Kolom Fiam Mustamin
LAHIR, 2 Oktober 1953 di Kanca, desa pedalaman pertanian sawah berjarak 55 kilometer dari kota Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat.
Kedatangan Pak Dahlan bersama isterinya bunda Hana ke Jakarta atas prakarsa undangan Bunda Wasimah Suardi Arland untuk membicarakan kemungkinan mencetak ulang buku Ramang Macan Bola yang ditulis dan diterbitkan tahun 2011.
Buku ini sudah langka di perpustakaan dan hanya dimiliki dan disimpan terbatas oleh orang-orang yang memiliki hubungan emosional dengan klub sepakbola PSM Makassar.
Bunda Wasimah punya cucu bernama Nafil Arland, berusia 16 mewarisi bakat bermain bola dari kakeknya Suardi Arland yang dikenal sebagai playmaker Trio Macan PSM Makassar di era kejayaannya. Cucu Nafil ini berposisi sebagai striker/penyerang di klubnya Asiop.
Niat itu tersambut baik, yang rupanya Pak Dahlan sudah menyiapkan naskah revisinya dengan penambahan konten permainan sepak bola modern.
Filosofi Main Bola Juku Eja
APA yang dimaksud dengan bermain keras, ngotot dan cepat
menciptakan gol.
Hal ini yang menjadi memori kolektif para suporter fanatik PSM dengan julukan ikon Juku Eja ( Ikan Merah ) termasuk saya.
Permainan keras bukan bermain kasar, tapi itu adalah sebuah spirit bermain yang bernyali dan ngotot yang mengakumulasikan keterampilan dan kecepatan untuk menciptakan gol.
Inilah gaya yang dipertontonkan di era Trio Macan PSM: Suardi, Nursalam dan Ramang dalam menciptakan gol cepat dalam jarak dan posisi yang sulit diantisipasi oleh lawan.
Trio ini bermain sehati/chemistry yang saling bisa membaca pergerakan dengan bola maupun tanpa bola dan dengan feeling siapa yang punya peluang menciptakan gol.
Ini masukan saya untuk revisi buku itu, yang bisa menjadi acuan dalam menyusun dan merekurt pemaim dan pelatih. Tidak semata hanya dengan pertimbangan fisik dan teknis.
PSM Kebanggaan Pencinta Bola
DENGAN proforma permainan khas yang ditampilkan oleh PSM, maka suporternya tidak hanya terbatas pada etnis Bugis, Makassar dan Mandar dan Toraja.
Karenanya klub liga satu ini bisa diartikan milik open publik pencinta bola dimanapun berlaga.
Dan yang tidak bisa diabaikan untuk tetap mempertahankan adanya pemain yang dibesarkan di klub.
Semoga revisi buku Ramang Macan Bola dapat segera terwujud di Ultah lebih se abad PSM Makassar.
Tentang Dahlan Abubakar Guru Pemandu
PERJUMPAAN di Jakarta ini begitu berarti bagi saya khususnya di usia ulang tahunnya yang ke 69 .
Tahun 1980-an Pak Dahlan yang memberi ruang tulisan-tulisan saya di rubrik seni dan budaya di Harian Pedoman Rakyat Makassar dengan panduan editing dan koreksinya. Berlangsung selama sepuluh tahun.
Sekian lama baru jumpa muka dalam pertemuan itu yang dihadirI oleh Donny Pattinasarani, Alif we Onggang, Ary Suardi, Bu Hanna dan Bunda Wasimah.
Pak Dahlan datang dengan menghadiahkan buku otobiografinya Lorong Waktu, 2012, cetakannya luks setebal 586 halaman.
Mengurai X fase kehidupannya, yang belum terbaca semua.
Baru terbaca pengantar dan testimoni prolog Ptof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. epilog Dr Hamdan Zoelva, Prof Musdah Mulia, Merantau, Terdampar di Makassar dan Alih Fungsi.
Pak Dahlan yang purnabhakti tetap mengajar sebagai dosen di sejumlah Perguruan Tinggi di Makassar dengan disiplin ilmu Sastra, Budaya dan Komunikasi.
Hingga saat ini ia telah menulis 40 judul buku antara lain para Rektor Unhas dari Prof. Basri Hasanuddin, para Gubernur Sulsel dari Prof. Amiruddin.
Buku monumental lainnya, Qahar Muzakkar Detik Detik Terakhir, Gramedia 2020 dan Satu Abad PSM Mengukir Sejarah.
Semoga panjang umur dan terus menulis, barakallah aamiin.
Legolego Ciliwung 17 Oktober