Kolom Ruslan Ismail Mage
Sebagai akademisi sekaligus inspirator, setiap memulai perkuliahan pertama mahasiswa baru, saya selalu memintanya mengeluarkan semua dompetnya untuk disimpan di atas meja. Dengan penuh tanda tanya para mahasiswa mengikuti perintahku mengeluarkan dompetnya. Ketika saya tanya berapa isi dompetnya, mereka hanya diam saling bertatapan penuh keheranan. Sudah pasti mereka membatin, apa hubungannya isi dompet dengan perkuliahan? Untuk mengakhiri keheranan mereka, saya bertanya kapan terakhir bersedekah? Tanpa menunggu jawaban mereka saya menegaskan, “Jangan pernah menunda bersedekah kalau tidak ingin menjadi pengangguran”.
Semua mahasiswa tujuannya hanya satu ingin mendapatkan pekerjaan, tapi fakta tidak terbantahkan sekarang jutaan sarjana menganggur. Itu berarti kecerdasan intelektual tidak mampu lagi mengatasi sarjana pengangguran. Karena itu tulisan ini mencoba menawarkan solusi kecerdasan spiritual kepada mahasiswa supaya tidak menjadi bagian dari inflasi sarjana di negeri ini.
Caranya adalah “konsisten bersedekah setiap hari atau minimal setiap Jumat. Cukup Rp 500 atau Rp 1000 yang penting konsisten, karena Allah SWT tidak melihat jumlah nominalnya yang penting ketulusan dan keihlasan berbagi”. Kalau konsisten bersedekah sejak mahasiswa baru sampai sarjana (kurang lebih 4 tahun) maka jangan pernah lagi meragukan masa depannya, karena Allah SWT pasti membalas konsistensi dan keikhkasannya bersedekah dengan memberinya pekerjaan. Sebagaimana Firman-Nya berikut ini.
Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (balasannya) bagi mereka; dan mereka akan mendapat pahala yang mulia. (QS. Al-Hadid : 261). Setelah mengundang datangnya pertolongan Allah. Rasulullah SAW bersabda, “Allah akan menolong seorang hamba selama si hamba itu mau menolong saudaranya. (HR. Ahmad).
Alangkah beruntung dan bahagianya orang-orang yang rajin bersedekah, karena dunia dan akhirat dijamin Tuhannya. Sebagaimana hadits Nabi : Barang siapa memudahkan orang yang dalam kesulitan maka Allah SWT akan memudahkan baginya (urusannya) di dunia dan di akhirat. (HR. Ibnu Majah).
Diriwayatkan seorang benatu lewat dihadapan Nabi Isa dan kelompok Hawarry. Nabi Isa berkata kepada mereka, “Hadirilah jenazah orang ini waktu zuhur.” Pada waktu zuhur ternyata orang itu belum meninggal. Jibril turun dan Nabi Isa bertanya kepadanya, “Bukankah engkau telah memberitahuku tentang kematin benatu ini?” Jibril menjawab, “Benar, akan tetapi setelah itu dia bersedekah dengan tiga potong roti, sehingga diselamatkan dari kematian.
Sahabat pembelajar, setelah memahami dan mempraktekkanya perintah ayat-ayat dan hadits tentang sedekah, kini saya tidak membutuhkan apa-apa lagi, karena telah “kutemukan cinta sejati dalam sedekahku.” Semakin banyak bersedekah semakin kutemukan cinta sejati Allah SWT dengan menggantinya jauh lebih banyak. Perwujudan cinta Allah SWT ke hamba-hamba-Nya yang rajin bersedekah adalah dengan mengganti hartanya lebih banyak (melipatgandakan rezekinya). Sebagaimana firman-Nya : Barang siapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya (QS. Al-An’am : 160).
Sahabat, jangan menunggu kaya untuk bersedekah. Menjadi kaya itu tidak pasti, yang pasti bersedekah itu menjadi kaya. Jadi mari berlomba, jangan lagi menunda waktu, “temukan cinta sejati Tuhan dalam sedekahnya”.
Penulis : Akademisi, Inspirator sedekah, Founder Sipil Institute Jakarta