Polemik Gelar Haji dan Hajja

0
782
- Advertisement -

Catatan Andi Wahida Tuan Guru Sulaiman

Anggap positif saja gelar Haji dan Hajja itu, toh leluhur itu sudah turun temurun menggunakan gelar. Bahkan di silsilah sudah pakai gelar.

Gelar Haji dan Hajja penting sebagai identitas muslim agama Rasulullah khususnya di Nusantara. Kalau di luar negeri atau tempat lain tidak penting biarkan saja.

Haji dan Hajja sudah menjadi produk budaya bangsa jika ada yang mempermasalahkan artinya ada pihak yang tidak suka pada perjalanan haji ke Tanah Suci.

Gelar Haji dan Hajja menjadi motivasi bagi orang Islam dalam menjalankan agamanya dan dalam mengais rezeki sebagai ongkos dan bekal perjalanan.

- Advertisement -

Dan Haji dan Hajja gelar bagi yang sudah susah payah menyisihkan rezekinya untuk menunaikan rukun Islam yang kelima tidaklah mudah kecuali tekad besar bagi orang yang tidak mampu.

Dan disamping itu hidayah Allah SWT, karena banyak orang mampu lebih dari cukup tetapi tidak mendapatkan hidayah untuk menunaikan ibadah haji ke Mekkah.

Jadi disini juga ada campur tangan Allah.

Tetap apresiasi kepada saudara / saudari Muslim yang berhasil menunaikan ibadah haji. Semoga ibadah mereka mabrur.

Gelar Haji dan Hajja juga menjadi gelar kontrol yang melekat pada pemiliknya untuk tidak berbuat di luar batas kehidupan sosialnya layaknya gelar bangsawan / Arung. Misalnya dia suka memfitnah tetangganya maka baik itu Bangsawan ataupun Haji dan Hajja dicap Arung bawangmi yarega Aji bawangmi mawatangssa mappetenna mappasisala.

Jadi ambil sisi positifnya saja.

Jadi patutlah kita memberikan ucapan kepada saudara muslim kita yang telah menunaikan ibadah baik itu ibadah umrah atau ibadah haji. “Selamat menunaikan ibadah umrah semoga ibadah umrahnya maqbuloh” atau “Selamat menunaikan ibadah haji semoga ibadah hajinya mabrur” Aamiin.

Sidoarjo, 11 April 2022.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here