Melantunkan Syair Kisah Anak Yatim yang Menangis di Hari Raya led

0
778
- Advertisement -

Kolom Fiam Musamin

HARI raya Lebaran 1443 H memberi kegembiraan khusus dengan kiriman sebuah video lagu gambus klasik dari grup komunitas Habaik.

Syair dan lagu dalan video tersebu kisah tentang seorang anak yatim yang ditemui Rasulullah sedang sendirian menangis di hari raya Ied.

Anak yatim itu ditanya oleh Rasulullah,  “Mengapa engkau menangis?”

Lalu di jawabnya bahwa ayahnya telah  gugur ketika berperang bersama Rasulullah dan ditinggal oleh ibunya yang menikah lagi.

- Advertisement -

Anak yatim itu merasakan kesedihan yang begitu mendalam, merindukan kehadiran  seorang ayah seperti halnya dengan anak anak seusianya.

Ibunya mengambil rumah dan semua harta peninggalan ayahnya.

Mendengar itu, Rasulullah menawarkan untuk menjadi ayahnya.

Aisyah jadi ibunya, Fatimah jadi kakaknya, Ali jadi  pamannya, Hasan dan Huzen jadi saudaranya.

Mendengar itu, si anak yatim sadar bahwa
yang mengajaknya seorang Nabi dimana ayahnya ikut berperang dan syahid dalam menegakkan agama/akhlak manusia dari kaum jahiliah.

Dorsaf Hamdani, pelantun syair itu  kelahiran 6 Juni 1975 Tunisia berdomisili di Cairo Mesir.  Dia berlatar Qori, dikenal sebagi pelantun irama gambus klasik.

Telah melakukan muhibah syiar ke berbagai negara. Album syair lagunya irama padang pasir.

Berharap suatu saat konser syiar lantun
tunggalnya juga dapat kita saksikan di  Indonesia.

Demikian referensi Dek Zulfikar Yunus, penulis dan editor buku yang begitu inspiratif, yang baru menyelesaikan : Kisah Biografi Hj. Sitti Siada Daeng Siang, Sang Penerang (Penuntun dan Motivator),1945- 2021

Larut Dalam Keharuan

SEMUA kisah sentuhan kenanusiaan Rasulullah dengan umatnya mengharukan dan seperti itulah rasa yang saya alami.

Karenanya saya berbagi kisah ini kepada sahabat terdekat yang satu pemahaman.

Saya memutar berkali kali video itu, untuk selalu ingin larut degan keharuan kisah itu.

Rasa yang sama datang dari Mas TH. Abdre Mohtar, budayawan sufi yang begitu dalam penghayatannya. Sahabat ini mengatakan bahwa  ia terisak isak menutar video itu  dari awal hingga akhir.

Begitu besar makna persentuhan kepedulian dengan anak yatim. Jeritan anak yatim tembus ke Arasy Allah Swt. Begitu komentarnya.

DUA makna dengan kehadiran video itu.

Pertama, seperti hidup dalam satu masa yang jauh ke belakang  di abad ke enam.

Dimasa kehadiran Rasulullah dengan tantangan kerasulannya untuk memperbaiki akhlak umat manusia.

Kedua, sebagai refleksi ke kehidupan umat manusia saat ini, untuk bisa hidup saling memanusiakan dan memuliakan sesamanya.

Akhlak dan perilaku Rasulullah menjadi teladan panutunan bagi kita hinga akhir zaman.

Karenanya kita perlu mengasah kepekaan dan sensivitas rasa kenanusiaan kita di antara sesama, barakallah fiqum …

Legolego Ciliwung 17 Juli 2022

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here