Meskipun Melandai, Kemenkes Terus Atasi Pandemi COVID-19

0
377
- Advertisement -

PINISI.co.id- Indonesia telah berjuang untuk menghadapi Pandemi COVID-19 lebih dari dua tahun sejak pertama ditemukannya pasien yang terjangkit virus SARS CoV-2 pada Maret 2020. Beragam upaya telah dilakukan untuk mengatasi penyebaran dan juga pengobatan bagi pasien yang terjangkit penyakit ini.

Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin, dalam laporan capaian kinerja 2022 menyampaikan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mengendalikan pandemi ini.

“Vaksinasi ini sudah berhasil menurunkan secara drastis kasus COVID-19 di indonesia Hal ini menunjukan bahwa program vaksinasi kita dilakukan dengan cukup efektif,” ujar Menkes Budi saat memberikan keterangan pers di kanal Youtube Kemenkes, Kamis 5 Januari 2022.

Menkes mengatakan, untuk vaksinasi Indonesia sudah masuk peringkat lima besar dunia yakni berada di bawah China, India, Amerika Serikat, dan Brazil. Pada tahun 2022 Indonesia telah memberikan sekitar 450 juta dosis vaksin yang disuntikan ke 204 juta orang dari target populasi sekitar 234 juta orang.

Indonesia, kata Menkes, memang sempat mengalami dua gelombang COVID-19 yang besar, yaitu gelombang Delta di bulan Juni-Juli 2021 dan Gelombang Omicron di awal tahun 2022. Namun dengan tingkat cakupan vaksinasi yang tinggi setelah gelombang varian Omicron, di Indonesia tidak ditemukan lonjakan kasus baru.

- Advertisement -

“Beberapa negara besar mengalami lonjakan tetapi kita di Indonesia tidak mengalami lonjakan yang berarti. Baik dari sisi kasus, hospitalisasi maupun yang meninggal,” sebut Menkes.

Menkes menambahkan, indikator penularan COVID-19 atau dikenal dengan angka reproduksi Indonesia sudah dibawah satu. Dimana angka satu artinya penularan masih terjadi satu orang menularkan satu orang lain, namun jika di bawah satu maka artinya satu orang menularkan ke kurang dari satu orang. Saat ini angka reproduksi COVID-19 Indonesia ada di 0,78 yang berarti jika ada satu orang tertular maka kemungkinan untuk menularkan ke orang lain tidak mencapai satu orang.

Selain vaksinasi COVID-19, Kemenkes juga melakukan sejumlah inisiatif untuk meredam kenaikan kasus di Indonesia. Langkah yang dilakukan berupa pemanfaatan dari sisi sains dan teknologi untuk memproses identifikasi jenis atau varian virus. Menurut Menkes, langkah ini penting karena semua lonjakan kasus yang terjadi di seluruh dunia disebabkan bukan oleh pergerakan atau mobilitas, tapi disebabkan terutama karena adanya varian baru. Sehingga, lanjut Menkes, varian-varian baru ini perlu diidentifikasi secara rutin dan diketahui pola penyebarannya seperti apa.

Tercatat pada akhir Desember 2020 Indonesia baru berhasil mengidentifikasi sekitar 140 varian baru yang dilakukan selama 9 bulan di 16 laboratorium. Kini jumlah laboratorium dan kemampuan identifikasi varian baru di Indonesia telah berkembang pesat.

”Sekarang di Desember 2022 ini, kita sudah tumbuh dari 16 lab menjadi 41 lab, dengan 56 alat. Dan kita sudah berhasil meningkatkan secara drastis kapasitas sequencing kita yang tadinya cuma 140 dalam 9 bulan, menjadi di atas 5 ribu dalam waktu sebulan,” kata Menkes.

Inisiatif lain yang dilakukan oleh Kemenkes adalah menyiapkan kebutuhan oksigen di rumah sakit dan juga bagi masyarakat yang membutuhkan. Karena ketika terjadi lonjakan kasus varian Delta, sempat terjadi kelangkaan oksigen di masyarakat. Kemenkes menggandeng berbagai pihak untuk segera mengatasi kekurangan oksigen tersebut dengan mendatangkan oksigen dari luar negeri.

Kemenkes juga membuat terobosan dengan meluncurkan layanan telemedisin bagi pasien yang positif COVID-19. Saat itu, ujar Menkes, masyarakat yang melakukan tes COVID-19 bisa langsung tahu hasilnya dan otomatis masuk ke aplikasi PeduliLindungi dan akan diperbarui statusnya untuk kemudian terhubung dengan WhatsApp dan dikirimkan kepada orang yang positif agar dapat memanfaatkan layanan telemedisin.

Saat pelaksanaan layanan telemedisin ini Kemenkes bekerja sama dengan 17 penyedia layanan telemedisin dan tersedia di 12 kota-kota besar secara gratis. Total ada sekitar 1,6 juta pasien positif COVID-19 yang menerima pesan WhatsApp untuk melanjutkan konsultasi lewat telemedisin.

”Dalam jangka waktu satu tahun ada 500 ribuan orang yang membutuhkan obat-obatan bisa kita layani dengan telemedisin, langsung dikasih tele-resep dan dikirim obatnya,” sebut Menkes.

Inovasi lainnya yang dilakukan Kemenkes selama pandemi adalah dengan menghadirkan aplikasi PeduliLindungi ketika pandemi COVID-19 yang antara lain dimanfaatkan untuk tracing dan surveilans masyarakat ketika diketahui ada warga yang positif COVID-19. (Syam)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here