Kolom Bachtiar Adnan Kusuma
Menjelang memasuki bulan Ramadhan, kami menulis khusus kolom percikan Ramadhan Bachtiar Adnan Kusuma, yang selanjutnya tayang setiap saat.
Di ujung bulan Syahban dan saat ini kita telah berada di pertengahan bulan Ramadhan, sembari menanti masuknya buka puasa di hari pertama Ramadhan beberapa waktu lalu, saya dan keluarga berkumpul di Rusunawa Unhas menikmati makanan sederhana ala bebek goreng, tiba-tiba teringat Dokter Alexis Carrel, salah seorang pemenang hadiah nobel di bidang kesehatan pada 1912 menegaskan bahwa sesungguhnya penyakit perut dan lambung hanya bisa diobati dengan puasa. Puasa sesungguhnya amat dahsyat mengobati berbagai macam penyakit. Selain puasa menjadi obat bagi penyakit lambung dan perut, puasa juga obat bagi darah tinggi dan rematik.
Sejujurnya, puasa adalah terapi sangat jitu mengobati segala macam penyakit. Pertanyaannya, mengapa kita tak memanfaatkan puasa dengan baik? Benarlah apa yang selama ini diamalkan oleh B.J.Habibie sejak usia 24 tahun telah melakukan puasa rutin Senin-Kamis. Demikian pula H.M.Amin Rais tokoh nasional yang gemar berpuasa senin dan kamis sekaligus shalat tahajud.
Nikmat kesehatan yang diberikan Allah adalah karunia yang harus dimanfaatkan dengan baik. Salah satunya memanfaatkan puasa dengan baik dan bermutu. Puasa selain menyebuhkan penyakit lambung dan perut, puasa juga menjadi terapi untuk menyembuhkan penyakit sosial.
Penyakit sosial adalah penyakit a sosial. Penyakit yang tumbuh dalam diri manusia karena enggan beramal sosial. Misalnya saja, penyakit malas membangun hubungan sosial dengan sesama, penyakit mementingkan diri sendiri, egois dan minus empati.
Penyakit sosial dan penyakit perut, lambung dan darah tinggi semuanya akan sembuh dengan puasa yang benar. Puasa tak sekadar seremoni ritual belaka. Tapi puasa telah menjadi hikmah bagi mereka yang melaksanakan dengan benat. Nah, apakah kita telah berpuasa yang benar? Selamat menjalankan ibadah puasa 1439 H.
Penulis, Jubir Parmusi Sulawesi Selatan