Hari Ahad, Bukan Hari Minggu Ya

0
28
- Advertisement -

Hikmah Abdul Hamid Husain

Hari ini hari Ahad, bukan Minggu. Jadi biasakanlah menyebut Ahad, bukan Minggu. Sebab setiap ucapan yang keluar dari mulut memiliki dampak serius dan akan dimintai pertanggungjawaban.

Saat engkau mengucapkan kata “Hari Minggu”, di saat itu pula engkau ikut mengucapkan “Yesus sebagai tuhan sesembahan”. Sebab kata “Minggu” memiliki arti “kebaktian pada Yesus”.

Agar tidak ikut menjadi Kristiani, maka jangan lagi mengatakan “Minggu”, tetapi katakanlah “Ahad”. Jangan bilang “Seminggu”, tapi ucapkan “Sepekan”.

Apa arti kata Minggu? Minggu bermakna kebaktian pada Yesus, berasal dari kata minggos.

Hari Minggu adalah berkumpulnya umat Kristiani sebagai wujud kebersamaan dalam kebaktian.

Hari Minggu juga dimaknai sebagai hari Ekaristi, yang merupakan jantung kehidupan Gereja.

Menurut buku Loan-Words in Indonesian and Malay, kata “Minggu” diserap dari bahasa Portugis Domingo, yang berasal dari bahasa Latin Dominicus artinya “Hari Tuhan” atau “Hari dari Tuhan”.

Sejarah di Indonesia
Pada awal kemerdekaan RI, umat Muslim tidak terbiasa menggunakan kata “Minggu”. Umat Muslim umumnya memakai bahasa Melayu yang berakar dari bahasa Arab:

Ahad, Sabtu, Isnen/Senin, Selasa, Rabu, Khamis/Kamis, Jum‘at/Jum’at

Lambat laun, kata Ahad tergantikan oleh Minggu. Sayangnya, umat Muslim ikut-ikutan menggunakannya.

Catatan

1. Umat Muslim yang beriman kepada Allah sebagai satu-satunya Tuhan, hendaknya menggunakan Hari Ahad, bukan Hari Minggu. Menggunakan sepekan, bukan seminggu.

2. Mari perbaiki kebiasaan salah ucap dan salah tulis: Mubarak, bukan Mabruk.

مُبارك لا مبروك

Mahram, bukan Muhrim.

مَحْرَم لا مُحْرِم

Ni‘mat, bukan nikmat.

نِعْمَة لا نِقْمَة
Ni‘mat berarti hal-hal yang indah dan baik, lawannya adalah NiQmat yang berarti hal-hal yang buruk.

Silaturrahim, bukan silaturahmi.

صِلَة الرَّحِم لا صِلَة الرَّحْمَى

Samara, bukan aamawa.

سكينة، مودة، ورحمة (bukan سكينة، مودة و…)
Samara adalah singkatan dari Sakinah, Mawaddah, Rahmah. Samawa hanya Sakinah, Mawaddah, Wa….
Lebih sempurna lagi: Samarasa → Sakinah, Mawaddah, Rahmah, Sa‘adah.

3. Jangan meniru orang yang berbeda keyakinan. Rasuulullaah ﷺ mengingatkan:

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
(رواه أبو داود)
Artinya: “Siapa yang meniru suatu golongan, maka ia termasuk bagian dari mereka.” (Hadits Sahih riwayat Imam Abu Dawud).

Mari kita berdoa dengan doa yang diajarkan Rasulullah ﷺ:

اللهم أعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
(Allāhumma a‘innā ‘alā dzikrika, wa syukrika, wa husni ‘ibādatika).

Artinya: “Ya Allah, bimbinglah kami untuk selalu mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah kepada-Mu dengan sebaik-baiknya.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here