Efek Puasa Mengendalikan Stres

0
107
- Advertisement -

Kolom Muh Khidri Alwi

وَمَنْ يُّرِدْ اَنْ يُّضِلَّه يَجْعَلْ صَدْرَه ضَيِّقًا حَرَجًا كَاَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِى السَّمَاءِ كَذلِكَ يَجْعَلُ اللّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ

Dan barangsiapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia (sedang) mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman (QS. Al-An’am, 125)

Berbagai problem hidup seringkali membuat kita kewalahan dalam mengatasinya. Sepertinya persoalan demi personalan selalu menghampiri kita, terlebih kita yang hidup di kota besar. Itulah resiko hidup. Kehidupan dalam arus modernisasi menyeret kita ikut berkubang bersama stres. Secara umum stress terjadi jika orang dihadapkan dengan peristiwa yang dirasakan dapat mengancam kesehatan fisik atau psikologis. Reaksi seseorang terhadap peristiwa stres juga berbeda. Sebagian menghadapi stress dengan enteng saja, sebagiannya mengalami dengan tensi tinggi, namun ada juga menganggapnya sesuatu yang menantang dan menarik.

Pada dasarnya stres bisa berpengaruh negatif maupun positif, tergantung orangnya. Seperti kita ketahui, persoalannya tergantung apakah kita bisa mengendalikannya atau tidak. Orang-orang yang tak mampu mengendalikan stres akan merasa tertekan dan tak tenang. Kondisi psikis yang serba tak enak itu dapat memicu timbulnya berbagai penyakit seperti kardiovaskuler (pembuluh darah dan jantung), hipertensi, ginjal, tumor/kanker, diabetes, maag, depresi, dan insomnia. Stress yang menimbulkan penyakit seperti di atas oleh WHO disebut sebagai _stres pathologis_ yang merupakan pembunuh terbesar di dunia.

Stres yang patologis akan mempengaruhi kehidupan kita, terutama kerja otak. Aktivitas listrik saraf otak ke berbagai bagian tubuh akan meningkat. Kondisi ini bisa memicu munculnya gejala, seperti denyut jantung menjadi cepat, mual atau ingin muntah, gemetaran atau tremor, berkeringat, mulut kering, sakit dada, sakit kepala bahkan sakit perut. Hal ini membuat saraf simpatik memberikan sinyal pada kelenjar adrenal melepaskan epinefrin ke dalam darah, dimana jika berlebihan dapat merusak memori dan konsentrasi. Hormon stres juga dapat menstimulasi liver untuk menghasilkan gula darah yang berlebih yang dapat menyebabkan penyakit diabetes tipe 2.

- Advertisement -

Selain itu, orang yang didera kecemasan akibat stress patologis dapat merasakan detak jantung lebih cepat sehinggan tekanan darah ikut naik. Inilah salah satu faktor pemicu stroke sampai serangan jantung. Pada wanita yang menderita stress berlebihan dapat memperpanjang atau memperpendek siklus menstruasinya. dan masih banyak lagi gangguan kesehatan yang dirasakan ketika stres selalu menghantui kita.

Salah satu efek pengendali stres adalah dengan merutinkan puasa. Selain tentunya puasa di bulan Ramadhan, juga sangat dianjurkan menambah puasa senin kamis. Stres yang berlebihan dan terus menerus (patologis) dapat dikendalikan pada saat kita puasa karena adanya kerja hormon kortisol dan hormon epinefrin_ yang aktif di bulan Ramadhan.

Seperti diketahui, pola tidur yang berubah pada bulan Ramadhan, karena adanya waktu sahur dan shalat lail yg biasa dilakukan dapat mengubah daur fisiologi hormon pertumbuhan (growth hormone) dan hormon kortisol. Pada hormon kortisol berperan dalam membantu menghadapi stressor (penyebab stres) pada pagi hari, mengurangi paradangan, dan keletihan. Selain hormon Kortisol, juga mengaktifkan lebih baik hormon endorphin. Hormon ini pada saat berpuasa berfungsi mengurangi rasa sakit dan gangguan emosional.

Efeknya akan melahirkan rasa tenang dan bahagia secara psikologis. Itulah sebabnya pada saat kita berpuasa perasaan tenang dan sabar sering kita rasakan karena lebih aktifnya kedua hormon tersebut. Wallahu ‘alam

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here