriot bayangkari negara. Ia mengabdikan jiwa raganya bagi bangsa dan negara, demi keutuhan NKRI.

“Tekad dan semangat beliau dalam menumpas KKB di Papua menunjukkan jiwa dan semangat nasionalisme, patriotisme, dan heroisme, rela berkorban jiwa dan raga. Saya harap, nilai-nilai kejuangan almarhum bisa terwariskan kepada generasi muda korps baret merah, baik di masa kini maupun di masa yang akan datang,” tegas Mayjen Hasan.

Salam Tembakan

Siang itu, Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya turut memberi kata sambutan. Ia menyampaikan karakternya yang sama dengan Doni Monardo, yakni selalu turun ke lapangan tanpa basa-basi. “Saya selalu mengingatkan tujuh huruf yang ada pada kata KOMANDO. Maknanya harus terus ditanamkan kepada setiap jiwa prajurit Kopassus,” ujar lulusan Akmil 1981 itu.

Wisnu juga menegaskan, bahwa tidak ada yang hebat di muka bumi, kecuali prajurit yang terus berlatih. Di medan tugas, Kopassus tidak kenal menyerah. Bahkan ketika yang lain tidak mampu, Kopassus harus mampu. Untuk itulah setiap prajurit wajib berlatih dan terus berlatih. “Bahkan sampai sekarang, saya dan Pak Doni siap menjadi komandan cadangan jika diperlukan harus terjun ke palagan Papua,” ujar Wisnu bersemangat.

Kepada Danjen Kopassus Mayjen Mohamad Hasan, tak lupa Wisnu menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih. “Kita bangga dan berdoa, semoga tempat ini menjadi tempat berlatih untuk meningkatkan kualitas prajurit dalam keterampilan menembak. Semua jenis menembak,” tambahnya.

Wisnu bahkan punya kenangan khusus dengan almarhum Putu Danny. Jika keduanya berkomunikasi lewat telepon, salam yang mereka ucapkan sangat khas. Bukan selamat pagi, selamat siang, selamat malam atau om swastiastu, melainkan dengan suara tembakan. Benar, mereka saling menyuarakan suara tembakan dari mulutnya sebagai salam.

Inspirasi Putu Danny

Sementara itu, Letjen TNI (Purn) Doni Monardo dalam sambutannya menyebut almarhum Putu Danny sebagai prajurit teladan yang sangat menginspirasi. Pemberian nama Putu Danny pada lapangan tembak Kopassus dinilai Doni sebagai bentuk penghargaan kepada yang berjasa.

Pola ini harus mengakar di kesatuan baret merah. Bahwa prestasi, dedikasi, dan semua pengorbanan oleh prajurit harus bisa diingat sepanjang waktu. Pergantian nama lapangan tembak dari Rama-Sinta menjadi Putu Danny, akan menginspirasi seluruh prajurit untuk memberi pengabdian terbaik bagi bangsa dan negara.

Putu Danny, di mata Doni merupakan prajurit yang sudah menjejakkan kakinya di semua palagan penugasan operasi di Tanah Air. Bahkan Doni memuji almarhum sebagai prajurit dengan nyali yang sangat tinggi. “Terus terang, tidak banyak perwira yang punya keberanian seperti almarhum,” kata Doni, lulusan Akmil 1985.

Tak lupa Doni mengapresiasi langkah cepat Danjen Kopassus Mayjen Mohamad Hasan dalam pemberian nama pada lapangan tembak. Terlebih lapangan tembak itu terbilang legendaris. Sejak diresmikan di era Mayjen Wisnu, lalu direnovasi di era Doni Monardo, dan selama itu pula, Putu Danny siang-malam terlibat langsung penanganan setiap jengkal area lapangan tembak.

Selain sebagai prajurit, tak bisa disangkal ihwal kemampuan Putu Danny sebagai seorang arsitek. Ia paham betul bagaimana membangun sebuah lapangan tembak. “Kalau yang mengerjakan bukan almarhum, kita tidak akan bisa memiliki lapangan tembak yang sebagus ini,” kata Doni.

Sekilas Putu Danny

Mungkin sedikit yang tahu, Putu Danny adalah “anak Kopassus” asli. Betapa tidak, ia lahir dari seorang ayah yang tentara Kopassus dan berdinas di Pusdikpassus Batujajar, Bandung. Ia pun lahir di Batujajar tanggal 7 Desember 1969. Ia pun menjadi sosok yang unik, karena meski berdarah Bali, tapi ada kalanya lebih Sunda dari urang Sunda.

Jenjang Pendidikan SD hingga SMA ditempuh di Batujajar. Karena itu, ia pun masuk Akmil setelah lulus SMA. Jadilah Putu Danny lulus Akmil tahun 1993, dilanjutkan Pendidikan Komando Angkatan 66 tahun 1996.

Putu Danny mengawali karier berdinas di Kopassus sebagai Dan Unit 2, Batalyon 21 di Grup 2 Kopassus, hingga memuncaki karier di satuan baret merah sebagai Asintel Danjen Kopassus, semasa Danjen Kopassus dijabat Doni Monardo.

Adapun ide dan gagasan merintis pembangunan lapangan tembak (yang sekarang diberi nama Lapangan Tembak IGP Danny Nugraha Karya) itu ia cetuskan tahun 2011, dan diresmikan Danjen Kopassus waktu itu, Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya.

Atas prestasi dan kemampuan di bidang intelijen, almarhum Putu Danny dipercaya negara dan dilantik menjadi Kepala Badan Intelijen Negara Daerah (Kabinda) Papua, tanggal 18 Juli 2020 dengan pangkat Brigadir Jenderal TNI.

Berbagai jenjang Pendidikan telah dilalui Putu Danny, antara lain, Selapa, Seskoad, dan Lemhanas tahun 2019. Atas prestasi dan pengabdiannya, ia mendapatkan Satya Lencana (SL) Seroja, SL kesetiaan 8 tahun, 16 tahun, dan 24 tahun, SL Dharma Nusa, SL Ksatria Yudha, SL Kebaktian Sosial. Juga mendapatkan Bindang Kartika Eka paksi Nararya serta Bintang Yudya Dharma Nararya.

Komando!!!

Egy Massadiah, seorang wartawan senior dan Ketua Yayasan Kita Jaga Alam

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here