PINISI.co.id- Yayasan Gerakan Masyarakat Sadar Gizi bersama Klinik Budhi Pratama, Literasi Sehat Indonesia, Rumah Sakit Sandi Karsa Makassar, dan Bakornas LKMI-HMI kembali menyelenggarakan webinar Seri II dengan topik “Puasa: Sehat, Berativitas dan Panjang Umur”, 8 April 2022.
Opening speech disampaikan oleh dr. Prasetyo Widhi Buwono, Sp.PD-KHOM, FINASIM (Pimpinan Klinik Budhi Pratama Restu Ibu Group) mewakili penyelenggara. Dokter Prasetyo yang sering disapa dr. Pras mengatakan, manfaat puasa itu sangat luar biasa. Di dalam ayat suci Al-Qur’an sudah ditegaskan dan didukung oleh beberapa peneliti. Contoh penelitian yang dilakukan seorang psikiater, Alan Scope dalam bukunya, Why Fast?
Menurunkan tekanan darah, menurunkan gula darah, dan menurunkan lemak untuk dua penyakit Hipertensi dan DiabetesMelitus sangat penting. Keduanya merupakan penyakit utama yang mendasari penyakit-penyakit yang lebih berat seperti katastropik dan membutuhkan biaya tinggi, dan sebenranya bisa dicegah.
Dalam penelitian lain disebutkan bahwa, puasa mengontrol nafsu seksual, menghambat penuaan dan merupakan proses detoksifikasi, yang akan mengendorkan ketegangan jiwa dan pengendalian diri lebih baik. Sejalan dengan hal itu ribuan tahun yang lalu Plato (filsuf yunani ) “puasa mengobati sakit fisik dan mental”, demikian juga kata filsuf yang lain Phillipus mengatakan “penyembuh terhebat dalam mengatasi berbagai macam penyakit.”
Webinar yang dimoderatori oleh dr. Jamaluddin Lukman dari Klinik Budhi Pratama dan Bakornas LKMI HMI dan ditemani oleh Host Ns. Sarifudin, M.Si (Leterasi Sehat Indonesia dan Klinik Merial Health) ini, menghadirkan tiga orang nara sumber yang ahli di bidangnya. Selain itu juga hadir dua orang penanggap, yakni: Rr. Laeny Sulistyawati, S.Sos. (jurnalis dari Republika) dan dr. Abd. Halik Malik M.K.M. (LK2PK dan Klinik Merial Health).”
Olahraga
Menurut Dr. Andi Nusawarta, Sp.OT (K) Sports, Kita harus tetap berolahraga saat puasa. Biasanya kita pada saat bulan puasa cenderung malas bergerak, apalagi berolahraga. Padahal hal itu dapat menyebabkan turunnya imunitas tubuh yang akan memberikan efek buruk bagi tubuh, sehingga tubuh terasa tidak fit dan bugar.
“Saat yang tepat untuk berolahraga saat berpuasa adalah sebelum buka puasa atau sesudah buka puasa. Untuk waktu olahraganya sendiri perlu kita atur dan kita kontrol, contoh: bila sesudah buka puasa itu baiknya 2-3 jam sebelum tidur. Bila mau pagi hari kurangi waktunya dan intensitasnya diatur, cukup olahraga ringan saja agar tidak dehidrasi dan lemas,” ujar Dokter Sport Clinic RSPI Bintaro jaya, RS. EMC Sentul & Dep. Kesehatan BPP KKSS ini.
Adapun hal yang perlu kita perhatikan dalam olahraga yaitu durasinya, itu bisa 30 sampai 60 menit atau 150 menit perminggu. Yang perlu diperhatikan lain adalah frekuensinya yaitu 3 sampai 5 kali seminggu. Dan yang perlu dan penting juga diperhatikan dalam berolahraga adalah rutinitas bukan beratnya. Mengapa ini penting karena olahraga itu harus diatur dan harus dikontrol, jika tidak bisa maka dapat terjadi resiko cedera dan bahkan kematian.
