Catatan Arfendi Arif
Balingka adalah sebuah kampung kecil di Kec. IV Koto, Kab. Agam, Bukittinggi, Sumatera Barat. Desa yang terletak di kaki Gunung Singgalang ini udaranya sejuk dan pemandangannya indah. Dua gunung, Singgalang dan Marapi tegak berdiri berdampingan. Sawah penduduk terhampar dengan bentuk berjenjang-jenjang atau berombak-ombak menyejukkan mata memandangnya.
Secara historis Balingka merupakan desa yang cukup melahirkan beberapa tokoh ulama, di antaranya Syekh Daud Rasyidi, seorang ulama yang berjasa mengembangkan dakwah Islam di Balingka dan tanah Minang. Daud Rasyidi termasuk salah satu murid Haji Rasul atau Haji Karim Amrullah ( Haji HAKA, ayah Hamka). Daud Rasyidi mempunyai seorang putra yang bernama H. Mansur Daud Datuk Palimo Kayo yang pernah menjabat Duta Besar Indonesia untuk Irak dan mantan Ketua MUI Sumatera Barat.
Salah satu pendiri IAIN Prof.Dr. Mukhtar Yahya, Guru Besar Tafsir IAIN ( sekarang UIN) Sunan Kali Jaga Yogyakarta, juga berasal dari Balingka. Dan, Mukhtar Lutfi aktifis politik Permi di masa revolusi juga berasal dari Balingka. Mukhtar Luthfi meninggal di Makassar dan jasadnya dikuburkan di tanah daeng ini dan namanya diabadikan sebagai nama jalan.
Tokoh pers nasional dan wartawan senior saat ini Karni Ilyas juga berasal dari Balingka. Hingga kini ia rutin pulang kampung setiap lebaran dan mensponsori pemberian hadiah untuk pesta seni tradisional merayakan Idul Fitri.
Sejarah perantauan orang-orang Balingka keluar desanya sudah diawali sejak zaman penjajahan Belanda. Terutama ke pulau Jawa atau ke Jakarta yang dulu populer disebut ke Jawa, Betawi atau Batavia.
Terkenal tokoh saudagar H. Tamin, seorang wiraswastawan yang membeli barang-barang dagangan ke Batavia untuk diperdagangkan. H. Tamin memiliki beberapa putera yang dikadernya menjadi bisnisman, ahli hukum dan pendidik. Sehingga di antaranya ada yang menjadi pengusaha tekstil dan diplomat.
Perantauan orang Balingka makin aktif mulai tahun 60-an atau akhir 50-an. Selain ada faktor pindah dari kampung halaman karena adanya pemberontakan PRRI juga karena ingin meningkatkan kesejahteraan dan kehidupan yang lebih baik. Terutama di Jakarta ada yang menjadi pedagang, usaha jasa penjahit (tailor) dan lainnya.
Mendirikan Balairung IKB Jabodetabek
Kekompakan warga Balingka di Jakarta dibuktikan dengan berhasil mendirikan sekretariat dan gedung sendiri di Jakarta. Tepatnya berdiri di Jalan Abdul Jalil, Tanah Abang, Jakarta Pusat sekitar tahun 1980-an. Tanah dan bangunan yang berhasil menjadi milik sendiri ini dibiayai dari hasil swadaya warga Balingka yang bermukim di Jakarta. Dari bangunan yang sederhana berhasil diwujudkan menjadi fasilitas yang lumayan cukup memadai untuk mengadakan pertemuan-pertemuan dan acara silaturahim, tempat bertemu dan mengadakan acara-acara pengajian, halal bihalal, kegiatan korban, resepsi perkawinan dan lainnya.
Ikatan Keluarga Balingka (IKB) sebenarnya bukan hanya berada di Jakarta. Di kota lain yang cukup berkembang dan punya gedung sendiri tercatat di Medan, Padang dan Metro, Lampung Tengah.
IKB Jakarta yang anggota atau warganya cukup besar terdiri dari warga yang bermukim di Tangerang, Bekasi, Bogor, Kerawang, bahkan ada yang datang dari Cirebon, Jawa Barat.
Regenerasi kepemimpin dalam kepemimpinan IKB Jabodetabek berjalan cukup lancar. Periodeisasi kepemimpinan bergulir 3 tahun sekali. Setelah kepemimpinan para pendiri dan perintis IKB, kini IKB dipimpin generasi baru kelahiran 60-an dari kalangan profesional kelahiran perantauan.
