Oleh Bachtiar Adnan Kusuma
Innalillah Wainna Ilahi Rajiun, telah berpulang kehadapan Allah SWT Drs.H.Taufik Fachrudin, M.M. mantan Dirut Perseroda Sulsel, seorang sahabat yang selalu welas asih dan sangat mencintai keluarga, istri, anak-anak, mantu dan cucunya, tepat pukul 18.30, Sabtu 24 Juli 2021 di Rumah Sakit Dadi, Makassar.
Taufik Fachrudin adalah anak keempat dari pasangan Prof.Dr.Ir.H. Fachrudin, mantan Rektor Unhas dan pendiri Fakultas Pertanian Unhas dan Dra Hj. Is Kurniati Fachrudin, guru Bahasa Inggris Sekolah Menengah Pekerjaan Sosial Negeri Ujungpandang (sekarang SMK 7). Saya mengenal Taufik sejak lama, karena ibu almarhum adalah guru bahasa Inggris saya di SMPS Negeri Ujungpandang pada 1986-1988.
Dalam perjalanan saya sebagai murid dari ibu almarhum, saya banyak mengenal almarhum melalui cerita Ibu Is Fachrudin kepada saya tentang putranya yang kuliah di UGM Jogya. Taufik adalah anak yang mandiri dan enggan menggunakan fasilitas jabatan ayahnya sebagai Rektor Unhas, ia memutuskan memilih UGM daripada Unhas dengan alasan kalau mendaftar di Unhas, lalu diterima apa kata orang, karena ayahnya rektor dan ia mudah melenggang masuk di Unhas.
Pribadi Taufik Fachrudin adalah pribadi mandiri, pekerja keras dan selalu menjadi payung bagi keluarganya baik pada istri, anak-anak, mantu dan cucunya maupun pada kakak dan adiknya. Dalam proses interaksi penulis dengan Taufik intens tatkala bertugas di Kabupaten Bantaeng sebagai Dirut Perusda Bantaeng. Ia dikenal pekerja keras, enerjik dan tak mengenal lelah.
Dalam proses interaksinya pada semua orang, ia selalu terbuka, menyambut semua orang dengan nothing tulus, senyum khasnya yang selalu ia lempar kepada siapa saja. Pada setiap kesempatan, ia selalu membantu orang lain. Demikian pula dalam memajukan Perseroda Sulsel, ia membuka jaringan dan kerjasama yang luas. Misalnya saja salah satu obsesinya ingin mengembalikan kejayaan Perusda Sulsel dengan menjadikan Perusda Sulsel sebagai penyetor dana kepada Pemerintah Provinsi Sulsel. Ia selalu menyebutkan tak pernah memikirkan dirinya sendiri, karena baginya berkiprah di Perusda Sulsel bukan tempatnya untuk memperkaya diri sendiri.
Saya terakhir berkomunikasi dengan almarhum pada Senin 5 Juli 2021 pukul 19.03. Seperti biasa saya selalu menghubungi almarhum via WA dan menyapa “Apa kabarta Ketua Besar”.
Sebelumnya saya hadir bersama almarhum, Vien, Ikbal, Putri dan Rektor Unhas atas undangan Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulsel pada Launching Buku Prof. Fachrudin yang bertepatan dengan Milad Unhas, 2020. Pada kesempatan tersebut, Taufik Fachrudin tampil ke podium berpidato mewakili keluarga Prof. Fachrudin. Salah satu pernyataan almarhum” Pak BAK adalah anak asuhnya ibu saya ibu Is Fachrudin yang kadang-kadang saya cemburu padanya, karena Ibu Is begitu sayang padanya”.
Ungkapan dan pernyataan lugas membuat almarhum di depan undangan, membuat saya terpesona dan begitu besar perhatian almarhum kepada saya. Taufik adalah juru kunci sekaligus komunikator keluarga Prof. Fachrudin yang selalu dingin dan mampu menyelesaikan setiap masalah. Atas kemampuannya menjalin hubungan dengan semua orang, membuat almarhum memiliki jaringan yang luas dan punya kemampuan merawat persahabatan dengan siapa saja.
Selamat jalan sahabat sejati, sahabat yang selalu welas asih kepada teman-temannya.
Penulis, Tokoh Literasi Sulawesi Selatan