Mendagri: Perpustakaan Media Penyebar Ilmu Pengetahuan

0
728
- Advertisement -

PINISI.Co.Id– Kunci dari kemajuan sebuah negara, salah satunya terletak pada Sumber Daya Manusianya yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berpengetahuan. Perpustakaan memegang peranan penting sebagai media dan sarana penggerak penyebarluasan ilmu pengetahuan kepada publik.

Demikian diungkapkan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dalam Rakornas Bidang Perpustakaan Tahun 2020 yang bertajuk, “Kebijakan Pembangunan Manusia Indonesia Melalui Peningkatan Literasi Masyarakat,” di Birawa Hall Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (25/02/20).

Menurut Tito, sebuah negara akan hebat, jika memiliki SDM yang unggul dan berkualitas. Indonesia, punya potensi besar untuk itu. Punya sumber daya alam yang melimpah. Juga angkatan kerja yang besar. Tentu jika  jumlah SDM  itu banyak yang berkualitas tinggi, ini akan jadi kekuatan besar mendorong kemajuan.

“Karena itu, SDM ini harus diinput memorinya, otaknya.

Sistem otaknya harus diisi dengan memori sebanyak-banyaknya ilmu pengetahuan. Di sini pentingnya perpustakaan, karena perpustakaan menjadi motor, “ujarnya.

- Advertisement -

Memang kata Tito, di era sekarang ini, orang bakal dengan mudah dapat pengetahuan dan informasi lewat gawai. Cukup buka Google, berselancar di Wikipedia misalnya, informasi yang dibutuhkan akan didapatkan.  Tapi tak semua orang bisa mengakses internet. Meski Presiden Jokowi sendiri bertekad untuk membuka akses, agar semua warga bisa mengakses internet.

“Tapi sekarang kan belum. Sehingga gadget belum semua dinikmati oleh semua masyarakat kita,” katanya.

Indonesia sendiri menurut Tito memiliki empat jenis society atau jenis masyarakat. Pertama adalah informatif society, yakni masyarakat informasi, yang hidupnya dari gadget. Dari teknologi informasi. Singapura adalah negara yang masyarakat jenis ini begitu banyak. Kedua  industrial society atau masyarakat industri.  Jenis masyarakat ini biasanya jadi pekerja-pekerja pabrik. Mereka memiliki budaya tersendiri, sistem norma sendiri. Ketiga, agriculture society atau masyarakat pertanian. Sebagian besar masyarakat Indonesia adalah masyarakat pertanian. Terakhir, pra agriculture society atau dalam bahasa halusnya, masyarakat pra pertanian. Mereka adalah masyrakat yang masih hidup seperti zaman dulu. Dan ini masih ada. Sebab masih ada masyarakat yang terisolasi atau mengisolasi dirinya. 

“Di sinilah kita lihat betapa pentingnya fungsi dari perpustakan, karena perpustakaan motor. Semua ilmu-ilmu itu, semua data informasi dikemas menjadi ilmu. Menjadi bidang-bidang ilmu. Kemudian bidang-bidang ilmu ini semua dikumpulkan dalam semua literatur, dalam semua organisasi, yang kita sebut dengan perpustakaan,” katanya.

Dalam konteks inilah, kata dia,  perpustakaan muncul menjadi suatu bagian penting sebagai pusat informasi dan data. Menjadi tempat bagi publik mengisi dan mengasah otak.

Menurutnya, banyak inisiatif masyarakat sendiri untuk membangun perpustakaan-perpustakaan di daerahnya karena kesadaran mereka sendiri. Tapi “the biggest power” adalah pemerintah, karena pemerintah memiliki kemampuan regulasi, kemampuan memaksa, memiliki sumber dana terbesar, dalam konteks inilah sya melihat bahwa kita perlu membangun.

“Mensosialisasikan dan membangun jaringan perpustakaan harus didorong oleh pemerintah. Tapi yang disayangkan, dari data yang belum semua daerah memiliki Dinas Perpustakaan. Ini yang  harus didorong. Perlu ada regulasi mendorong itu. Baru kemudian dukungan anggaran,” kuncinya. [Syam]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here