“Olahraga intensitas berat bukannya bagus, justru bisa menurunkan imun dan membuat tidak fit dan bugar dan bahkan dapat meningkatkan resiko cedera maupun gangguan kesehatan lainnya. Paling bagus ringan dan sedang. Bagaimana kita bisa tahu apakah olahraganya sudah berat atau belum? Ada cara simpel untuk mengetahuinya yaitu dites saat bicara, apabila ngos-ngosan atau sudah terengah berarti itu sudah masuk olahraga berat karena sudah berada dipuncak latihan,” beber Andi seraya menambahkan bahwa bisa juga, dari Heart Rate Maximum, bila HRM < 60 % HRM (Ringan) / 60-80 % (sedang) / > 80 % (Berat). Biasanya paling gampang bisa digunakan jam tangan khusus untuk mengetahui.
Ada beberapa jenis olahraga dan hal yang penting kita perhatikan saat berolahraga; Pertama, olahraga aerob, latihan kardio. Olahraga ini tepat untuk membakar lemak, dapat dilakukan dirumah, seperti treadmill, sepeda statis, skipping/ lompat tali, naik turun tangga, jalan cepat sekitar rumah.
Kedua, olahraga anaerob. Olahraga bukan hanya aerob tapi ada juga anaerob. Ini juga bagus untuk melatih kekuatan otot. Mengapa perlu melatih otot? Karena otot akan menyusut 1 sampai 2 % dengan sendirinya pada usia diatas 35/40 tahun. Otot itu berbanding lurus dengan tulang. Apabila kita tidak melatih otot maka otot mengecil dan tulang jadi lemah sehingga mudah patah. Contoh: Push up, squat, lunges.
Ketiga, yang perlu kita perhatikan yaitu fleksibilitas atau kelenturan yang biasanya kita lakukan saat pemanasan. Ini penting karena kelenturan tubuh dapat mencegah cedera dan mempunyai peranan penting untuk menjadi pelindung dalam peradangan sendi dan penyakit lainnya. Contohnya, lakukan stretching secara rutin untuk melatih fleksibilitas, maka dari itu baiknya kita jangan duduk seharian tapi lakukan peregangan setiap dua jam sekali.
Sedikit menambahkan dari dr. Andi, terkait olahraga saat puasa. Saat melakukan ibadah puasa itu kebugaran tubuh kita harus tetap terjaga. Meskipun olahraga saat puasa membutuhkan tenaga ekstra dan potensi membuat lebih cepat haus. Namun hal tersebut bukan sebagai alasan untuk enggan berolahraga.
Selama bulan Ramadhan, tetap bisa berolahraga, hanya saja, olahraga yang dilkakukan baiknya dengan intensitas yang rendah. Saat puasa tubuh bekerja dengan asupan cadangan energi yang minimal dengan kadar gula darah minimal. Jangan sampai terjadi hipoglikemia dan setiap orang memiliki batasn turunnya gula darah masing-masing tergantung cadangan gula dalam hati dan jumlah asupan kalori selama makan sahur. Sehingga olahraga saat puasa sebaiknya dilakukan dengan intensitas ringan-sedang.
Adapun jenis olahraga yang disarankan yaitu bisa dengan berjalan kaki, bersepeda, yoga ringan, dan itu lamanya kita berolahraga itu kurang lebih 30 menit
Kita juga perlu mengatur waktu olahraga, walaupun sebenarnya waktu olahraga itu tergantung dari masing-masing Indinvidu. Ada beberapa waktu-waktu yang perlu kita perhatikan. Misalnya ketika sesudah sahur itu kita berolahraga menggunakan cadangan energi saat sahur, sehingga sebaiknya olahraganya tidak berlebihan agar cadangan energinya tidak habis. Jangan sampai waktu menunjukkan jam 15.00 sore kita malah sudah tidak ada tenaga lagi. Selain itu, olahraga sebelum berbuka puasa itu tidak dianjurkan karena beresiko merusak otot dan juga bisa menghabiskan cadangan energi. Atau waktu ketika setelah berbuka puasa itu perlu diperhatikan juga dan hati-hati bagi orang yang punya gangguan pada saluran pencernaan.
Setelah waktu olahraga, kita juga mesti tahu kira-kira jenis olahraga apa yang bisa dilakukan selama puasa. Ada beberapa jenis latihan yang bisa dilakukan saat puasa, bisa menggunkan beban maupun tanpa beban. Latihan bisa membantu membakar kalori yang berlebihan yang dikonsumsi saat berbuka dan sahur sehingga memungkinkan mengurangi lemak tubuh. Latihan beban akan membantu memanfaatkan semua asupan protein dan karbohidrat berfungsi untuk penguatan otot. Kita dapat melakukan kombinasi latihan beban dan tanpa beban. [ZA dan JL]