PINISI.co.id- Banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Nusa Tenggara Timur, Minggu (4/4/2021) juga berdampak kepada ratusan warga Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS).
Menurut pengurus BPW KKSS NTT Basri K, terdapat sekitar 350 Kepala Keluarga warga KKSS yang terdampak banjir dan longsor di sejumlah daerah. Rumah Basri sendiri di kota Kupang atapnya berterbangan, dan hingga kini lisriknya masih padam. “Daerah yang terparah di Kabupaten Lembata, Rote Ndao dan Kupang,” kata Basri.
Menyikapi hal itu BPP KKSS telah membentuk KKSS Peduli Bencana NTT guna menggalang donasi. Sampai Sabtu (10/4/2021) donasi yang sudah terkumpul Rp 55 juta dengan rincian Yayasan Gemiliar KKSS Rp 25 juta, Makassar Golf Club Jakarta Rp 10 juta, Ketua Umum KKSS Muchlis Patahna Rp 5 juta, Jaenal Mappe Rp 5 juta, Ali Duppa Rp 5 juta dan BPW KKSS DKI Jakarta Rp 5 juta.
Akan halnya BPW KKSS Papua Barat tengah menggalang donasi untuk membantu korban banjir di NTT.
Bagi yang hendak memberikan donasinya dapat mentransfer ke rekening BPP KKSS yaitu Bank Sulselbar No. Rek.400-201-000000118-9.
Hingga Kamis, korban tewas bertambah menjadi 138 jiwa. Data ini merupakan update terkini yang dilaporkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). BNPB merinci sebanyak 67 orang meninggal dunia di Kabupaten Flores Timur, 32 orang di Lembata, Alor 25 orang, Kota Kupang 1 orang, Malaka 4 orang, Sabu Raijua 2 orang, Ende 1 orang, Kabupaten kupang 5 orang, Ngada 1 orang.
Selain itu, BNPB juga menyatakan sebanyak 61 orang hilang dan masih dalam pencarian. Jumlah tersebut tersebar di berbagai wilayah antara lain, Flores timur 6 orang, Alor 20 orang, Kabupaten Lembata 35 orang.
Doni mengatakan pencarian korban hilang di sejumlah daerah terkendala oleh akses. Pihaknya mengaku kesulitan memindahkan alat berat seperti, ekskavator dan dump truk yang digunakan untuk mengangkut batu-batu berukuran besar.
Selain itu, BNPB juga melaporkan bencana yang melanda NTT ini mengakibatkan 129 orang mengalami luka-luka, berdampak pada 1.700 keluarga atau 4.829 jiwa, dan membuat 13.226 jiwa mengungsi.
Sebelumnya, sejumlah daerah di NTT mengalami bencana banjir bandang dan tanah longsor. Bencana tersebut dipicu oleh bibit siklon Seroja yang menimbulkan cuaca ekstrem seperti hujan lebat dan angin kencang. (Aco)