Hikmah Abdul Hamid Husain
Siapa sangka perjudian daring memiliki omzet 300 hingga 900 triliun setahun. Dan semua kalangan melakukannya, termasuk anak-anak SD dan dibawah umur. Sungguh miris.
Sepintas, berjudi mendapat untung, mendapat uang atau barang. Padahal sejatinya, judi adalah penghancur yang pelan pelan membunuh.
Tidak ada penjudi yang selamat dan untung. Makanya Allaah SWT melarang keras judi, apapun bentuknya; on line dan off line. Termasuk permaiman tebak tebakan dan undian yang beruang.
Allaah SWT berfirman mengharamkan Judi:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالأنْصَابُ وَالأزْلامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (90)
إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ (91)
“Hai orang-orang yang beriman, sungguh, meminum minuman keras, berjudi, berkurban untuk berhala sesembahan, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji yang termasuk perilaku setan, maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu, agar hidupmu mendapat keberuntungan.
Sungguh, setan itu hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran meminum khamar dan berjudi, dan menghalangi kamu dari mengingat Allaah dan Sholat; maka berhentilah kamu dari hal hal yang menjerumuskan itu.”
(QS. Al-Maaidah, surah ke 5, ayat 90-91, halaman 123).
Rasuulullaah SAW juga bersabda melarang keras judi dan sejenisnya:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
” مَنْ حَلَفَ فَقَالَ فِي حَلِفِهِ: وَاللَّاتِ وَالعُزَّى، فَلْيَقُلْ:
لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَمَنْ قَالَ لِصَاحِبِهِ: تَعَالَ أُقَامِرْكَ، فَلْيَتَصَدَّقْ “
Artinya:
“Siapa yang bersumpah dengan mengatakan ‘Demi Laata dan ‘Uzzaa, padahal semestinya dia berkata, ‘Laa ilaaha illallaah’.
Dan siapa yang berkata kepada kawannya, ‘Mari aku ajak kamu berjudi’, maka hendaklah dia bersedekah!”. (Hadits Sahih Riwayah Al Imam Al-Bukhâri, no. 4860; Muslim, no. 1647).
Rasuulullaah SAW besabda menerangkan bahwa judi adalah perbuatan haram yang sangat merugikan, diumpamakan seperti memakan daging babi dan juga mencelupkan tangan ke dalam darah babi yang penuh dengan kuman penyakit yang mematikan secara pelan pelan:
عن عبد الله بن عاص رضى الله عنهما :
قال رسول الله صلى الله عليه و سلم:
اللاعبُ بالفصين قماراً ؛ كآكلِ لحمِ الخنزيرِ ، واللاعبُ بهما غير قمارٍ ، كالغامسِ يدهُ في دمِ خنزيرٍ
Artinya:
“Bermain judi dengan dua mata dadu seperti orang yang makan daging babi.
Dan orang yang bermain dengan kedua mata dadu tapi tanpa taruhan, seperti orang yang mencelupkan tangannya ke darah babi. (darah dan daging babi penuh bakteri pembunuh secara pelan pelan)”.
(Hadits Sahih Riwayah Al Imam
Al Bukhari)
Catatan
1. Judi adalah penghancur kehidupan dan pembunuh secara pelan pelan.
2. Rasuulullaah SAW sudah menegaskan bahwa judi adalah perbuatan haram yang sangat keji, merugikan, diumpamakan seperti memakan daging babi dan juga mencelupkan tangan ke dalam darah babi, yang keduanya penuh dengan kuman penyakit yang mematikan secara pelan.
3. Agar tidak mudah silau, tertipu ajakan seolah akan dapat uang padahal tipuan, maka Perbanyaklah Doa yang diajarkan oleh Rasuulullaah SAW ini, terutama sebelum memulai beraktifitas di Pagi hari:
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
“Allaahumma innii as-aluka ‘ilman naafi’an warizqan thayyiban wa’amalan mutaqabbalan”.
.
“Yaa Allaah, sungguh, aku memohon kepada-Mu ilmu pengetahuan yang bermanfaat, rezeki yang halal lagi baik, dan amalan yang diterima oleh-Mu.”
(Ref.: Kitab Musnad Al Imam Ahmad,6/322.
Sunan Ibnu Majah,no.925.
Dan Sahih Ibnu Majah,no.753.)
Penutup:
Mari kita berdoa dengan Doa yang diajarkan oleh Rasuulullaah SAW ini:
“Yaa Allaah bimbinglah kami untuk selalu eling mengingat Mu yaa Allaah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik baiknya kepada Mu”
اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
(Allaahumma a’innaa ‘alaa dzikriKa, wa syukriKa, wa husni ‘ibaadatiKa).
Abdul Hamid Husain, Alumnus Ummul Qura University, Makkah & King Abdulaziz University, Jeddah.