I Am Sorry My Love If Broken You Heart

1
972
- Advertisement -

Kolom Fiam Mustamin

THAT song, sweet memory.

Kenangan apa saja itu? Ini bukan kisah percintaan.

Tahun 1972 bermukim di Kompleks Perumahan Kodam XIV di Pandangpandang Sungguminasa Gowa.

Pindahan dari sejumlah asrama  tentara di kota Makassar.

- Advertisement -

Saya sendiri dari Losmen Segara, Jalan Sungai Saddang mengikuti keluarga kakak ipar Kapten Onggang Alam.

Kompleks perumahan yang baru itu tidak seberapa jauh dari kota Makassar, letaknya di areal perbukitan yang di sekitarnya daerah persawahan.

Komplek berada di kawasan pemakaman raja raja Gowa dan Bone. Di situ bermakam Sultan Hasanuddin dan Karaeng Pattingalloang,  Mangkubumi Kerajaan Gowa Tallo di abad ke 16. Tak jauh dari situ makam Arung Palakka di kawasan Lonjoboko.

Kompleks lebih dikenal dengan Kompleks Hasanuddin,  dibangun ratusan perumahan tipe 45 dengan  lahan kosong kanan kiri dan depan tanpa pagar. Sekitar 450 meter persegi. 

Perumahan yang setengah permanen itu, terdiri dari satu kamar utama, berlantai semen berdinding gedek dari anyaman bambu. Gamacca orang Makassar menyebutnya. Bangunannya dilengkapi sedikit demi sedikit oleh pemiliknya hingga jadi rumah permanen. Disiapkan satu sumur untuk empat rumah.

Tahun itu 1972-1973 kemarau panjang melanda sehingga kita mencari air sampai ke kampung sekitar.

Untuk membangun rumah, saya sering bersama truck mengambil pasir, batu bata dan bahan material lainnya.  Serta mengambil air di sumur umum untuk keperluan sehari-hari sebelum punya sumur sendiri.

Dari kota Makassar ke kompleks Pandang-pandang terasa berbeda suasananya, ibu kota provinsi ke kabupaten meskipun hanya berjarak dekat.

Remaja Lontara Kompleks

USIA remaja saat itu lepas SMA, cepat melakukan adaptasi dengan anak-anak remaja yang ada di kompleks dari berbagai asal suku di Sulawesi, Maluku dan Jawa.

Di antara itu ada juga yang sudah mahasiswa dan yang belum tamat SMA. Nama-nama seingat saya meski sudah setengah abad, adalah Abu, Cecep, Taju, Susi, Wandy, Yosy, Yola,  Ayi, Lucy, Mala, Samson, Ino, Fence …

Kami bertemu dan membentuk Ikatan Remaja Anak Kolong diberi nama Ikatan Remaja Lontara (IRL). Lontara yang dipilih mengikuti lambang Kodam XIV Hasanuddin.

Mereka mendaulat saya jadi Komandan/ Ketua. Tadinya saya berharap yang jadi ketua yang bapaknya mempunyai jabatan di kantornya untuk memudahkan urusan.

Pertama yang dilakukan ialah bakti sosial setiap minggu, ikut berperan di acara duka warga, melakukan perayaan ulang tahun anggota IRL dan peringatan HUT Kemerdekaan.

Saya sering ikut dalam memandikan jenazah untuk mengetahui adab memandikan jenazah anak dan dewasa. Untuk masalah pendanaan, IRL mencetak kalender dijual ke warga.

Sweet Memory

Di acara peringatan Ultah itulah salah satu remaja IRL menghafal lagu seperti judul yang di atas.

Beberapa yang lain diminta menyanyi dan tentu komandan tidak bisa mengelak.

Giliran ketua yang pertama setelah memberi sambutan dan membawakan puisi romantis, Cintaku Jauh Di Pulau, karya Chairil Anwar sebagai pengganti lagu.

Saya membacanya dengan menirukan gaya pembacaan seniman dan aktor Aspar Paturusi yang sering saya ikuti di Dewan Kesenian Maksssar.

Lagu I am sorry my love dan puisi Cintaku Jauh Di Pulau … menjadi  lagend sweet memory yang tak terlupakan.

Tidak lama bersama teman se remaja IRL saya hijrah ke Jakarta pada 1973 menempuh kehidupan hingga saat ini.

Saya bersyukur di usia remaja telah  mendapatkan berbagai pengalaman kehidupan dalam berorganisasi hingga bisa seperti ini.

I love you all my friend, we are always together never die just fade away …

Legolego Ciliwung
19 Oktober 2022

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here