Barru “Masengereng” Dengan Taraf Kebahagiaan Berkelas Dunia

0
217
- Advertisement -

Kolom Hafid Abbas

Di tengah suasana masyarakat Barru memperingati hari jadinya yang ke-65, pada 20 Februari 2025 lalu, masyarakatnya menyambut pula kehadiran kepemimpinan baru Barru dengan Bupati Andi Ina Kartika Sari dan Wakil Bupati Abustan A Bintang priode 2025-2030. Mereka berdua telah dialantik dan diambil sumpahnya oleh Presiden RI Prabowo Subianto di Istana Negara, bertepatan dengan hari jadi Barru (historic co-incident). Mereka berdua sebagai pemimpin pilihan rakyat berikhtiar mewujudkan Barru yang lebih maju, lebih sejahtera dan lebih adil kini dan ke depan.

Hari jadi Barru juga adalah hari yang bersejarah bagi masyarakat internasional karena bertepatan pula saat PBB menetapkan 20 Februari sebagai Hari Keadilan Sosial Internasional (United Nations International Day of Soci al Justice) melalui Resolusi PBB A/RES/62/10 (Resolution 62/10) pada Sidang Umum PBB di New York pada 12 Desember 2007. Tujuannya adalah agar semua negara di dunia memiliki tata-kelola pemerintahan, yang antara lain: menanggulangi kemiskinan, ketimpangan sosial dan ekonomi dengan memberi akses yang sama dan adil bagi semua warga negara terhadap pendidikan, pekerjaan, kesehatan, dan hak-hak dasar lainnya.

Meski ketiga lintasan sejarah itu berbeda satu dengan yang lain, namun terlihat terbingkai pada semboyan Barru: “wanua massenggereng, makkanggulung bulu macambuloe, mattappere galung maridie, massulappe watattana/laleng malurue, sibawa mattoddang tasi malowange yang menggambarkan keindahan alam, keluhuran budadya, dengan potensinya yang melimpah untuk lebih maju, lebih sejahtera dan lebih adil dengan kemampuannya sendiri.

Makna Masengereng

Masengereng sebagai semboyan Barru secara leksikal berarti mappasennang ati macinnong atau menyenangkan dan membahagiakan hati setiap kali melihat atau mengenangnya. Kata sengereng seakan digambarkan secara lebih utuh oleh John Keats, seorang sastrawan terkemuka Inggeris di abad ke-18 yang menuturkan, A thing of beuty is a joy forever. Its loveliness increases, it will never passes into nothingness.” Sengereng adalah satu keindahan dan kebaikan yang akan dikenang abadi. Keindahannya akan semakin bertambah setiap saat, dan tidak akan pernah sia-sia.

- Advertisement -

Bagi masyarakat bahari Barru (mattoddang tasi malowange) dikenal pula tuturan, tega sanre lopimmu, kosiko-tu taro sengereng -di mana pun perahumu bersandar (di mana pun engkau berada), maka di situlah engkau berbuat kebaikan yang akan dikenang selamanya.

Sengereng sebagai buah dari kebaikan, keluhuran dan keindahan, tidak akan pernah redup dalam lintasan ruang dan waktu. Ininnawamiro denre sisappa sipudoko, sisingereng, sirampe teppaja.” Hanya pada jiwalah, terjalin harmoni kehidupan, jika di jiwa yang satu bahagia maka di jiwa lainnya pun bahagia, pada jiwalah itulah tempat kita berbagi kenangan, harapan dan menjalin dialog tanpa akhir (lirik lagu Palettu Sengereng).

Sengereng sebagai jiwa kehidupan masyarakat (social spirit) Bugis Makassar pada umumnya dan Barru khususnya terlihat pula sesuai dengan semangat ketika PBB bersidang pada 28 Juni 2012 yang menetapkan 20 Maret sebagai Hari Kebahagiaan Internasional (United Nations International Day of Happiness).

Jika melihat laporan PBB (World Happiness Index 2024), dari 146 negara, tiga negara paling bahagia di dunia; terbebas dari korupsi, damai, dan sejahtera adalah Finlandia dengan skor 7,74, kemudian disusul Denmark (7,58) dan Iceland (7,53) di urutan ketiga. Sebaliknya yang paling sengsara adalah Afghanistan di urutan terendah 143 (1,73), Thailand di peringkat 58 (5,98) dan Indonesia di urutan 80 (5,57) atau sekitar 54,8% penduduknya tidak hidup bahagia di negerinya.

Yang menarik adalah Finlandia yang sudah delapan kali berturut-turut berada di peringkat teratas di dunia sebagai negara paling bahagia menurut kriteria PBB.

Ternyata semua kriteria itu juga tumbuh dalam khasanah kehidupan masyarakat Barru.

Pertama, masyarakat Finlandia lebih mementingkan bekerjasama dibanding dengan bersaing. Nilai-nilai itu ditanamkan sejak dini di jenjang pendidikan dasarnya. UNESCO mengangkat model pendidikan Finlandia sebagai kasus. Finish education model is encapsulated in its values of neither giving homework to student everyday nor conducting regular tests and exams. Instead, it is listening to what the kid want and treating them as independent thinkers of society (UNESCO, 2018).

