PINISI.co.id- Peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Pondok Pesantren Al-Ikhlas, Pasarwajo, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara berlangsung dengan nuansa berbeda. Selain upacara bendera, momentum kemerdekaan juga dirayakan dengan hadirnya Tokoh Literasi Nasional, Bachtiar Adnan Kusuma (BAK), dalam sesi literasi bertajuk “Membaca Berdaya, Menulis Mengukir Sejarah.”
Acara ini dihadiri oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Bau-Bau, H. Mansyur, S.Pd., M.A., yang juga Ketua Harian Yayasan Ponpes Al-Ikhlas. Yayasan tersebut dipimpin oleh Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A., Menteri Agama RI sekaligus pendiri Ponpes Al-Ikhlas.
Dalam kesempatan itu, Bachtiar Adnan Kusuma menyampaikan ceramah literasi di hadapan 125 santri dan puluhan tenaga pengajar. Ia menekankan pentingnya menumbuhkan budaya membaca dan menulis di kalangan santri.
> “Kita membutuhkan santri yang menguasai ilmu agama, namun juga memiliki kemampuan membaca dan menulis. Contohnya Prof. K.H. Nasaruddin Umar, seorang ulama sekaligus penulis yang karyanya mendunia,” ujar BAK, penerima penghargaan tertinggi Nugra Jasadarma Pustaloka (NJDP) dari Perpustakaan Nasional RI.
BAK menempuh perjalanan sekitar 100 km dari Bandara Bau-Bau menuju Kabupaten Buton, daerah penghasil aspal terbesar di Indonesia, sebelum akhirnya tiba di Ponpes Al-Ikhlas. Kehadirannya menjadi bagian dari rangkaian perjalanan literasi yang dimulai dari Kelurahan Tolandona, Kecamatan Mawasangka, Kabupaten Buton Tengah.
Sebagai penutup, BAK menggagas lahirnya Duta Baca Santri Ponpes Al-Ikhlas Buton, yang langsung ditetapkan oleh pimpinan pesantren. Gelar perdana ini diberikan kepada Altaf, salah seorang santri Ponpes Al-Ikhlas, sebagai simbol lahirnya generasi santri literat dari Sulawesi Tenggara.
Perayaan kemerdekaan di Ponpes Al-Ikhlas ini tidak hanya menjadi momentum kebangsaan, tetapi juga penguatan tradisi literasi santri yang diharapkan melahirkan ulama-ulama kosmopolit sekaligus penulis yang menginspirasi bangsa. (Lip)