Ramadhan Datang Sebagai Pembelajaran Politik

0
124
- Advertisement -

Kolom Muchlis Patahna

Setiap kali Ramadhan datang ia hadir dalam suasana politik yang berbeda. Ini merupakan sebuah keunikan yang kalau dilihat dari perspektif agama bahwa Ramadhan merupakan warning dan peringatan kepada manusia untuk selalu mengingatkan agar hidup berjalan pada track yang benar, jalan yang yang diridhoi Allah, terjauh dari perbuatan yang bermaksiat kepada Allah dan menghindari kejahatan dan kezholiman pada manusia.
Kita saat ini dalam suasana politik kepemimpinan baru. Lazimnya sebuah pergantian pemerintahan, harapan dan aspirasi muncul dari rakyat yang dipimpin.

Dua hal tidak bisa dinafikan dari sebuah rezim yang baru memerintah. Mungkin di situ ada optimisme, dan tidak mustahil juga ada kekecewaan. Dari yang optimisme meyakini bakal ada perbaikan dalam hidup, baik ekonomi maupun demokrasi. Tetapi, dari segi yang pesimisme mungkin melihat tidak bakal ada perubahan yang berarti, mungkin saja dinilai stagnan dan bahkan mungkin melihat situasi lebih buruk dari yang sebelumnya.

Kemudian, akhir-akhir ini kita melihat suatu gejolak dalam kehidupan politik dan ekonomi, ada demo mahasiswa memprotes kebijakan pemerintah, ada peristiwa pidana munculnya korupsi dalam skala besar di perusahaan BUMN, ada soal pagar laut dan penerbitan sertifikat hak milik dan hak guna bangunan (SHM dan SHGB) yang diduga ilegal, distribusi gas 3 kg yang menyulitkan rakyat kecil, dan sooal-soal lain terkait tuntutan mengadili rezim sebelumnya yang dianggap dan diduga menyimpang.

Ramadhan tahun ini yang datang dan hadir dalam iklim politik dan ekonomi yang gunjang-ganjing tersebut, sesungguhnya mengingatkan kita semua untuk selalu melakukan mawas diri,introspeksi diri atau muhasabah. Ramadhan dengan kewajiban shiyam (puasa) selama sebulan adalah ibadah personal yang dilakukan diri sendiri. Dalam puasa manusia dilatih kemampuan mengendalikan nafsu atau keinginan diri yang tidak baik dan merusak, baik yang merusak untuk diri sendiri maupun kepada orang lain dan masyarakat. Karena itu dalam iklim politik pemerintahan baru yang berlangsung suasan pro dan kontra, puasa diharapkan menjadi self control (control diri) agar kita semua waspada dan masing-masing diri mampu mencegah untuk tidak memperturutkan nafsu yang sifatnya destruktif dan merusak, sebaliknya bisa menumbuhkan motivasi untuk berbuat kebajikian dan kebaikan bagi sesama manusia, anak bangsa dan sesama umat.

Dalam kehidupan poilitik yang sedang dinamis berbagai bentuk ketegangan sekarang ini, baik yang bersifat fisik dengan adanya demo dan unjuk rasa,maupun dalam bentuk polemik dan saling adu pendapat dan mungkin juga “hujatan” di media sosial (medsos), Ramadhan menghimbau kita untuk mampu mengendalikan diri dan menuntun diri untuk tidak larut dalam cengkraman nafsu yang merusak. Puasa tahun ini mengingatkan dan mengajarkan kita untuk berpolitik yang diridhoi Allah. Allahu’alam.

- Advertisement -

Penulis, Ketua Umum BPP KKSS 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here