M. Luthfie Hakim Ketum IKB Jabodetabek sekarang yang memimpin IKB untuk periode kedua adalah warga Balingka kelahiran Yogyakarta 27 Maret 1964. Luthfie adalah alumnus Universitas Gajah Mada Jogja (UGM), S1, magister dan doktor, seorang advokat atau pengacara aktif. Ia seorang ahli hukum di bidang kesehatan dan konsultan hukum banyak rumah sakit, memiliki kantor pengacara sendiri dan dosen di banyak perguruan tinggi di bidang hukum. Ia juga Ketua Umum Pengurus Pusat Himpunan Advokat Spesialis Rumah Sakit (HASRS) dan juga seorang pengulu atau datuk di persukuannya dengan gelar Datuk Pengulu Kayo Nan Putiah. Luthfie juga menjadi anggota dan pengurus di banyak organisasi advokat, termasuk pengurus MUI di bidang hukum.
Aktifitas Pulang Basamo
Pada 27 Maret 2025 lalu (4 hari sebelum lebaran) IKB Jabodetabek menginisiasi Pulang Basamo (Pulbas), yaitu pulang kampung merayakan Idul Fitri di Balingka. Panitia menyiapkan 4 bis untuk membawa warga perantauan di Jabodetabek. Ini merupakan acara yang kedua kalinya diadakan setelah 2 tahun lalu yang juga pulang basamo menggunakan 8 bus. Acara ini digelar dengan tujuan untuk menumbuhkan rasa cinta pada kampung halaman dan memberi kesempatan kepada warga yang belum sempat pulkam untuk bisa menikmatinya.
Di samping itu Panitia Pulang Basamo dan IKB Jabodetabek sempat pula mengadakan bakti sosial berupa santunan anak yatim yang juga rutin dilakukan tisp acara Pulbas.
Ada usulan dalam Pulbas selanjutnya di masa datang diperluas dengan membuka kesempatan pula kepada kalangan muda dan remaja untuk ikut Pulang Basamo. Ini dengan harapan agar para kawula muda Balingka mengenal tanah leluhurnya, sebab banyak pula di antara mereka yang belum tahu dan mengenal tanah leluhurnya.
” Saya berharap dalam pulang basamo para peserta mengajak keluarganya, sehingga mereka bisa mengenal kampung halamannya, Nagari Balingka. Sebab masih banyak keluarga Balingka yang belum mengetahui tanah leluhurnya,” ujar Ketua Umum IKB Jabodetabek, M. Luthfie Hakim
Bukan hanya hal itu, Datuk M. Luthfie Hakim juga berharap makin banyak warga Balingka yang menghadiri acara rutin pengajian IKB Jabodetabek di Balairung Balingka yang beralamat di Jalan Abdul Jalil Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Luthfie Hakim mengingatkan, Gedung IKB dibangun oleh para orang tua kita terdahulu dengan semangat dan pengorbanan untuk kepentingan warga Balingka. “Karena itu gedung dan Balairung IKB ini harus lebih banyak dimanfaatkan,” terangnya.
Ketum IKB berjanji akan memperbanyak kegiatan tabligh akbar dan acara lainnya agar menarik warga datang menghadiri acara rutin pengajian IKB Balingka.
Dalam acara ramah tamah yang diadakan di rumah kediaman Angku Datuk Luthfie di Jorong Pahambatan, Balingka, 2 April 2025, M. Luthfie Hakim juga menegaskan pentingnya memperhatikan regenerasi kepemimpinan IKB. Menurut Luthfie ia sudah menjabat dua periode, dan tidak mungkin menjabat tiga periode. “Jangan sampai saya tiga periode, ini preseden yang tidak baik,” terangnya.
Ditambahkan, mulai sekarang sudah saatnya ditokohkan seseorang supaya bisa maju sebagai calon ketua umum IKB. Luthfie melihat, jangan takut kalau memimpin program tidak bisa berjalan. Kenyataannya, sekarang ini program dan kegiatan IKB bisa berjalan, walaupun ia tidak hadir.
” Sekarang ini banyak kegiatan bisa berjalan, walaupun saya tidak hadir. ini menunjukkan regerenasi bisa berjalan, dan tandanya ada pemberdayaan regenerasi,” pungkas Angku Datuk Pengulu Kayo nan Putiah, Luthfie Hakim.