Melayu Tua Terkoyak, Luka Negeri Ini

0
701
- Advertisement -

Jumrana Salikki

Tanah Melayu
Bumi Rempang
Kepulauan Riau
16 titik kampung Adat sebagai bagian dari peradaban Bangsa
Sejak 1834 telah ada
Sebelum bangsa Indonesia merdeka.

Pengalihan atas nama investasi
Dalih relokasi
Mencabut dari akar peradaban Bangsa
Melayu adalah pijakan batin negeri ini

Pengorbanan
Perjuangan Melayu
Tak kan terhapus di negeri ini.
Adab dijunjung tinggi
Elok diucap
Damai di telinga
Begitu indah tutur dalam baitnya

Bahasa Indonesia ada
Melayu pererat Bangsa

- Advertisement -

Begitu mudah
Di siang bolong
Mempertontonkan kuasa di atas kuasa
Di Tanah Adat
Lahirnya ikatan
Loyalitas berbangsa
Bernegara…

Tanah Dijaga
Adat Dijungjung
Adab Terjaga
Ibadah Terjaga….

Tak kan tumbuh pohon rindang
Terpindahkan dari bumi asal
Apalagi terpisahkan dari rumpunnya
Terpisah
Tersekak
Tercekik
Sesak
Lalu perlahan mati

Di tengah tembok pemisah
Yang tiada lagi sapa..
Keguyuban
Keluarga harmoni
Terpisahkan satu sama lain

Gurindam perlahan hilang
Seiring murung wajah
Syair Melayu perlahan punah
Tiada lagi mereka
Kemana mereka hendak berlari…

Tiada penggusuran
Yang ada relokasi
Apa pembeda keduanya?

Bumi Melayu Tua Terkoyak
Luka negeri ini
Perlawanan rakyat adalah perjuangan.

Anak-anak sekolah berlarian
Tiada daya melawan gas air mata…
Hadap-hadapan rakyat dan aparat
Sejatinya dilindungi dan melindungi
Adakah nurani
Berjalan
Pembonsaian terhadap entitas bangsa.

Untuk siapakah pembangunan?
Mencabut
Mencerabut peradaban Bangsa.
Di mana kehidupan
Kearifan lokal
Kebudayaan Bangsa Indonesia harus lestari
Ada sepanjang masa.

Melayu adab dijunjung
Ibadah terjaga

Lukamu
Luka negeri ini
Tangismu
Duka Bangsa ini..
Hilangmu
Kuburan Bangsa ini

Setelah Melayu
Lalu ke mana lagi merambah mencerabut sendi- sendi tubuh…

Adakah kita membiarkan ini
Hari ini
Atau tiada lagi

Karena semua akan menanggungnya
Perlahan
Dan pasti
Rambahan itu akan meraja lela di Bumi Pertiwi
Memporak-porandakan kearifan lokal
Yang sejatinya di tiap kita
Menjadi perisai di titik
Di simpul-simpul
Dan di tapal batas negeri ini.

Siapa pun
Di manapun
Sebagai bangsa Indonesia
Di gubuk derita
Tiada berkemampuan mencukupkan nafas
Di tembok-tembok mewah
Di istana pun
Akan tiada waktu berlindung dari badai dahsyat yang tanpa disadari akan terpisahkan satu sama lain.

Tenggelam perlahan
Tenggelam bersama
Di atas pesta dan tepuk tangan
Cemohan
Hinaan

Dan pada waktunya
Dan pasti akan tiba
Ketika tarikan nafas dan hempasan tak sanggup menanggung beratnya Bumi terkoyak di mana andil di dalamnya.

Hari ini
Atau esok
Semua akan berakhir

Jejak tapak tak kan pernah hilang…
Dunia saja akan terpatri
Mati hina
Atau mati disantangi
Di mana akan selalu di kenang.

Rajut negeri
Dari Sabang sampai Marauke
Jelujur ujung lidah
Sekuat bumi terhentak
Akan bersatu dalam harmoni dari Syair … Melayu Tua harus tetap ada sampai dunia pun terkubur dalam Kalam Ilahi…

Pancoran Jakarta, 13 September 2023
Pukul
8.00

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here