Kolom Fiam Mustamin
APAKAH yang dirindukan untuk selalu mengingat kampung halaman?
Mengingat kampung tanah kelahiran sendiri atau orang tua, sangat berpengaruh dengan ikatan batin/ emosional kultural seseorang.
Ada beberapa hal yang melekat dalam ingatan ketika masa kecil dan sekokah di kampung.
Utamanya kebersamaan dengan orangtua di masa bulan puasa dan Lebaran serta kebiasaan bersama ikut ke sawah, kebun dan danau.
Di Rumah Kebun/Bola DareE
SUATU kesyukuran sejak meninggalkan kampug setengah abad silam, selalu menyempatkan pulang kampung terutama di bulan puasa dan berlebaran.
Kepulangan di musim ini bertepatan dengan musim tanam jagung pakan yang saat ini sedang berbuah.
Dengan itulah saya meminta kepada adik Musseng dan Melda untuk menginap di rumah kebun / bola dareE.
Suasana di rumah kebun itu, untuk menghidupkan kenangan masa kecil ; makan dengan beras campur jagung ketam / lelu pulu, sayur daun kacang / daung pue, lauk dari kepiting sungai kecil/ bukkang calo-calo yang diulek bersama terong, tomat, lombok, kemiri dan ikan asin manggarai yang dibakar.
Alhamdulillah menu itupun masih dapat dihadirkan malam itu di rumah kebun.
Di malam hari di kebun itu di tengah hamparan jagung yang telah berbuah, telah terpasang sejumlah kaleng kaleng yang diikatkan dengan batu, dipasang keliling kebun lalu ditarik setiap saat dan menimbulkan bunyian yang ramai untuk menghalau hewan/ babi pemangsa buah jagung.
Peralatan dan dan cara tradisional itu disebut dengan Pabbettau/ Pajopajo.
Selain itu, ada anjing yang berjaga dengn penciumannya yang tajam dapat mengendus dan menggonggong bila ada hewan pemangsa itu datang dari jarak satu kilometer.
Dengan cahaya terang bulan / caraketeng, kami semalaman berjaga di beranda dan sesekali turun jalan berkeliling kebun.
Dengan semua itu, semoga menjadi perekat hubungan batin kita/ anak cucu turunan dengan tanah leluhur. Aamiin.
Legolego Bola DareE Latoppo 4 Mei 2023.
