Andi Wanua Tangke, Mengabadikan Rumah Peradaban di Kampung Leluhurnya

0
777
- Advertisement -

Kolom Fiam Mustamin

KERESAHAN membawa rahmat.

Obsesi, kegelisahan, khayalan, harapan,  impian dan cita-cita…

Saya simpulkan semua kata-kata itu dengan sebutan Paseng Ugi/Pesan Bugis Mannawa nawa.

Perlukah itu?

- Advertisement -

Kata-kata ini diperlukan untuk mengenal siapa, apa dan mengapa figur ini: Andi Wanua Tangke.

Sebagai wija ugi/genetis Bugis, saya bersyukur dapat mengenal tiga wija ugi tau Soppeng yang telah mengabadikan peradaban Bugis.

Pertama La Side; mengenal beliau di Sekolah Rakyat dengan mata pelajaran lontara bahasa Bugis tahun 1960 an.

Ingat, niga missenggi bolana La Mappa, bola awo, paddenring dekdek, bakkaweng aria, dapara salima (siapa yang tau rumahnya La Mappa, rumah bambu, dinding gedek (anyaman bambu), atap alang-alang dan berlantai belahan bambu dan seterusnya.

Beliau menterjemahkan lontara dan Sure I Lagaligo.

Kedua, Fahruddin Ambo Enre yang menulis epos Sangian Seri/Dewi Padi dan Meong Pala Karella.

Ketiga, Andi Wanua Tangke (AWT).

Begitu dinamis dan inspiratif pergelutan nawa-nawanya yang digambarkan di awal ini.

Nawa-nawa tidak ada dalam silabus pengajaran sekolah.

Bagaimana seseorang mendapatkan itu. Saya menyebutnya Pammase/hidayah diperuntukan bagi seseorang yang menyandang amanah.

AWT menjalaninya mulai dari penulis, wartawan dan penerbit untuk buku-buku yang bernilai sejarah peradaban dan  kearifan di etnis Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja khususnya.

Sudah cukup banyak buku-buku yang telah diterbitkan dan itu kita apresiasi sebagai pelestarian warisan peradaban.
Dan saya mendapatkan buku bukunya  nya itu di Bandara Hasanuddin setiap kali ke Makassar.

Bola Aju Simbol Peradaban Bugis

BOLA aju itu adalah rumah kayu. Bola aju itu telah diabadikan di kampung kelahirannya AWT di Pising Tajuncu Soppeng.

Bola itu tidak seberapa besar tapi properti/benda-benda yang tersimpan terkoleksi termasuk sudah tua/antik.

Benda-benda itu menceritakan tentang masa dan kehidupannya. Kepada yang pernah menyaksikan melalui sher vidio, terbersit kerinduan untuk datang  menyaksikan bola itu.

Tentang bangunan bola aju itu, Andi Mustari Pide telah merintisnya dengan  membangun bola aju empat etnis di kawasan yang diberi nama Sao Mario Batu Batu tahun 1980 an.

Hal yang sama dilakukan oleh Ahmad Nurhani di Lemo Ape Bone dan Nasaruddin Koro di Barru.

Di kampung leluhur sendiri Kecamatan Donri Donri, Lufti  Halide, Wakil Bupati Soppeng membangun di Pincengnge dan La Unjuk di Wanua Tua Se Ring.

AWT saat ini produktif menulis karya sastra di media Makassar untuk diabadikan di pustaka peradaban sebagai warisan generasi bangsa.

Salama namabbarakka.

Legolego Ciliwung 29 Februari 2022

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here