Judul Buku: Parenting Literasi
Penulis. : Bachtiar Adnan Kusuma
Pengantar. : Dr.H.M.Amir Uskara, M.Kes.
Terbitan : Yapensi, Oktober 2021
Jumlah Halaman : 182
PINISI.co.id- Semangat literasi, hari ini menggema di mana-mana. Dari tempat terpencil dengan segala keterbatasannya, sampai kota besar yang segalanya ada. Tersebar peujuang literasi dengan masing-masing gayanya, menjaga gema semangat literasi, agar selalu ada. Bahkan semakin nyaring terdengar.
Semua itu tentu berasal dari kerja berbagai pihak. Ada banyak komunitas literasi yang berjuang tanpa letih, juga tiada mengenal pamrih. Betul-betul bekerja hanya untuk mengabdi. Didukung dengan berbagai program pemerintah yang mendukung literasi.
Mulai dari yang Sederhana
Energi literasi sudah menyala, tugas selanjutnya adalah menjaganya agar tetap berkobar. Caranya? Mulailah dari hal-hal kecil. Tularkan energi literasi pada orang-orang terdekat. Itulah yang ditawarkan dalam Buku Parenting Literasi, yang ditulis oleh Bachtiar Adnan Kusuma (BAK). BAK adalah penggiat literasi yang sudah puluhan tahun beraksi, mengabdi. Atas kiprahnya di dunia literasi, baru-baru ini BAK diganjar penghargaan Nugra Jasadharma Pustaloka.
Parenting Literasi adalah buku yang hendak berbagi informasi, bahwa mengurus pengembangan literasi adalah mengurusi sebuah mega proyek. Membangun literasi sejatinya membangun peradaban. Meskipun begitu, mulailah dari hal yang sederhana. Jangan berfokus pada akhir perjuangan literasi, bagaikan istana megah yang sulit dibangun. Pandanglah literasi seperti keping-keping kecil batu pualam yang menyusunnya. Pada kepingan mana kita mau memberi sumbangsih. Tidak perlu muluk-muluk dalam mengembangkan literasi, mulailah dari keluarga sendiri. Itu semangat yang berusaha BAK bagi dalam buku ini.
Keluarga memang menjadi unit terkecil dalam masyarakat. Bukan karena dia unit terkecil, maka kecil pula pengaruhnya. Persoalan sosial yang ada di masyarakat, biasanya berawal dari tatanan keluarga yang rapuh. Juga sebaliknya, keadaan masyarakat harmonis, pasti lahir dari keluarga nan tentram.
Jika ingin memajukan literasi di tengah masyarakat, mulailah dari unit terkecil: keluarga. BAK dalam buku ini menggambarkan tentang potret keluarga yang berliterasi. Selain dipenuhi perabotan rumah, ruang-ruang keluarga juga dipenuhi jejeran buku beraneka tema. Anak-anak tidak hanya sibuk dengan gawai, tapi mereka lebih antusias membalik-balik lembar buku.
Dua Pembahasan
Jika dibagi dalam dua bagian besar, Buku Parenting Literasi memuat buah pikir dan jejak pengalaman BAK sebagai seorang pejuang literasi. Ide-ide kreatif yang sederhana, menjadi ciri khasnya. Misalnya, BAK pernah menggagas “Gerakan Membaca 15 Menit”. Ya, waktu yang tidak terlampau lama, hanya 15 menit. SMA Negeri 17 Makassar adalah sekolah yang pernah menerapkan konsep ini. Setiap hari siswa diwajibkan membaca 15 menit saja di perpustakaan sekolah.
Dalam Buku Parenting Literasi, juga dikisahkan ketika BAK membuat sebuah terobosan, lagi-lagi dalam bentuk gerakan, namanya Gerakan Ibu Suka Membaca Buku. Ibu-ibu yang biasanya identik dengan urusan domestik rumah tangga, di mata BAK mereka sangat potensial dalam membesarkan gelombang literasi.
“Apalagi untuk perkara membangun peradaban. Wanita adalah komponen penting. Wanita, kelak bila dia telah menjadi ibu, maka sejatinya dialah pendidik dunia. Bila generasi muda ini hancur, maka salah satu yang paling patut terkena getah adalah ibu.” Ungkap BAK dalam Buku Parenting Literasi.
Dari sekian banyak ide-ide segar pengembangan literasi yang digagas BAK, salah satu yang paling inovatif adalah perpustakaan lorong. Berawal dari mencermati tata ruang Kota Makassar yang banyak memiliki lorong, muncullah gagasan untuk membuat perpustakaan di lorong-lorong Kota Makassar.
Perpustakaan lorong, ide yang telah terejawantah dalam aksi nyata, membuat BAK mendapat banyak sorotan. Dalam buku ini BAK mengungkapkan keinginannya mengikuti jejak John Wood. Seorang tokoh literasi dunia yang punya sekitar 7.000 perpustakaan.
Selain disuguhi oleh gagasan-gagasan segar, membaca Buku Parenting Literasi seperti sedang membaca catatan perjalanan seorang pejuang literasi. BAK mengajak kita bersafari dari satu forum literasi ke forum yang lain. Dari “safari literasi” itu BAK mengajak kita bertemu dengan berbagai tokoh pendukung literasi. Juga beragam organisasi yang punya komitmen terhadap pengembangan literasi.
Buku Parenting Literasi cocok diasup oleh mereka yang punya rencana sama dengan BAK, menjadi pengabdi di dunia literasi. Banyak aksi nyata yang bisa “dicontek” dari BAK. Atau bagi mereka yang hampir kehabisan asa dalam memasyarakatkan literasi. Dengan ide-ide kreatifnya yang sederhana, BAK berhasil menggambarkan dan membuktikan bahwa perjuangan literasi sesuatu yang sungguh realistis. Mulailah dari langkah-langkah kecil yang kita bisa, parenting literasi, literasi dari rumah kita adalah salah satunya.
Adi Wijaya