PINISI.co.id- Ketua Dewan Pembina Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS), Muchlis Patahna, menegaskan bahwa secara kelembagaan KKSS kini telah menjadi organisasi yang kokoh, solid, dan diterima oleh berbagai etnis di Nusantara.
Menurutnya, peringatan HUT ke-49 KKSS menjadi momentum penting untuk merawat semangat kebersamaan sekaligus memperluas peran sosial organisasi di manapun warganya berada.
“KKSS secara kelembagaan sudah sangat kuat dan kokoh, diterima oleh semua etnis Nusantara. Ulang tahun ke-49 ini adalah momentum untuk merawat dan semakin membumi peran sosial KKSS di mana pun berada,” ujar Muchlis kepada PINISI.co.id.
Ia menilai, program-program KKSS ke depan harus benar-benar menyentuh kebutuhan warga, baik warga KKSS sendiri maupun masyarakat luas. Beberapa program strategis seperti penanganan kebencanaan dan beasiswa peningkatan sumber daya manusia (SDM) perlu terus dikembangkan agar lebih berdampak langsung.
Muchlis juga menyoroti pentingnya gagasan untuk mewujudkan sekolah unggulan KKSS, sebagai wujud kontribusi nyata dalam bidang pendidikan.
“Mewujudkan sekolah unggulan membutuhkan ide maju dan gagasan besar, tetapi pelaksanaannya tentu tidak mudah. Karena itu dibutuhkan komitmen dan konsistensi dari seluruh jajaran KKSS,” tambahnya.
Mantan Ketua Umum KKSS itu juga mengingatkan bahwa usia 49 tahun adalah tonggak kedewasaan organisasi.
“Makna KKSS berusia 49 tahun adalah tanda telah melalui jalan perjuangan panjang dan lolos dari berbagai ujian berat. Kini saatnya KKSS tampil produktif dan berperan di seluruh lini kehidupan politik, sosial, maupun keagamaan,” tegas Muchlis.
Ia berpesan agar KKSS tetap merakyat dan tidak terkesan elitis, dengan terus mendekatkan diri kepada masyarakat bawah. Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga independensi organisasi dari kepentingan politik jangka pendek.
“Kalau KKSS ingin terus eksis, harus teguh dan konsisten dengan tujuan utamanya. Hindari kesan politik praktis. KKSS harus tetap kokoh dan kuat dengan nilai-nilai Sulawesi Selatan, serta tidak terjebak dalam ritual lima tahunan politik nasional,” tutupnya. (Lif)