Finlandia telah tercatat sebagai negara dengan mutu terbaik pendidikannya di dunia (weforum, 10/09/2018). Anak-anaknya amat bahagia menjalani pendidikannya karena tidak didorong untuk bersaing, tapi diberi kesempatan bekerjasama, bermain lebih lama atau bersama keluarga. Filosofi pendidikannya yakni memberinya kebahagiaan mengembangkan segala petensi anak secara maksimal sesuai dengan kemampuannya.

Filosofi dan model pendidikan seperti itu, juga tumbuh di sekolah-sekolah di Barru sejak hampir seabad silam. Pondok Pesantren DDI Mangkoso misalnya sudah berdiri sejak 21 Desember 1938, dalam perjalanan sejarahnya tumbuh di tiga pilar nilai-nilai luhur yakni: nilai-nilai tradisional, nilai-nilai agama (Islam), dan nilai-nilai modern. Nilai-nilai kearifan lokal tidak hilang dengan datangnya nilai-nilai agama, dan nilai-nilai agama juga tidak hilang dengan datangnya nilai-nilai modern. Ketiga sumber nilai ini menyatu di pendidikan di DDI yang membentuk peribadi yang inklusif yang mementingkan kebersamaan (Eksistensi Pondok Pesantren DDI Mangkoso, 2021, hal. 1283).

Karenanya, tidak mengherankan jika Ustaz Somad telah menuturkan, Zakat yang paling tinggi pendapatannya selama saya berceramah, penduduknya hanya 175 ribu, (tapi) zakatnya Rp18 miliar. Namanya Kabupaten Barru Sulawesi Selatan. Sukunya Bugis, (Rakyatku.com, 27/02/2020).

Kedua, masyarakat Finlandia memiliki tingkat kesenjangan sosial yang amat rendah, taraf kesejahteraannya merata. Keadaan ini mirip dengan struktur kehidupan sosial ekonomi Barru.
Barru memiliki luas wilayah Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.174,72 km² dan jumlah penduduk tahun 2022 sebanyak 186.911 jiwa (BPS, 2024). Selanjutnya, 39,67% penduduknya bekerja di sektor Pertanian, 5,45% bekerja di sektor Industri, 16,14% di perdagangan, 20,65% di jasa kemasyarakatan, dan 18,09% di sektor lainnya.

Meski demikian, kehidupan sosial-ekonomi masyarakat Barru menyatu dalam satu bingai harmoni, tidak ada sekat-sekat maju-tertinggal atau kaya-miskin seperti halnya ada kawasan ekskulusif The Morizen Clubhouse di Makassar atau PIK-1 dan PIK-2 di Ibukota.

Ketiga, masyarakat Finlandia dapat menikmati waktu sengganggnya dengan beragam keindahan alamnya. Warga Helsinki misalnya, dalam hitungan menit, dapat bersama keluarga ke taman-taman kota, atau ke pulau terdekat. Di negara ini terdapat lebih 40 national parks sebagai taman rekreasi untuk melayani seluruh warganya yang berjumlah 5,6 juta (2022).
Mirip dengan Finlandia, Barru juga dikelilingi hamparan sawah yang menguning di msim panen, garis pantai nan indah sepanjang 78 km, dan juga seakan dipagari gunung atau bukit dengan hutannya yang lebat. Seluruh sudut kehidupan masyarakat Barru seakan semuanya adalah taman rekreasi yang dapat dinikmati keindahannya setiap saat oleh warganya. Bahkan ada, Celebes Canyon, obyek wista yang keindahannya mirip dengan Grand Canyon di Amerika Serikat.

Keempat, Finlandia tercatat sebagai negara sangat aman dalam kehidupan masyarakatnya sehari-hari.
Barru juga termasuk daerah sangat aman. Selama 2024, Polres setempat melaporkan terdapat 216 kasus kriminal konvensional yang ditanganinya (Wartamerdeka, 31/12/2024). Jika dibandingkan dengan laporan Polrestabes Makassar, jumlah kasus serupa yang ditanganinya mencapai 5694 (RRINews, 31/12/2024), atau Barru lebih aman 27 kali dibanding Makassar, atau 269 kali lebih aman dibanding Jakarta karena pada 2024, Polda Metro Jaya menangani 58.055 kasus kriminal (beritasatu.com, 31/12/2024).

Terakhir, Finlandia memberi layanan kesehatan dan pendidikan gratis di semua jenis, jenjang dan jalur pendidikan.
Seperti halnya Finlandia, Barru kini juga terus membenahi kedua aspek vital itu, pendidikan dan kesehatan. Pada 2025-2030, di antara 18 program prioritas Bupati dan Wakil Bupati Barru, terdapat sejumlah agenda yang secara langsung terkait dengan peningkatan mutu dan layanan pendidikan dan kesehatan, seperti: Peningkatan Kualitas Infrastruktur Pendidikan; Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) untuk SD/MD dan SMP/MTs; Peningkatan Kesejahteraan Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUD; dst.

Ternyata tidak salah jika Barru memiliki semboyang Wanua Masengereng karena warganya menikmati taraf kebahagiaan berkualias dunia yang mengakar dari keluruhan warisan nilai-nilai agama, warisan budaya, warisan alam, yang terawatt abadi dalam lintasan perjalanan sejarahnya dari masa ke masa.

Penulis, Guru Besar Pendidikan HAM UNJ

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here