Kolom Fiam Mustamin
NAMA Morowali pernah menjadi top news/head line, berita utama di berbagai media.
Menjadi perhatian publik/masyarakat dengan kedatangan Tenaga Kerja Asing dari China di tengah pembatasan karena pandemi Covid 19.
Bukan hanya karena itu, untuk proteksi tenaga kerja dalam negeri yang juga banyak memerlukan pekerjaan.
Muncul polemik pro-kontra, yang mestinya ada penjelasan ke publik mengapa hal itu dilakukan, apa yang tidak bisa dilakukan oleh tenaga kerja dalam negeri, bertujuan untuk apa dan kontrak kerja berapa lama.
Saya tidak jauh mempersoalkan itu, yang saya prospek mengimpikan ke depan.
Bagaimana Morowali penghasil tambang nikel terbaik ini untuk kontribusinya bagi kehidupan kemaslahatan masyarakat di Morowali khususnya dan Sulawesi Tengah pada umumnya.
Dengan itu saya orientasi ke flash back/kilas balik tentang narasi sejarah lampau dari epos La Galigo, sastra klasik dunia.
Sawerigading adalah penjelajah sebagai pelaut ulung, pencinta bahari menyinggahi Bugku, Banggai, Poso, Boul Tolitoli dan Donggala (Towali, Gianti, Sigi, Palolo dan Biromaru).
Sawerigading titahnya to manurung turunan dewa. Disebutkan bahwa Sawerigading adalah lelaki perkasa, pencinta kedamaian/keindahan dan tokoh pemersatu, (referensi Hasan Basri dan Baso Siojang, Sawerigading versi Sulawesi Tengah, Menelusuri Jejak Warisan Sastera Dunia, Pusat Penelitian La Galigo Unhas, 2003).
Apa Yang Terimpikan
MERUJUK ke spirit epos Sawerigading tergambar tiga hal yang dapat tercipta di Morowali, yaitu akan terbangun sebuah stadion sepak bola internasional yang dapat menggelar laga sepak bola liga Eropa, Amerika dan Asia Afrika. Berkemungkinan bisa menyaksikan klub dunia seperti Real Madrid, Barcelona, Juventus, Liverpool, Mancester Unite, Bayern Munhcen dan Paris dan Belanda.
Berbarengan dengan itu tercipta pula klub Morowali FC lewat pembinaan atlet bola semacam akademi untuk yunior di bawah 18 tahun dari kawasan Indonesia Timur.
Kemudian akan terbangun gedung kesenian yang berkapasitas untuk pargelaran pentas opera dan konser musik orkestra.
Mimpi ketiga, tercipta perguruan tinggi untuk jurusan pertambangdan kelautan/perikanan selain sekolah kejuruan lainnya.
Bagaimana Pembiayaannya?
DUA aset investasi besar tambang nikel dan kelapa sawit di Morowali menjadi penopang utama yang memberi deviden untuk kehidupan kemaslahatan rakyat bukan kepada individu.
Dengan keunggulan potensi daerah dan prasarananya siapa kira Morowali akan datang berpotensi mejadi alternatif ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah dengan 12 kabupaten dan 1 kota.
Bila bertandang ke kota Palu mampirlah mecicipi rasa kaledo lembu Donggala. Sebaliknya bila mengunjungi Morowali dari Palu, 14 jam lewat darat areal pegunungan. Bisa ditempuh selamat 45 menit dengan pesawat terbang, dengan panorama gunung, tambang dan hamparan pohon kelapa sawit.
Beranda Inspirasi Ciliwung 1 Agustus 2021.